Kans Juara Timnas Indonesia di Piala AFF U-23: Genjot Atribut Pemain Timnas Senior & Bocah 17 tahun
Ronaldo Kwateh dan Alfeandra Dewangga adalah dua pemain yang diprediksi akan 'menggendong' Timnas Indonesia di Piala AFF U23 tahun ini.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Drajat Sugiri
TRIBUNNEWS.COM - Tinggal lima hari lagi Timnas Indonesia U-23 asuhan Shin Tae-yong akan berlaga di Piala AFF U-23 2022.
Tepatnya, Pratama Arhan dan kolega akan berjuang di kompetisi se-Asia Tenggara itu pada 14 hingga 26 Februari 2022 mendatang.
Timnas Indonesia menjadi tim yang paling difavoritkan untuk mengangkat trofi Piala AFF U-23 tahun ini.
Lantaran daftar skuat yang dibawa Shin Tae-yong berisi nama-nama mentereng yang sebelumnya telah bermain di Piala AFF 2021 lalu.
Nama-nama seperti Alfeandra Dewangga, Rizky Ridho, Pratama Arhan, Rachmat Irianto, Syahrian Abimanyu, hingga Hanis Shagara adalah pemain yang dibawa Shin Tae-yong kala Garuda meraih posisi runner up di Piala AFF 2021.
Artinya, Shin Tae-yong tak perlu pusing-pusing untuk menerapkan taktik andalannya sama seperti yang ia jalankan bersama Timnas Senior di Piala AFF 2021 lalu.
Baca juga: Timnas U-23 Indonesia Patok Juara Piala AFF U-23, Shin Tae-yong Masih Ajari Latihan Passing Dasar
Baca juga: Delapan Jebolan Piala AFF Perkuat Timnas U-23 Indonesia, Ini Ulasan Minder Media Vietnam
Shin Tae-yong bisa saja mempertahankan kebiasaannya di Piala AFF sebelumnya dengan menerapkan taktik bunglon, alias melakukan kontra strategi di setiap laga guna mengecoh lawan.
Di Piala AFF lalu, total, Shin Tae-yong bermain menggunakan 4 sistem yang berbeda, yaitu 3-4-3, 4-2-3-1, 4-4-2, dan skema ala Guardiola dengan bentuk 4-1-4-1.
Alfeandra Dewangga adalah pemain yang diprediksi akan menggendong Timnas Indonesia di Piala AFF U-23 ini.
Pemain milik PSIS Semarang tersebut adalah tipikal versatile, ia mampu bermain di 3 posisi dengan sama baiknya.
Yaitu sebagai bek tengah, Gelandang bertahan, dan bek kiri, atribut dan etos kerja yang ia miliki memudahkanya untuk bermain di beberapa posisi dengan maksimal.
Dewangga akan menjadi arwah dari gaya bermain yang Shin Yae-yong di pertandingan-pertandingan Timnas Indonesia pada Piala AFF U-23 mendatang.
Etos kerja dan visi bermainnya yang apik membuat Tae-yong memiliki ide untuk memberi transformasi posisi kepada dewangga untuk menjadi seorang gelandang.
Bermain di posisi tersebut, Dewangga sukses menyumbangkan satu assist kala Indonesia menumbangkan Laos di partai kedua Penyisihan grup Piala AFF 2021.
Bergerak dari tengah, Dewangga yang memiliki banyak opsi memilih untuk memberi umpan terobosan kepada Evan Dimas yang lolos dari jebakan offside.
Dengan tenang, jebolan Timnas u-19 era Indra Sjafri itu membobol gawang kiper Laos lewat celah dua kaki alias kolong.
Ya, Dewangga adalah versatile, keserbabisaannya membuat Tae-yong tak pusing jika ingin melakukan kontra strategi di setiap pertandingannya.
Saat bermain dengan pakem 3 bek, dewangga akan menjadi pivot di area paling belakang, ia bertugas sebagai pengatur serangan paling awal Timnas Indonesia.
Kemampuan passing serta visinya memudahkan Dewangga untuk memberi rasa aman di jantung pertahanan Garuda.
Lalu, saat dirinya bermain sebagai gelandang bertahanan dalam pakem 4-2-3-1 yang diterapkan Tae-yong.
Pemain berusia 20 tahun itu bertugas sebagai pivot yang rajin memberi through pass kepada barisan penyerang Timnas Indonesia.
Ia juga menjadi orang pertama yang menghalau serangan lawan transisi dari menyerang ke bertahan.
Tak ada yang mengira bahwa Dewangga dapat tampil secemerlang itu, usianya baru 20 tahun, pengalaman berkompetisi di Liga pun juga sedikit.
Namun, berkat kepercayaan dan polesan Shin Tae-yong membuat Dewangga melejit dan menjadi salah satu pemain terbaik di gelaran Piala AFF lalu.
Itu dari lini tengah dan belakang, Alfeandrea Dewangga sudah jelas akan menajdi tulang punggung bagi Timnas Indonesia di gelaran Piala AFF U23.
