"Oh ketika kompetisi ini tidak berjalan pastinya kami sama-sama di Payakumbuh sering ketemu," ungkap Jafri Sastra dikutip dari laman Sripoku.

"Joging pagi, kadang kami ngopi sama-sama."

"Di Old Star juga ketemu lagi main di Old Star, Nila Mauzar salah satu pelatih teman baik bagi saya."

"Kami sering berdiskusi tentang sepak bola, tentang kemajuan sepak bola di Payakumbuh," sambungnya.

Meski demikian, kedua pelatih ini tahu porsi masing-masing.

Ikatan persahabatan yang terjalin akan terjaga erat ketika berada di luar lapangan.

Namun ketika keduanya sudah memasuki stadion, hubungan persahabatan itu bakal ditinggalkan selama 90 menit.

"Tapi hari Jumat jam 15.15 kami sudah berbeda baju" ujar Jafri Sastra.

"Sebagai pekerja profesional kami harus besok itu diem-diem dulu 90 menit."

"Habis 90 menit baru bicara lagi," lanjutnya.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh pelatih Nil Maizar.

Mantan pelatih Timnas Indonesia ini tak mau larut dalam suasana melankolis.

Untuk itu, ia juga akan bersikap profesional kala menghadapi skuat asuhan Jafri Sastra.

Ia menjunjung tinggi sikap profesional dengan semboyan di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung.

"Ya tapi kita kan sekali lagi sama dengan Semen Padang, kita profesional, teman di luar lapangan," ucap Nil Maizar.

"Sementara di lapangan ya kita harus fight," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Guruh) (Sripoku.com/Abdul Hafiz)