Ralf Rangnick Butuh 6 Laga untuk Lihat Wajah Asli Manchester United
Manchester United masih berkutat dalam situasi kurang menyenangkan meski sudah ditangani oleh pelatih baru dalam sosok Ralf Rangnick.
Penulis: Guruh Putra Tama
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Ketika Ralf Rangnick memutuskan menerima tawaran Manchester United menjadi pelatih, ia membuat beberapa syarat.
Satu di antara syarat tersebut adalah ia akan membutuhkan waktu untuk menjadikan Manchester United bisa bermain seperti Liverpool atau Chelsea.
Rangnick memang bertujuan membuat Setan Merah bisa bermain atraktif, menekan, dan bertahan dengan sama baiknya.
Ciri khas permainan tim akan terletak pada pressing tinggi yang menjadi ide andalan Ralf Rangnick.
Ide tersebut mendapat sambutan positif dari para penggemar.
Fans MU sepertinya sudah bosan dengan permainan pragmatis Setan Merah dalam beberapa musim ini.
Mereka ingin melihat tim kesayangannya bermain dengan identitas yang jelas dan kuat.
Baca juga: Rekap Hasil Piala FA Tadi Malam: Chelsea & Leicester Perkasa, Kejutan Nasib Newcastle United
Baca juga: Serangan Balik Rangnick ke Pemain Manchester United, Cristiano Ronaldo cs Diminta Profesional
Selama hampir 20 tahun, tepatnya di era Sir Alex Ferguson, Manchester United tak kesulitan menyalurkan bola ke kotak penalti.
Apapun yang terjadi, bola harus sampai terlebih dahulu di kotak penalti lawan.
Setelah itu, para pemain akan berusaha keras untuk mencetak gol dari dalam kotak 16 besar.
Ralf Rangnick sejatinya punya ide yang tak jauh berbeda.
Intinya, ia ingin melihat tim asuhannya berani dan mampu mengolah bola di sekitar kotak penalti lawan.
Namun, cita-cita pelatih 63 tahun tersebut perlahan-lahan memudar.
Rangnick hanya membutuhkan enam laga saja untuk menjadi saksi betapa berantakannya Manchester United saat ini.
Kekalahan melawan Wolves di Liga Inggris seakan jadi pintu gerbang sang pelatih menuju akar masalah tim.
Di matanya, kondisi kebugaran para pemain masih berada di bawah standard yang ia inginkan.
Lumrah baginya jika ia langsung meningkatkan intensitas latihan tim.
Hal tersebut rupanya tak disambut baik oleh para pemain.
Beberapa punggawa MU merasa frustasi dengan pola latihan dan taktik yang diterapkan Rangnick.
Mereka menganggap Rangnick terlalu fokus untuk menerapkan cara bertahan yang baik.
Para pemain kabarnya ingin mendapat arahan lebih detail soal taktik menyerang ke pertahanan lawan.
Perbedaan cara pandang itulah yang masih menjadi kendala.
Memang, misi besar Rangnick adalah memperbaiki performa tim secara kesuluruhan.
Akan tetapi, ia pastinya punya pola tersendiri untuk melakukan hal tersebut.
Baca juga: Kisruh Ruang Ganti Manchester United Seret 11 Pemain, Musibah atau Berkah?
Pelatih asal Jerman itu fokus untuk memperbaiki pertahanan terlebih dahulu.
Bukannya tanpa sebab hal itu terjadi.
Sebab dalam pekan-pekan terakhir Ole Gunnar Solskjaer melatih, MU rata-rata kebobolan sekira 1,7 gol per pertandingan.
Rangnick langsung memangkas jumlah tersebut ke angka sekira 0,5 gol saja.
Memang ada harga yang harus dibayar untuk itu.
Ia masih belum terlalu fokus untuk mengembangkan pola penyerangan tim.
Harapannya, Rangnick bisa segera mengakhiri drama dengan para pemain dan mulai menuai hasil lebih positif lagi di atas lapangan.
(Tribunnews.com/Guruh)