Moise Kean, Solusi Menyerang & Bertahan Juventus, Gantikan Dybala, Geser Morata
Peran Moise Kean memang tidak terlalu fantastis, tetapi efektif untuk menjadi pendongkrak lini serang sekaligus defensive striker yang tak pemalas.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Dwi Setiawan
![Moise Kean, Solusi Menyerang & Bertahan Juventus, Gantikan Dybala, Geser Morata](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pemain-depan-italia-moise-kean-merayakan-setelah-mencetak-gol.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Moise Kean berhasil menjadi penentu kemenangan untuk Juventus dalam pertandingan melawan AS Roma di pekan ke delapan Liga Italia 2021/2022 pada Senin, (18/10/2021) dini hari.
Dalam pertandingan yang digelar di Allianz Stadium tersebut, berakhir dengan skor 1-0 untuk kemenangan tim tuan rumah, Juventus.
Satu-satunya gol I Bianconeri berasal dari striker baru dengan wajah lama mereka, Moise Kean.
Baca juga: Fakta Juventus Libas AS Roma - Allianz Saksi Bisu Sejarah Baru Bianconeri Atas Serigala Ibu Kota
![Penyerang Juventus, Moise Kean, merayakan gol bersama Federico Bernardeschi dalam laga pekan ke-27 Liga Italia melawan Udinese di Stadion Allianz Turin, 8 Maret 2019.](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/penyerang-juventus-moise-kean.jpg)
Baca juga: Hasil Liga Italia - Kemenangan Juventus atas AS Roma Justru Beri Inter Milan Keuntungan
Gol tersebut merupakan gol kedua Moise Kean untuk Juventus di Liga Italia. Perlahan tapi pasti, striker berusia 21 tahun tersebut mulai menunjukkan tajinya usai pulang ke pelukan I Bianconeri dari tim Liga Inggris, Everton.
Kean dibawa pulang oleh Juventus dengan misi besar, menggantikan posisi yang ditinggalkan oleh top skor mereka selama 3 musim, Cristiano Ronaldo.
"Saya tidak merasakan tekanan apa pun untuk menggantikan Cristiano Ronaldo," kata Moise Kean dikutip dari Football Italia.
"Saya hanya ingin membantu tim di mana saya berkembang dan melewati masa-masa indah,"
"Saya tidak terbebani dan hanya ingin bermain. Saya hanya merasakan tanggung jawab mengenakan seragam Juventus," tungkasnya.
Gol yang berhasil Kean sumbangkan di laga melawan tim sebesar AS Roma dapat menjadi modal untuk menambah kepercayaan dirinya bermain bersama I Bianconeri, tim yang pernah ia bela semasa kanak-kanak hingga remaja.
Juventus adalah rumah Moise Kean. Sejak usia 10 tahun, Kean mengembangkan kemampuan bermain sepak bolanya di tim akademi Juventus.
Selama menjalani karier bersama tim Juventus muda, performa Kean cukup mentereng, gelontoran gol sukses ia ciptakan, hingga berhasil menjadi top skor Campionato U-17 finals pada musim 2015/2016.
Lewat prestasinya tersebut, Kean yang saat itu masih berusia 16 tahun mendapat kontrak profesional oleh I Bianconeri pada tahun 2016.
Usai mendapatkan kontrak profesionalnya, Kean langsung diberi kesempatan untuk melakoni debut bersama Juventus.
Bermain di Allianz Stadium menghadapi Pescara, pada (19/9/2016), Kean dimasukkan Massimiliano Allegri pada menit ke-84 untuk menggantikan striker asal Kroasia, Mario Mandzukic.
Tiga hari setelah melakoni debut, Kean kembali dipercaya tampil oleh Allegri di ajang paling bergengsi di Eropa, Liga Champions.
Pemain asal Italia itu masuk di babak kedua menggantikan gelandang I Bianconeri yang saat ini bermain untuk Besiktas, Miralem Pjanic.
Gol pertama Kean untuk Juventus tejadi pada tahun 2017, saat I Bianconeri bertamu ke kandang Bologna dalam lanjutan Liga Italia musim 2016/2017.
Pemain keturunan Pantai Gading tersebut keluar sebagai pahlawan kemenangan Juventus lewat gol sundulannya di menit akhir.
Gol itu juga membuat Kean sukses torehkan rekor. Striker berpostur 182 cm tersebut menjadi pemain kelahiran tahun 2000 pertama yang mencetak gol di Liga Italia.
Kean pun mengakhiri musim pertamanya di Juventus dengan catatan empat penampilan dan satu sumbangan gol.
Sebuah torehan yang cukup lumayan untuk pemain yang melakoni debutnya pada usia 16 tahun.
Di musim selanjutnya, untuk memberi menit bermain kepada Kean, ia pun dipinjamkan I Bianconeri ke tim Liga Italia, Hellas Verona.
Bersama Verona, Kean sukses mencetak empat gol dari 19 pertandingan, sekaligus mengantarkan Verona terhindar dari jurang degradasi.
Dengan performa apik yang ditunjukkan Kean, ia dipulangkan Juventus dari masa peminjaman.
Namun kepulangannya ke I Bianconeri hanya bertahan selama satu musim.
Setelah sukses menyumbangkan tujuh gol dari 17 pertandingan salama berkostum Juventus, I Bianconeri memilih untuk melepas Kean ke Everton dengan harga 27 juta euro.