Di lini depan, Garuda memiliki striker 17 tahun yang memiliki atribut lengkap untuk menjadi goal getter sekaligus jembatan bagi taktik Shin Tae-yong.
Adalah Ronaldo Kwateh!
Nama Ronaldo Kwateh tercetak dalam sejarah sebagai pemain paling muda yang melakoni debutnya bersama Timnas Senior.
Pemain keturunan Afrika itu melakoni debut di usia 17 tahun 3 bulan delapan hari.
Ya, meski masih berusia sangat muda, namun ia mampu menunjukkan performa yang begitu menarik perhatian.
Kwateh sangat tenang dalam menguasai bola, visi bermainnya juga cukup ciamik untuk mencairkan pola serangan Timnas Garuda di seperti akhir.
Dalam urusan menyerang, kemampuan Ronaldo Kwateh sudah sangat jelas dapat diandalkan.
Kelebihan utama Kwateh terletak pada teknik individunya, Ia memiliki kemampuan dribel yang bagus saat melakukan penetrasi ke area pertahanan lawan.
Ia memberi daya ledak dalam penyerangan Timnas Indonesia, pemain berusia 17 tahun tersebut beberapa kali mengancam pertahanan Timor Leste di laga uji coba pada 27 & 30 Januari lalu lewat kecepatan dan kemampuan dribelnya.
Kwateh tidak ragu menerobos atau meliuk-liukkan badan meski ada dua pemain lawan mengadang, jika lawan merebut bola yang berada di kakinya, ia tak segan mengejar untuk mendapatkannya kembali.
Ia juga punya kelebihan dalam penempatan posisi ketika tim dalam fase transisi bertahan dan fase menyerang, itu sangat berguna untuk Timnas Indonesia guna melakukan serangan balik.
Dengan usianya sekarang, Ronaldo Kwateh juga sudah mampu memerlihatkan ketenangan dalam menjalani partai penting untuk Timnas Indonesia.
Dengan apa yang sudah ditunjukkan oleh Ronaldo tadi malam, sepertinya Shin Tae-yong akan lebih sering menaruh Ronaldo sebagai penyerang tengah menggeser Dedik Setiawan yang tampil melempem.
Insting mencetak gol Ronaldo Kwateh sangat buas, penilaian itu bersumber dari kontribusinya yang selalu sukses mencetak gol kala Timnas U-18 melakoni laga di Turki.
Pada pertandingan pertama ketika skuad Garuda Nusantara menang 3-1 atas Antalyaspor, Minggu (21/11/2021), Ronaldo sukses mencetak dua gol.
Anak kandung dari Roberto Kwateh itu kembali mencetak dua gol pada laga uji coba kedua kontra Alanyaspor, Rabu (24/11/2021), yang berakhir dengan skor 4-0.
Kemudian pada uji tanding terakhir menghadapi MMK Football Club, Sabtu (27/11/2021), Ronaldo sukses mencetak satu gol.
Namun, bersama Timnas Indonesia senior ia tak hanya diperankan sebagai pencetak gol, namun juga sebagai pelayan yang memberi ruang untuk lini kedua.
Ronaldo Kwateh memainkan peran sebagai pemain yang berdiri di antara barisan gelandang dan barisan pertahanan lawan.
Ia juga bebas bergerak untuk mengisi lini kiri dan kanan Timnas Garuda.
Peran ini memberikan dua keuntungan bagi skema yang diusung oleh Shin Tae-yong.
Yang pertama, adanya Ronaldo Kwateh di posisi tersebut membuat jarak antar lini Timnas Garuda tidak terlalu jauh, ia menjadi jembatan antara lini tengah dan depan Garuda.
Yang kedua, Ronaldo memberikan ruang bagi Ricky Kambuaya dan gelandang Timnas lainnya untuk merangsek masuk ke dalam kotak penalti lawan.
Gol dari Ricky Kambuaya ke gawang Timor Leste merupakan hasil dari kerja Ronaldo, mendepatkan bola di sepertiga akhir.
Ronaldo memutuskan untuk tak melakukan dribel ataupun shooting, ia justru memberi umpan sekali sentuhan kepada Kambuaya yang berlari dari lini tengah.
Dengan spekatakuler, Kambuaya yang memiliki tendangan keras sukses merobek jala gawang Timor Leste dengan sontekan kaki kirinya.
Kemampuan Ronaldo Kwateh mencari celah pertahanan lawan begitu baik, pergerakannya begitu cair di depan.
Pemain yang baru berusia 17 tahun itu adalah jawaban dari keringnya striker berkualitas Timnas Indonesia sepeninggalan Bambang Pamungkas.
Ya, Ronaldo Kwateh dan Alfeandra Dewangga adalah dua pemain yang diprediksi akan 'menggendong' Timnas Indonesia di Piala AFF U23 tahun ini.
Bukan tidak mungkin dengan atribut spesial kedua pemain tersebut mampu mengantar Shin Tae-yong meraih trofi pertamanya sejak melatih Timnas Indonesia.
(Tribunnews.com/Deivor)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.