Standar Ganda FIFA & UEFA Disorot, Beda Sikap Soal Rusia-Ukraina dan Israel-Palestina
FIFA dan UEFA seolah merem terhadap aksi Israel terhadap Palestina namun bereaksi keras terhadap aksi Rusia ke Ukraina. Standar ganda yang memuakkan.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Standar Ganda FIFA & UEFA Disorot, Beda Sikap Soal Rusia-Ukraina dan Israel-Palestina
TRIBUNNEWS.COM - Sikap badan sepakbola dunia, FIFA dan asosiasi sepakbola Eropa, UEFA mendapat sorotan terkait sikap dan standar ganda yang mereka terapkan atas hal-hal yang terjadi di luar sepakbola.
Diketahui, FIFA dan UEFA memberikan sikap mereka terhadap invasi militer yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina.
Sikap itu mereka tuangkan lewat sejumlah keputusan yang memberi sanksi terhadap federasi sepakbola Rusia beserta klub-klubnya dari kepesertaan di kompetisi sepakbola yang mereka selenggarakan.
Baca juga: Rusia Serbu Ukraina, Abramovic Diusir dari Chelsea, Rugi Hingga Rp 9,7 T, The Blues Dilego?
Lewat pernyataan resminya, FIFA menghukum Rusia dengan mengeluarkan mereka dari kepesertaan Piala Dunia.
Atas sanksi itu, Timnas Rusia tidak bisa melanjutkan kiprah mereka di Kualifikasi Piala Dunia 2022.
Baca juga: Ukraina Diserbu Rusia, Juara Tinju Kelas Berat Pulang Kampung Bela Negara, Klitschko Siap Bertarung
Rusia juga harus berhenti berkompetisi di Kualifikasi Piala Euro Wanita 2022.
Secara keseluruhan, FIFA menjatuhkan lima sanksi untuk Rusia.
Berikut adalah rincian sanksi FIFA untuk Rusia akibat invasi ke Ukraina dikutip dari Footbal Time:
- Rusia dilarang menjadi tuan rumah kompetisi sepakbola internasional di bawah naungan FIFA
- Pertandingan kandang timnas Rusia harus dipindahkan ke tempat netral dan digelar tanpa penonton
- Rusia dilarang bertanding atau berkompetisi dengan nama "Rusia". Sebagai gantinya, timnas Rusia harus menggunakan nama "Football Union of Russia (RFU)"
- Bendera Rusia tidak boleh dikibarkan dalam pertandingan yang diikuti perwakilan asosiasi sepak bola Rusia dan diganti dengan logo asosiasi Rusia.
- Lagu kebangsaan Rusia tidak boleh diputar dalam pertandingan yang diikuti perwakilan asosiasi sepak bola Rusia, timnas atau pun klub Rusia.
Batas waktu sanksi tidak diberikan, mengikuti perkembangan situasi Rusia-Ukraina.
Baca juga: Prediksi Lineup AC Milan Vs Inter Milan Live TVRI, Olivier Giroud Jadi Mimpi Buruk Nerazzurri Lagi?
Dalam tataran klub, UEFA juga memberikan sanksi terhadap klub-klub dari Rusia dengan mengeluarkan mereka dari kepesertaan kompetisi.
Spartak Moscow misalnya, dinyatakan tersingkir dari Liga Europa di mana lawan mereka, RB Leipzig secara otomatis dinyatakan lolos ke babak 8 besar.
Spartak Moscow merasa kecewa terhadap keputusan tersebut. Berikut pernyataan resmi Spartak Moscow terhadap keputusan tersebut dikutip dari Football Time:
Baca juga: Profil Wasit yang Jadi Sorotan di Persebaya Vs Madura United, Agus Fauzan Pernah Dikecam Bobotoh
"UEFA dan FIFA telah memutuskan untuk mengeluarkan kami dari Liga Europa. Itu berarti pertandingan babak 16 besar kami melawan RB Leipzig tidak akan berjalan sesuai rencana".
"Putusan ini terkait dengan peristiwa yang terjadi di Ukraina."
"Keputusan yang diambil oleh UEFA dan FIFA ini meskipun telah diduga, jelas sangat mengecewakan. Sayangnya, perjuangan yang dilakukan klub kami di Liga Europa telah digagalkan karena alasan yang jauh di luar olahraga."