Juventus dengan terpaksa menjual Kean. Setelah gagal meraih trofi Liga Champions pada musim sebelumnya, mereka harus menyeimbangkan keuangan.
Gaji tinggi Ronaldo, dan kedatangan Matthijs de Ligt pada awal musim 2019/2020 dengan banderol 75 juta euro, membuat Fabio Paratici, yang waktu itu masih menjabat sebagai Chief Football Officer Juventus, mesti menjual pemain.
Everton yang awalnya berjanji untuk memberi menit bermain guna mengembangkan potensi Kean, justru melakukan hal sebaliknya.
Setelah pemecatan pelatih Everton waktu itu, Marco Silva, membuat karir Kean berantakan.
Pelatih pengganti Silva, Duncan Ferguson, sangat jarang memberi menit bermain kepada Kean.
Ia lebih memilih memaksimalkan Dominic Calvert Lewin di depan, tanpa mempertimbangkan kehadiran Kean dalam daftar pemain cadangan.
Kesulitan mendapatkan menit bermain bersama Everton, tak membuat ia tak laku di pasaran.
Tim sebesar Paris Saint-Germain, yang kala itu dinahkodai oleh Thomas Tuchel, meminang Kean dengan status pinjaman.
Kehadiran Kean mampu menggantikan posisi Mauro Icardi yang lebih sering berada di ruang perawatan, sekaligus melengkapi keberadaan Neymar dan Kylian Mbappe.
Bersama Paris Saint-Germain, Kean mendapatkan kesempatan bermain sebanyak 30 pertandingan dengan torehan 17 gol.
Sebuah catatan yang mentereng untuk pemain yang berada di bangku cadangan tim papan tengah Inggris.
Berhasil tampil cemerlang bersama Les Parisiens membuat nama Kean kembali diperhitungkan sebagai pemain muda paling berpotensi di Eropa.
Lantas, usainya durasi peminjaman Kean di Paris membuatnya kembali ke Inggris, bersama Everton.
Kean yang jelas tak bahagia di sana, seakan memberi kode untuk Juventus, Kean menyatakan kecintaan kepada Bianconeri.
"Saya tidak melupakan Juventus, mereka akan selalu ada di hati saya," kata Kean dilansir Sport Mediaset.
"Ini adalah tim pertama yang memberi saya debut, saya tidak akan pernah melupakannya,"
"Saya selalu menonton pertandingan (Juventus) ketika saya bisa." tungkasnya.
Dan benar saja, mimpi kean untuk kembali berseragam La Vecchia Signora dijawab oleh manajemen Juventus.
Pada hari terakhir bursa transfer, Juventus meminjam Moise Kean dari Everton selama dua tahun dan memiliki kewajiban mempermanenkan pada 2023 dengan mahar 20 juta euro.
Berposisi sebagai striker, tak membuat kean harus melulu dimainkan sebagai no 9, ia juga dapat bergerak secara dinamis untuk mengisi sisi sayap serangan, seperti apa yang ia tunjukkan bersama PSG.
Dalam pola 4-4-2 yang dimainkan Allegri saat melawan AS Roma, ia menaruh Kean di depan bersama Federicho Chiesa.
Kean disokong oleh Federicho Bernadeschi dan Juan Cuadrado yang berada di sisi kiri dan kanan penyerangan Juventus.
Di lini tengah, Manuel Locatelli dan Rodrigo Bentacur berperan sebagai gelandang jangkar yang berperan sebagai pemutus serangan lawan sekaligus pengatur tempo serangan I Bianconeri.
Formasi tersebut memang tak membuat Juventus tampil agresif, namun serangan yang mereka gencarkan mampu berjalan dengan efektif.
Dari hanya 2 shot on target yang dilakukan, I Bianconeri mampu mencetak 1 gol, tim asuhan Allegri tersebut juga mampu menciptakan 3 big changes, sedangkan Roma yang bermain lebih agresif hanya menciptakan 1 big changes.
Moise Kean bukanlah striker manja yang menunggu bola di depan, ia begitu aktif menjemput bola dari sisi sayap dan tengah.
Ia juga rajin membantu pertahanan Juventus dengan melakukan presser kepada pemain belakang dan tengah AS Roma, sebagai pemain muda ia memiliki etos kerja yang sangat baik.
Keuntungan meminta penyerang untuk turun membantu pertahanan tim adalah pemain tengah dan pemain belakang bisa lebih berkonsentrasi dalam mempertahankan bentuk pertahanan yang telah direncanakan.
Dalam beberapa situasi bertahan, Kean-lah yang bertindak sebagai presser utama pada pemain lawan yang menguasai bola.
Sedangkan para gelandang dan bek yang berada di dekatnya lebih berfungsi sebagai cover, berjaga-jaga bila lawan yang dijaga Kean mampu meloloskan diri.
Dengan cara ini, bek Juventus tidak perlu mengambil risiko untuk keluar dari posisi yang malah menyebabkan banyak celah di pertahanan.
Itulah mengapa, I Bianconeri mampu menjaga keperawanan gawangnya dari para pemain depan AS Roma yang terkenal produktif musim ini.
Nampaknya, Kean akan lebih sering turun ke lapangan untuk Juventus musim ini ketimbang Alvaro Morata.
Perannya memang tidak terlalu fantastis, tetapi efektif untuk menjadi pendongkrak lini serang sekaligus defensive striker yang tak pemalas.
(Tribunnews.com/Deivor Ismanto)