Inkonsitensi Juventus, Skema Allegri Gagal Maksimalkan Dybala dan Locatelli, Masalah untuk Szczesny
Masalah Juventus di bawah Massimiliano Allegri musim ini, inkonsistensi jadi masalah di Liga Italia dan Liga Champions
Penulis: Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Ini bukanlah musim yang mudah untuk Juventus, performa mereka masih belum konsisten baik di Liga Italia ataupun Liga Champions.
Terakhir, Si Nyonya Tua harus menyerah dari tim tuan rumah Chelsea dengan skor 4-0 di Liga Champions.
Sorotan saat ini terntu tertuju kepada sang Allenatore, Massimiliano Allegri.
Juventus, sayangnya, bukan hanya kalah, tetapi secara permainan, mereka sangat sulit untuk dinikmati, dan bahan strategi yang digunkan sangat mudah dibaca.
Baca juga: Skema Ralf Rangnick di Manchester United, Potensi van de Beek & Bruno Fernandes, Alarm untuk Ronaldo
Baca juga: Ronaldo Menunggu Undian Playoff Piala Dunia Qatar 2022, Ini Profil 12 Tim Peserta Playoff Zona UEFA
Dosa, berupa kekalahan 4-0 dari Chelsea adalah buktinya, ini adalah kekalahan pertama dengan kebobolan 4 gol di Eropa sejak 2000.
Saat tu, Juventus kalah dari Celta Vigo melalui brace dari Claude Makalele, Benni McCarthy.
Sky Italia, bahkan menyebut kekalahan Juventus dari Chelsea adalah “Permainan yang tragis.”
Bayangkan, Wojciech Szczesny, harus menghadapi 21 tendangan tepat sasaran, terbanyak sejak mereka menghadapi Valencia 2 musim lalu.
"Saya tidak marah." adalah jawaban kilse Allegri, di mana ia akan selalu mencari sisi positif setiap kali timnya kalah.
“Kami memainkan babak pertama yang bagus,” bantah Allegri, mungkin dengan alasan bahwa peluang terbaik Chelsea berasal dari sepak pojok dan gol Trevor Chalobah bisa yang dianulir karena handball Antonio Rudiger.
“Ada kalanya kami terlalu banyak membuang bola dengan mencoba bermain ke depan dengan cepat,” Allegri menjelaskan. “Kami harus lebih banyak menjaga penguasaan bola.”
Bahkan gelandang Juventus gagal mencatatkan penampilan yang impresif, dengan Rodrigo Bentancur dan Locatelli mencatat tingkat penyelesaian operan masing-masing sebesar 73 persen dan 74 persen.
” Malam ini Anda melihat perbedaan antara kedua tim,” kata Szczesny.
“Saat ini Chelsea mungkin adalah tim terbaik di Eropa.”
Tidak hanya mereka juara Liga Champions, kemenangan telak dari Leicester City, akhir pekan lalu menunjukkan bahwa, bahkan tanpa Romelu Lukaku, tim ini berada dalam performa terbaik.
“Hari ini kami tidak mampu memberi ancaman untuk mereka, dan itu menyakitkan,” pungkas Szczesny.
Setelah mengalahkan Chelsea dengan 1-0 pada akhir September, Juevntus seolah mendapatkan kebangkitan, yang ternyata jauh panggang dari api.
Bermain sangat mengcewakan Derby d'Italia, dengan imbang melawan AC Milan, kemudian tumbang melalui gol di menit akhir dari Sassuolo.
Dan tentu yang menyakitkan adalah kekalahan dari Hellas Verona yang dilatih mantan asisten Andrea Pirlo, Igor Tudor.
Beberapa cara dilakukan untuk memperbaiki performa tim, salah satunya dengan mengurung pemain di J Hotel, dengan harapan memperbaiki komunikasi antar pemain dan memperbaiki permainan.
Kemenangan penting atas Fiorentina dan Lazio memang sedikit menunjukkan adanya peningkatan performa.
Tetapi, ketika Juventus menang, permainan mereka juga tidak begitu meyakinkan.
Cederanya Chiesa, Dybala, Morata dan Moise Kean membuat tim ini kehilangan identitas menyerang mereka.
Dan itu terlihat dalam statistik, dengan Juventus turun ke urutan ke-12 di Liga Italia dalam xG untuk mencetak gol melalui permainan terbuka, menurut StatsBomb.
Baca juga: Bhayangkara FC Diharapkan Paul Munster Kembali ke Jalur Kemenangan Saat Ladeni PSIS Semarang
Bonucci saat ini adalah pencetak gol terbanyak bersama tim dan dua dari tiga golnya tercipta pada akhir pekan. Keduanya penalti.
Allegri membuat mereka bermain lebih dalam bahkan daripada Salernitana yang baru saja promosi dengan pendekatan bermain dengan sernagan balik.
Allegri perlu menunjukkan sisi lain dari karakternya yaitu bermain cepat dalam memanfaatkan situasi menyerang.
Mendapatkan Dybala sebagai ujung tombak dan memaksimalkan kreatifitas dari Manuel Locatelli akan menjadi salah satu caranya.
Jika ingin tetap memasang target sebagai juara liga Italia, Juventus harus berbenah, mengngat AC Milan, Inter Milan dan Napoli, sangat menjanjikan untuk meraih Scudetto.
(Tribunnews.com/Gigih)