Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Everton, Kesempatan Kedua Frank Lampard Melepas Predikat Pelatih Pecundang

Legenda Chelsea, Frank Lampard tinggal selangkah lagi untuk kembali meneruskan karir kepelatihannya.

Penulis: deivor ismanto
Editor: Husein Sanusi
zoom-in Everton, Kesempatan Kedua Frank Lampard Melepas Predikat Pelatih Pecundang
John Walton / POOL / AFP
Pelatih kepala Chelsea Inggris Frank Lampard memberi isyarat di pinggir lapangan selama pertandingan sepak bola Liga Utama Inggris antara Chelsea dan Aston Villa di Stamford Bridge di London pada 28 Desember 2020. 

TRIBUNNEWS.COM - Legenda Chelsea, Frank Lampard tinggal selangkah lagi untuk kembali meneruskan karir kepelatihannya.

Setelah sebelumnya dianggap gagal bersama Chelsea, kini tawaran untuk menjadi juru taktik hadir dari tim asal kota Merseyside, Everton.

Dilansir Sky Sports, pihak Everton telah secara resmi memberikan tawaran kepada Frank Lampard yang sedang menganggur usai dipecat dari kursi kepelatihan The Blues musim lalu.

Sodoran kontrak pun tengah dipersiapkan manajemen The Toffes untuk meminang juru taktik berusia 43 tahun itu.

Kini keputusan berada di tangan Lampard, bergabung bersama Everton bisa menjadi batu loncatan bagi dirinya untuk membuktikan bahwa ia bukanlah pelatih pecundang.

Pelatih kepala Chelsea Inggris Frank Lampard memberi isyarat selama pertandingan sepak bola Liga Utama Inggris antara Leicester City dan Chelsea di Stadion King Power di Leicester, Inggris tengah pada 19 Januari 2021.
Pelatih kepala Chelsea Inggris Frank Lampard memberi isyarat selama pertandingan sepak bola Liga Utama Inggris antara Leicester City dan Chelsea di Stadion King Power di Leicester, Inggris tengah pada 19 Januari 2021. (Rui Vieira / POOL / AFP)

Baca juga: Kabar Liga Inggris: Everton Diambang Zona Degradasi, Frank Lampard Segera Jadi Juru Selamat

Baca juga: Liga Inggris: Sikap Tegas Legenda MU, Wayne Rooney Tolak Pinangan Klub Sekota Liverpool

Faktanya, pelatih lokal asal Inggris memang dipandang sebelah mata oleh berbagai khalayak dan tim-tm besar.

Di tim big six saja, tak ada satupun yang ditangani oleh pelatih asli asal Inggris. 

Berita Rekomendasi

Sebenarnya, asa untuk menghadirkan pelatih lokal hebat pernah terlahir dalam diri Frank Lampard.

Di musim 2019/2020, pelatih muda berusia 43 tahun tersebut dipercaya untuk menukangi bekas tim yang membesarkan namanya, Chelsea.

Musim pertamanya bersama Chelsea berjalan begitu meyakinkan, ia berhasil membawa The Blues untuk finish di peringkat empat klasemen Liga Primer Inggris.

Ia juga menjadi pelopor tim yang berkandang di Stamford tersebut untuk mengorbitkan pemain-pemain muda.

Nama-nama seperti Mason Mount, Tammy Abraham, dan Fikayo Tomori adalah deretan pemain muda yang ia bawa pulang dari masa peminjaman untuk mendapatkan tempat mengisi skuat inti The Blues.

Debut Lampard yang meyakinkan tersebut, membuat Roman Abrahamovic semakin percaya dengannya.

Untuk menaungi Liga Primer Inggris musim 2020/2021, Abrahamovic menggelontorkan dana sebesar 200 juta euro atau sekitar 3,2 triliun rupiah sebagai modal belanja pelatih asal Inggris itu.

Namun, hal tersebut justru menjadi bencana untuk Lampard.

Nama-nama besar yang ia boyong tak mampu ia kombinasikan dengan skuat muda miliknya.

Alhasil, Chelsea dibawanya tercecer di papan tengah Liga Primer Inggris hingga pekan ke-13.

Kondisi tersebut membuat Abrahamovic geram dan memecatnya pada bulan Januari untuk digantikan oleh juru taktik asal Jerman, Thomas Tuchel.

Dipecatnya Frank Lampard membuat asa untuk pelatih lokal dapat membawa pulang gelar Liga Primer Inggris pun pupus.

Sudah berjalan 23 pekan, Sudah ada delapan pelatih Liga Inggris yang dicopot dari kursi kepelatihannya.

