Hialngnya Karakter Manchester United, Ujian Rangnick, Performa Bruno & Rashford, Pengorbanan Cavani
Kesulitan Ralf Rangnick di Manchester United, dengan skema baru, turunnya permainan Bruno Fernandes dan Marcus Rashford jadi sorotan
Penulis: Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Situasi yang tidak mudah di kubu Manchester United saat ini, terlebih dengan masalah internal dan rentetan hasil kurang memuaskan di beberapa laga terakhir.
Ralf Rangnick yang dianggap sebagai juru selamat, nampak masih membutuhkan waktu untuk membenahi skuadnya, terlebih gaya bermainnya yang membutuhkan adaptasi dari pelatih sebelumnya, Ole Gunnar Solskjaer.
Situasi tidak lebih mudah ketika beberapa pemain senior dikabarkan tidak puas dengan Ralf Rangnick, beberapa bahkan mengancam keluar dari Old Trafford di bulan Januari.
Uniknya, Ralf Rangnick menanggapi dingin dari apa yang terjadi, bahkan di press conference jelang laga Piala FA melawan Aston Villa, Pria asal Jerman ini tidak menanggapi apa yang terjadi, karena filosofinya adalah membentuk karakter tim dan tidak hanya soal individu.
Kata kunci 'karakter' adalah yang sedang menghilang di ruang ganti Manchester United.
Baca juga: Serangan Balik Rangnick ke Pemain Manchester United, Cristiano Ronaldo cs Diminta Profesional
Baca juga: Situasi Manchester United Berantakan, Cristiano Ronaldo Dilabeli Benalu Utama Setan Merah
Di laga melawan Wolves, semua sepakat bahwa tim tamu bermain lebih baik dibandingkan Manchester United.
Setan Merah tidak mampu berbuat banyak, mereka terus menerus ditekan oleh Wolves, dan tidak ada alasan untuk Manchester United bermain seburuk itu.
Mereka menurunkan semua skuad terbaik yang mereka miliki: Cristiano Ronaldo, Jadon Sancho, Edinson Cavani hingga Raphael Varane.
Minimnya karakter di kubu Manchester United sangat tercermin dari komentar Luke Shaw yang menyebut timnya tidak bersatu dan bermain sebagai 11 individu bukan tim.
Sangat ironis, melihat materi pemain yang dimiliki Manchester United, terlepas dari hasil buruk melawan Wolves, United memang benar-benar bermasalah.
Dan akan selalu ada kambing hitam dari setiap kekalahan Manchester United, mulai dari absennya Harry Maguire dan Paul Pogba, buruknya performa Bruno Fernandes dan Marcus Rashford atau bagaiman tim dianggap terlalu Ronaldo sentris.
Melihat adanya pemberontakan di ruang ganti kepada Ralf Rangnick benar-benar menunjukkan bahwa tim kehilangan arah, dan lebih memilih menyalahkan satu sama lain dibandingkan solusi.
Menariknya, ini sudah diprediksi Roy Keane ketika Solskjaer menjabat sebagai pelatih kepala Manchester United.
“Saya tidak jatuh untuk hal-hal yang mengatakan bahwa mereka sekarang akan bermain bagus. Ini adalah pemain yang sama yang melemparkan Mourinho di bawah bis dan mereka akan melakukan hal yang sama kepada Ole.
"Macan tutul tidak mengubah tempat mereka.
"Ada terlalu banyak gertakan di klub ini untuk membawa United kembali ke puncak.
“Fakta yang kami katakan United akan berada di urutan keempat menunjukkan bagaimana standar telah turun dan mereka jatuh bebas, di dalam dan di luar lapangan.” ujar Roy Keane pada 2019.
Sejatinya, tidak adil hanya menyalahkan Ralf Rangnick yang mengandalkan skema 4-2-2-2.
Permainan ini sangat perlu adaptasi, karena pemain dituntut bermain dengan intensitas yang konsisten selama 90 menit.
Rangnick saat ini lebih banyak memainkan dua pemain di posisi nomor 10, yakni duo Jadon Sancho dan Mason Greenwood, semuanya berjalan baik.
Baca juga: Rudiger & Azpilicueta Kompak soal Perpanjangan Kontrak, Chelsea Makin Bingung
Bahkan duet Cristiano Ronaldo dan Edinson Cavani juga sejatinya tidak mengecewakan, justru kedua pemain terdepan ini menjadi dua pemain yang bekerja keras.
Di babak kedua melawan Wolves, mengetahui bahwa United sulit mendistribusikan bola ke depan, Edinson Cavani memilih menjemput bola, sedangkan Ronaldo, juga mengalah dengan bermain melebar untuk mempermudah Jadon Sancho.
Tetapi, ketika United kebobolan, tidak ada satupun pemain yang bisa mengubah permainan, sedangkan Rangnick sudah melakukan beberapa perubahan termasuk memainkan Rashford dan Bruno Fernandes.
Hasilnya, justru keduanya bermain sangat buruk, dan tidak bisa berbuat banyak untuk menghidupkan permainan United.
Ralf Rangnick hanyalah sebuah mitigasi dari bencana Manchester United, sebelum kedatangan Manajaer baru di akhir musim.
Sangat merugikan bagaimana pemain Manchester United bermain begitu buruk di laga melawan Wolves, dan tentu saja, akan selalu ada kambing hitam di setiap kekalahan Manchester United.
Rangnick tentu menyadari hal ini, dan kerja keras harus ia lakukan untuk mengubah situasi sekaligus memperbaiki bagaimana Manchester United benar-benar berantakan di musim ini.
(Tribunnews.com/Gigih)