Kualitas Asnawi Mangkualam, Tumpuan Ansan Greeners & Timnas Indonesia, Kesayangan Shin Tae-yong
Kapten Timnas Indonesia, Asnawi Mangkualam telah resmi memperpanjang kontrak bersama klub Liga 2 Korea Selatan, Ansan Greeners.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Drajat Sugiri
TRIBUNNEWS.COM - Kapten Timnas Indonesia, Asnawi Mangkualam telah resmi memperpanjang kontrak bersama klub Liga 2 Korea Selatan, Ansan Greeners.
Pemain berusia 22 tahun itu perpanjang kontrak di Ansan Greeners hingga tahun 2023 pada Kamis (06/01/2022).
Perpanjangan kontrak yang diberikan Ansan Greeners kepada Asnawi Mangkualam jelas berdasarkan pertimbangan yang dalam oleh pihak klub.
Ansan Greeners nampaknya begitu terkesan dengan penampilan Asnawi bersama Timnas Indonesia di gelaran Piala AFF 2020.
Mereka tak segan memperpanjang kontrak eks pemain PSM Makassar itu dengan durasi 1,5 tahun.
"Dengan menjadikan dirinya sebagai starting point bagi Ansan, Asnawi Mangkualam telah menunjukkan bahwa pilihan klub tidak salah," tulis Ansan Greeners di situs resmi klub.
Baca juga: Asnawi Mangkualam Senang Bisa Tampil Bersama Pemain Senior Peserta Piala AFF 2020
Baca juga: Wow, Timnas Indonesia Incar Kroasia dan Yunani Jadi Lawan di FIFA Match Day
Ya, Asnawi Mangkualam memang menjadi pemain yang paling diandalkan Shin Tae-yong di gelaran Piala AFF 2020.
Posisinya untuk mengisi pos bek kanan Timnas Indonesia tak pernah tergantikan, ia selalu tampil dari menit pertama.
Etos kerja dan kecerdasannya dalam membaca permainan membantu taktik Shin Tae yong mengedepankan kolektivitas dan permainan cepat.
Atribut Asnawi memang begitu lengkap, ia memiliki stamina prima dan visi bermain yang ciamik.
Pengalamannya bermain di Liga Korea membuat performanya semakin matang.
Pemilik nomor punggung 14 di Timnas Indonesia ini adalah kunci dari fleksibelnya skema yang diterapkan oleh Shin Tae-yong.
Dan terbukti, berkat kepemimpinan dan daya juangnya, Timnas Indonesia telah memastikan satu tiket di partai final Piala AFF 2020.
Peran Asnawi paling terlihat kala Timnas Indonesia sukses menumbangkan Laos dan Malaysia di laga ke 2 dan 4 penyisihan Grup Piala AFF tahun ini.
Bermain dengan skema dasar 4-3-3 di babak pertama. Saat menyerang, skuat asuhan Shin Tae-yong tersebut memakai skema 3-2-4-1 atau 3-2-5.
Tae-yong berusaha menumpuk pemain Indonesia di tengah, dengan menarik Asnawi Mangkualam lebih ke dalam.
Strategi cemerlang Tae-yong membuat Asnawi tak hanya bermain sebagai bek kanan yang rajin melakukan overlap tinggi memanfaatkan kecepatannya.
Lebih dari itu, Asnawi memiliki dua peran dalam taktik yang diterapkan pelatih asal Korea Selatan tersebut, yaitu menjadi bek kanan sekaligus gelandang tengah.
Peran Asnawi itu, membuat Garuda lebih leluasa menguasai ball possesion dan membongkar fondasi pertahanan lawan.
Saat Indonesia membangun serangan, Asnawi akan naik ke tengah untuk berdiri sejajar bersama Rahmat Irianto, lalu posisinya di bek kanan diisi oleh Ridho/Fachrudin, Dewangga di tengah, dan Edo/Arhan berada di kiri.
Dalam skema tersebut, dengan kontrol bola dan teknik yang dimiliki Asnawi, ia dapat membuat lini tengah Garuda lebih kuat dan variatif.
Pergerakan Asnawi ke tengah juga membuat Indonesia unggul jumlah pemain di tengah pada fase awal serangan.
Evan Dimas/Witan dan Ricky Kambuaya sebagai gelandang bisa naik ke area yang tinggi.
Asnawi dan Rahmat Irianto mengisi lini tengah untuk membangun serangan dari bawah.
Evan Dimas dan Witan Sulaeman lebih dibutuhkan di fase akhir serangan dengan kemampuannya dalam mengirim umpan dan menciptakan peluang berbahaya.
Hasilnya pun ciamik, permainan Indonesia begitu cair dan efektif dalam membongkar pertahanan Laos dan Malaysia
Khusunya saat melawan Laos, Indonesia berhasil mendapatkan ball possesion sebanyak 68% dan passing sejumlah 588 dengan akurasi 81%.
Timnas Garuda mampu menguasai jalannya pertandingan dari menit awal hingga akhir, keunggulan jumlah pemain timnas di lini tengah membuat para pemain Indonesia dapat leluasa mengurung pertahanan Laos.
Begitu juga untuk lini depan, dengan menempatkan Dedik Setiawan sebagai striker serta diapit oleh Irfan Jaya dan Evan Dimas, Timnas Garuda bermain dengan keseimbangan dan sangat efisien.
Ketika kehilangan bola, Evan Dimas bakal turun untuk membuat Indonesia unggul jumlah di lini tengah, sementara ketika bertransisi dari bertahan ke menyerang, ia menjadi pusat serangan bersama Dedik Setiawan.
Dengan adanya Egy dan Dedik di sisi kanan dan tengah, Evan Dimas dengan mudah bisa mendistribusikan bola kepada kedua pemain yang pintar dalam mencari ruang untuk dapat dieksploitasi.
Munculnya Ricky Kambuaya dari lini kedua juga membuat serangan timnas begitu kaya, para pemain Laos dibuat kerepotan dalam menjaga kedalaman dan menjaga para pemain Garuda.
Gol keempat Indonesia adalah contohnya, Kambuaya yang bergerak menyamping memberi umpan back heels kepada Witan yang berlari menusuk.
Para bek Laos yang terlalu fokus kepada pergerakan Witan, dimanfaatkan oleh Ezra Walian yang datang secara tiba-tiba.
Ezra yang berdiri bebas dan memiliki ruang tembak, berhasil melepas tendangan akurat yang sukses merobek jala gawang Laos.
Saat melawan Malaysia, peran Asnawi yang munul ke tengah bertahan hingga babak pertama dan membuat Indonesia mampu mencetak dua gol di 45 menit pertama.
Asnawi Mangkualam memang akan selalu bermain dari menit awal, perannya begitu vital untuk membuat skema yang diterapkan Tae-yong berjalan lancar.
Asnawi muda sebenarnya adalah pemain yang berposisi sebagai gelandang bertahan, ia bergeser menjadi bek kenan berkat kejelian Indra jafri yang saat itu masih melatih Timnas U-23.
Indra berpendapat bahwa Anawi terlalu riskan jika bermain di tengah, ia teralu sering melakukan pelanggaran berbahaya yang dapat memberi kesempatan kepada lawan lewat set piece.
Berkat etos kerja dan kecepatan yang ia miliki, Asnawi pun diberi peran oleh Indra SJafri untuk bermain sebagai full back kanan.
Hasilnya pun ciamik, sempat merasa keberatan, kini, performa Asnawi telah melejit hingga akhirnya membawa dirinya bermain di kasta kedua Liga Korea bersama Ansan Greeners FC dan menjadi tumpuan Timnas Indonesia.
"Saya sempat menolak. Saya merasa tidak bisa dan belum pernah bermain di posisi itu (bek kanan),” kata Asnawi dilansir laman PSSI pada 17 Mei 2020.
"Pelatih Indra Sjafri selalu memberikan motivasi untuk saya. Akhirnya memang saya dicoba terus-menerus di posisi baru," lanjutnya.
Ditambah kehadiran Shin Tae-yong dalam kursi kepelatihan Timnas Indonesia pun membuat ia menjadi pemain versatile.
Asnawi bermain di dua posisi sekaligus dalam satu pertandingan, yaitu sebagai full back dan seorang gelandang bertahanan.
Shin Tae-yong paham betul bagaimana memanfaatkan atribut yang Asnawi miliki. Pemain berusia 24 tahun itu pun terus berkembang hingga menjadi pemain dengan performa terbaik di piala AFF.
Kini, berkat penampilan gemilangnya bersama Timnas Indonesia, Asnawi kembali dipercaya untuk menjadi bagian Ansan Greeners hingga tahun 2023.
(Tribunnews,com/Deivor)