Kekalahan Juventus adalah Kekalahan yang Wajar, Allegri seperti Bermain Sulap Bersama Bianconeri
Target scudetto Juventus yang diemban kepada Allegri nampaknya akan sulit diraih musim ini jika proses adaptasi sang pelatih masih menemui jalan buntu
Penulis: deivor ismanto
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
Performa buruk Juventus musim ini tak semestinya disalahkan kepada sang juru taktik saja, jika melihat kedalaman skuat yang dimiliki Bianconeri, rasanya menjadi hal yang wajar jika mereka tak mampu berbicara banyak di liga domestik musim 2021/2022.
Sejak kepergian Cristiano Ronaldo ke Manchester United, Bianconeri tak mendatangkan striker yang sepadan dengan kualitas sang mega bintang.
Praktis, Juventus hanya memulangkan Moise Kean yang gagal di Everton serta memboyong striker muda asal Brasil, Kaio Jorge.
Hasilnya? kombinasi dari kedua pemain tersebut hanya menghasilkan dua gol untuk Bianconeri, Kean dengan sumbangan dua gol sedangkan Jorge masih nihil.
Sebenarnya, Juventus masih memiliki dua senjata lain, yaitu Alvaro Morata dan Paulo Dybala, namun, performa kedua striker tersebut juga masih angin-anginan lantaran ketahanan fisik mereka yang tak terlalu kuat.
Sejak musim lalu, Morata dan Dybala lebih banyak menghabiskan waktunya di ruang perawatan karena didekap cedera.
Hilangnya sang juru gedor asal Portugal begitu terasa bagi Juventus dalam urusan menjebol gawang lawan, sudah tiga musim sejak kedatangannya, tak ada striker lain yang mampu melewati torehan gol Cristiano Ronaldo di Juventus.
Alhasil, musim ini Bianconeri hanya mampu mencetak 14 gol dari 10 pertandingan di Liga Italia, rasio mencetak gol mereka hanya berada di angka 1.2 per pertandingan.
Praktis hanya Federicho Chiesa yang bisa diandalkan di depan, pemain berusia 23 tahun tersebut memiliki insting mencetak gol yang tinggi serta ketahanan fisik prima.
Namun, kurangnya pelayan di lini tengah juga membuat Chiesa kesulitan untuk mencetak gol secara konsisten untuk Bianconeri.
Di lini tengah Allegri tak memiliki nama mentereng, Weston Mckennie, Aaron Ramsey, Rodrigo Bentacur, Adrien Rabbiot, dan Manuel Locatelli tak terlalu memberikan kontribusi apik untuk Juventus.
Hanya nama yang disebutkan terakhir yang mampu menunjukan performa lumayan, sejak diboyong dari Sassuolo, ia menjadi jendral lapangan tengah dalam skema 4-4-2 milik Allegri. Urusan bertahan dan menyerang Juventus di lini tengah selalu mengandalkan sang pemain.
Namun, Locatelli saja jelas belum cukup, ia membutuhkan pendamping sepadan untuk membuat lini tengah Juventus tampil lebih apik dan moncer dalam urusan melayani para pemain depan Bianconeri.
Praktis hanya lini belakang Juventus yang meyakinkan, nama-nama seperti Giorgio Chiellini, Leonardo Bonucci, dan Matthijs de Ligt (seharusnya) mampu memberi rasa tenang di lini belakang.