Diantaranya adalah Xisco Munoz (Watford), Daniel Farke (Norwich), Nuno Espirito Santo (Tottenham), Steve Bruce (Newcastle), Dean Smith (Aston Villa), Ole Gunnar Solskjaer (Man United), Rafael Benitez (Everton), dan Claudio Ranieri (Watford).

Yang menjadi pelik, dua dari delapan nama yang disebutkan (Steve Bruce dan Dean Smith) merupakan pelatih yang berstatus sebagai juru taktik lokal asal Inggris.

Pelatih kepala Newcastle United Inggris Steve Bruce menyaksikan pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Newcastle United dan Crystal Palace di St James 'Park di Newcastle upon Tyne, Inggris timur laut pada 2 Februari 2021.
STU FORSTER / POOL / AFP
Pelatih kepala Newcastle United Inggris Steve Bruce menyaksikan pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Newcastle United dan Crystal Palace di St James 'Park di Newcastle upon Tyne, Inggris timur laut pada 2 Februari 2021. STU FORSTER / POOL / AFP (STU FORSTER / POOL / AFP)

Dilansir Transfermarkt, dengan dipecatnya mereka, hanya ada empat nama saja yang merupakan orang asli Inggris dalam daftar 20 pelatih yang berlaga di Liga Primer Inggris musim 2021/2022.

Nama-nama tersebut adalah Howe Eddie (Newcastle United), Sean Dyche (Burnley), Graham Potter (Brighton and Hove Albion), dan Steven Gerrard (Aston Villa).

Nama-nama yang disebutkan di atas, praktis hanya menangani klub-klub papan tengah dan bawah Liga Inggris. Artinya, pelatih lokal di sana memang tak diperhitungkan untuk menjadi sosok pelatih yang mumpuni.

Lebih buruknya, sampai detik ini, tidak ada satu pun pelatih asal Inggris yang berhasil membawa timnya menjuarai Liga paling kompetitif di eropa tersebut.

Fakta itu berbanding terbalik dengan empat liga top eropa lainnya.

Musim lalu saja (2020/2021) para peraih gelar di Serie A, La Liga, Bundesliga hingga League 1, berhasil diraih oleh tim yang dinahkodai oleh pelatih-pelatih lokal.

Inter Milan bersama Antonio Conte, Atletico Madrid bersama Diego Simeone, Bayern Munchen bersama Hans-Dieter Flick, dan Lille OSC bersama Christophe Galtier.

Tim-tim elit di Liga Primer Inggris lebih mempercayakan timnya untuk ditukangi oleh pelatih asing, juru taktik asal Jerman menjadi yang paling favorit.

Sebenarnya, pelatih lokal Inggris pernah berjaya pada musim 1991/1992.

saat itu, Liga teratas di Negeri Ratu Elizabeth berhasil dimenangkan oleh Leeds United yang dinahkodai oleh juru taktik lokal bernama, Howard Wilkinson.

Saat itu, liga nomor satu di Inggris masih bernama First Division, barulah di musim 1992/1993 Liga Primer Inggris mulai digelar. Dan setelahnya, tak ada lagi pelatih lokal disana yang berhasil meraih kejayaan.

Gagalnya Lampard di Chelsea musim lalu, dan didepaknya Steve Bruce dari kursi kepelatihan Newcastle United musim ini membuat citra pelatih lokal Inggris semakin buruk.

Klaim sebagai liga paling kompetitif dan terbaik di dunia tak membuat Inggris mampu menghadirkan pelatih lokal elite yang namanya diperhitungkan.

Nama Frank Lampard dan Steven Gerrard pun diharapkan mampu menularkan karir cemerlangnya semasa bermain ke karir kepelatihan mereka.

Lampard memang dianggap gagal bersama Chelsea, namun di usianya yang baru menginjak 43 tahun serta pamornya sebagai gelandang hebat semasa masih bermain membuat Everton begitu tertarik untuk mendatangkannya.

Eks pelatih Derby County itu dianggap menjadi sosok yang tepat untuk menyelamatkan Everton yang hanya berjarak 4 angka dari zona degradasi.

Ya, menarik dinanti apa yang akan diputuskan Lampard selama beberapa jam ke depan.

Yang pasti dirinya memang layak untuk mendapatkan kesempatan kedua dalam karir kepelatihannya di Liga Inggris.

Bukan tidak mungkin, dengan skuat Everton yang banyak diisi dengan nama-nama mentereng, ia mampu membawa The Toffes tampil bertaji di musim ini dan menyodok papan atas Liga Inggris.

(Tribunnews.com/Deivor)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Liverpool
13
11
1
1
26
8
18
34
2
Arsenal
13
7
4
2
26
14
12
25
2
Chelsea
13
7
4
2
26
14
12
25
4
Brighton
13
6
5
2
22
17
5
23
5
Man. City
13
7
2
4
22
19
3
23
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas