Kekalahan Pilu Bayern Munchen dari Monchengladbach, Catatan Buruk 43 Tahun Terlahir Kembali
Untuk pertama kalinya sejak 43 tahun lalu (1978) Bayern Munchen kalah dengan selisih lima gol, terbaru dari Monchengladbach di ajang DFB-Pokal.
Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Kekalahan pilu harus dirasakan Bayern Munchen saat melawat ke markas Borussia Monchengladbach tadi malam, Kamis (28/10/2021) dini hari WIB.
Bayern Munchen takluk 5-0 dari Monchengladbach dalam ajang ronde kedua DFB Pokal Bundesliga.
Kemenangan Monchengladbach dibuka oleh Kouandio Kone saat laga baru berjalan dua menit.
Ramy Bensebani menggandakan kunggulan tim tuan rumah 13 menit berselang.
Ia kembali mencatatkan namanya di papan skor setelah mencetak gol penalti pada menit ke-21.
Monchengladbach unggul 3-0 di babak pertama, namun tak bertahan di situ, tim asuhan Adi Hutter menambah dua gol di babak kedua melalui brace Breel Embolo.
Kekalahan Bayern Munchen dari Monchengladbah menandai musim kedua secara berturut-turut mereka tersingkir dari DFB-Pokal Bundesliga di babak 32 besar.
Hasil pertandingan tadi malam juga menjadi sejarah bagi The Bavarians untuk pertama kalinya sejak 1994-1995 Bayern Munchen gagal ke babak 16 besar DFB-Pokal dalam musim kompetisi berturut-turut.
Selain itu, hasil kalah 5-0 dari Monchengladbach adalah yang pertama kalinya dalam 43 tahun.
Bayern Munchen secara mengejutkan kalah dari lawannya dengan selisih lima gol sejak menghadapi Fortuna Dusseldorf (7-1) dalam pertandingan Bundesliga tahun 1978.
Terakhir kali Bayern Munchen kebobolan lima gol atau lebih dalam satu pertandingan adalah pada November 2019, ketika Eintracht Frankfurt mengalahkan Die Roten 5-1.
Hasil tersebut menuntuk Niko Kovac ke pintu keluar bayern Munchen.
"Saya benar-benar terkejut," kata Direktur olahraga Bayern Munchen, Hasan Salihamidzic kepada ARD usai pertandingan, dikutip dari Goal Internasional.
"Kami tidak dalam pertandingan itu. Dalam setiap situasi mereka leih tanggung daripada kami," tambahnya.
Hasan mengaku kolektifitas timnya tidak seperti biasanya.
Namun ia juga membantah, hasil ini bukan perkara soal absennya Julian Nagelsman di tepi lapangan saat pertaningan karena Covid-19, melainkan banyak hal yang menyebabkan kekalahan tersebut.
"Kolektifitas kami meredup. Itu tidak bisa dijelaskan. Kami tahu betapa sulitnya selalu di Gladbach dan kami sudah mendiskusikan sebelumnya. Semuanya sulit dijelaskan, saya harus jujur," jelasnya.
"Tentu saja kami ingin pelatih (Julian Nagelsmann) berada di sana. Tetapi kekalahan itu tidak ada hubungannya dengan dia, kami tidak ada di sana untuk memenangka pertandingan.
Segala sesuatu yang bisa salah benar-benar salah. Kekalahan ini tidak ada hubungannya dengan Nagelsmann (absen)," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Sina)