Rade Krunic, Penyelamat AC Milan di Bentegodi, Pemain Multi Posisi di Skema Stefano Pioli
Rade Krunic, gelandang multiposisi AC Milan, yang gagal bersinar karena taktik Stefano Pioli
Penulis: Gigih
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Menit 64 laga uji coba AC Milan menghadapi Valencia, keributan terjadi di lini tengah.
Jose Gaya nampak sangat marah setelah menerima tackle dari pemain AC Milan.
Dan Rade Krunic tetap tidak peduli, dan meladeni amarah Jose Gaya di tengah lapangan.
Kericuhan terjadi, bahkan keduanya harus dipisahkan menghindari keributan yang lebih besar.
Lebih epiknya, Rade Krunic menjadi salah satu eksekutor penalti yang gagal di adu tos tosan pada akhir laga.
Namanya mungkin menjadi bulan-bulanan supporter, permainannya dianggap sulit mendapatkan tempat di lini tengah Milan.
Tetapi benarkah demikian?
Baca juga: Plus Minus Kekalahan AC Milan Lawan Valencia - Kessie Punya Deputi, Nasib Tak Mujur Lord Krunic
Baca juga: Ibarat Layu Sebelum Berkembang, Bakat Jens Petter Hauge Berjalan Pilu di AC Milan
Rade Krunic adalah salah satu bagian penting dari kedalaman skuad AC Milan musim lalu, 25 laga ia kemas bersama Rossonerri di Liga Italia.
Pemain asal Bosnia ini selalu siap kapanpun dibutuhkan AC Milan dan di posisi manapun.
Aslinya, Rade Krunic adalah gelandang serang, catatannya bersama Empoli cukup impresif 3 musim lalu.
Dilansir dari Opta, Krunic adalah satu dari 4 gelandang yang terlibat dalam 12 gol bagi timnya, angka itu sama dengan Joseph Ilicic, Papu Gomez dan Rodrigo de Paul.
Selain itu, ia menjadi gelandang yang paling banyak menciptakan peluang di Liga Italia dengan 40 kali.
Sedangkan kemampuannya di lini bertahan juga cukup apik meskipun tidak istimewa, dengan 32 tackle tepat, 20 intersep dan 36 duel dimenangkan.
Lalu bagaimana di AC Milan semua tidak berjalan mulus bagi pemain berusia 27 tahun ini?
Stefano Pioli menggunkan skema 4-2-3-1 di mana Krunic dipindah ke posisi pivot bersama Franck Kessie.
Ini yang menjadi fatal, ia kerap dianggap terlambat ketika transisi dari menyerang ke bertahan, dan seringkali salah dalam mengambil bola.
Ini yang terjadi ketika Milan menghadapi Valencia, Krunic salah mengambil bola dan mengenai bagian pergelangan kaki Jose Gaya.
Posisinya kemudian direbut oleh Ismael Benancer yang memang seorang gelandang bertahan, ia kalah bersaing dan lebih sering duduk di bangku cadangan.
Semua jurnalis mengritik penampilan Krunic di AC Milan, julukan 'Lord' melekat kepadanya, mirip dengan yang terjadi kepada Nicklas Bendtner di Arsenal.
Tetapi Krunic tetap menjadi bagian penting bagi AC Milan.
Baca juga: Pondasi Inter Milan Goyah, Tangan Dingin Simone Inzaghi Diuji Langsung Musim Perdana
Baca juga: Start Idaman Juventus bersama Allegri Rawan Gagal Total, Keuntungan AC Milan & Inter Petik 3 Poin
Di Bentegodi, Krunic muncul jadi penyelamat AC Milan.
Bentegodi adalah momen ketika AC Milan krisis pemain menghadapi Hellas Verona.
Banyak pemain AC Milan cidera pada awal Januari, dan memaksa Stefano Pioli melakukan tambal sulam.
Total di periode tersebut, Krunic menempati 6 posisi berbeda, dari gelandang serang, sayap kanan, kiri hingga fullback kanan.
Pemain bernomor punggung 33 ini menjadi deputi yang tepat, nyaris tidak ada celah di manapun Krunic bermain.
Yang paling monumental adalah sepakan bebasnya kala menghadapi Hellas Verona di mana mereka akhirnya menang 2-0 atas tuan rumah.
Pemain multi posisi ini sangat dibutuhkan AC Milan, dan Krunic tidak pernah mengeluhkan di manapun ia bermain.
Kemampuan lain dari Krunic yang belum muncul di Milan adalah penempatan posisinya di halfspace yang sangat krusial di Empoli.
Ketika Juventus sangat putus asa mencari gelandang halfspace sebelum mendatangkan Aaron Ramsey, Milan justru menyia-nyiakan Krunic.
Rade Krunic adalah maestro, visinya dalam penempatan posisi dan melepaskan umpan, mestinya sangat bisa dimanfaatkan AC Milan.
Tetapi Milan, mengandalkan Calhanoglu yang memiliki daya jelajah tinggi, meskipun kerap dikritik karena penempatan posisi.
Krunic sempat diisukan hengkang di awal musim lalu, tetapi Ricky Massara menolak ide tersebut dan membuat krunic bertahan di San Siro.
Dengan Stefano Pioli berencana mengubah formasinya musim depan dengan 4-4-2, mengakomodasi duet Ibrahimovic-Giroud, Krunic punya kesempatan bermain lebih banyak.
Dibandingkan Kessie, Benancer, Sandro Tonali, Krunic yang punya peluang dengan kemampuannya menjadi box to box midfielder.
Dan 'Lord' Krunic, tentu saja ingin membuktikan bahwa dirinya sangat layak bermain bagi AC Milan, dan mendapatkan tempat dalam skema Stefano Pioli.
(Tribunnews.com/Gigih)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.