"Spartak memiliki jutaan penggemar tidak hanya di Rusia, tetapi di seluruh dunia. Keberhasilan dan kegagalan kami menyatukan orang-orang dari lusinan negara yang berbeda. Kami percaya bahwa olahraga, bahkan di masa yang paling sulit, harus bertujuan untuk membangun jembatan, bukan malah membakarnya. Kami terpaksa mematuhi keputusan yang tidak kami setujui ini."
"Untuk saat ini, kami akan fokus pada kompetisi domestik, dan menunggu perdamaian yang diharapkan semua orang," tulis pernyataan resmi klub.
UEFA sebelumnya juga memutuskan untuk memindahkan venue final Liga Champions UEFA 2021.
Komite Eksekutif UEFA memutuskan untuk memindahkan final Liga Champions UEFA 2021/22 dari Saint Petersburg ke Stade de France di Saint-Denis.
Pertandingan akan dimainkan seperti yang dijadwalkan pada Sabtu 28 Mei 2022.
Baca juga: Jadwal Arema FC di 7 Laga Tersisa di Liga 1 2021, Misi Sapu Bersih Termasuk Lawan Persib Bandung
FIFA dan UEFA Dinilai Terapkan Standar Ganda
Keputusan FIFA dan UEFA itu disambut beragam dari banyak pihak. Ada yang mendukung, tak sedikit yang memberi kritik dan sindiran.
Kritik dan sindiran itu merujuk pada sikap berbeda yang ditunjukkan dua lembaga sepakbola tersebut terhadap konflik dan krisis kemanusiaan yang terjadi di luar Eropa.
Akun parodi kenamaan di sepakbola, @TrollFootball misalnya, secara terbuka melontarkan sindiran betapa UEFA dan FIFA .
Baca juga: Analisis Pelatih Persib Soal Calon Juara Liga 1, Lima Tim Berpeluang, Bali United Paling Diuntungkan
Akun @Football Time di facebook, juga menyoroti terkait standar ganda ini.
Hal itu merujuk pada sikap UEFA yang memberi sanksi denda terhadap klub Skotlandia, Celtic atas aksi para pendukung mereka mengibarkan bendera Palestina.
Aksi pendukung Celtic itu sebagai bentuk simpati terhadap rakyat Palestina atas aksi agresi militer Israel.
Mengutip lansiran ESPN, UEFA memandang bendera tersebut sebagai spanduk terlarang berdasarkan Pasal 16 peraturan disipliner dan pada sidang disiplin terhadap juara Liga Skotlandia tersebut.
Aturan UEFA yang dimaksud melarang penggunaan "gerakan, kata-kata, objek, atau cara lain apa pun untuk mengirimkan pesan apa pun yang tidak sesuai untuk acara olahraga, terutama pesan yang bersifat politik, ideologis, agama, ofensif, atau provokatif."
Atas hal itu UEFA mendenda Celtic sebesar 8.616 poundsterling.
Namun, UEFA justru dianggap memberi dukungan terhadap aksi pemain Manchester City yang mengenakan kaus dengan gambar bendera Ukraina ke dalam lapangan saat laga melawan Everton sebagai bentuk simpati terhadap rakyat Ukraina atas agresi militer Rusia.
"Th 2016, Celtic didenda UEFA krn suporternya mengibarkan bendera Palestine, alasan: melanggar aturan, tdk boleh bawa2 politik saat bertanding. 2022, saat semua pemain Manchester pakai bendera Ukraina, tdk ada denda. Bukankah seharusnya all lives matter?" tulis akun Football Time.
Aksi juga dilakukan pesepakbola klub Turki, Erzurumspor, Aykut Demir yang mengecam perang.
Pun, dia menilai seharusnya pesan perdamaian dan simpati itu tidak hanya ditujukan buat apa yang terjadi di Eropa, tetapi di seluruh belahan dunia, termasuk di Timur Tengah.
Hal itu dia tunjukkan lewat cara menolak menggunakan kaus yang bertuliskan pesan simpati terhadap Ukraina saat timnya berlaga melawan Ankaragucu pada Ahad (27/2/2022) kemarin.
"Ribuan orang meninggal setiap hari di Timur Tengah," katanya dikutip dari Sportbibble.
"Saya merasakan juga. Saya (merasakan) berbagi rasa sakit dengan (apa yang dirasakan) orang-orang yang tidak bersalah,"
"Mereka yang membiarkan hal tersebut, mendadak bertindak saat itu terjadi di Eropa," ucap pria Turki itu
"Saya tidak suka memakai T-shirt karena itu tidak dibuat untuk negara-negara itu (negara-negara di luar Eropa yang juga mengalami krisis kemanusiaan)," kata dia.