Efektivitas Grealish Bersama Man City, Pembelaan Pep, Kunci Dominasi The Citizens di Liga Inggris
Efektivitas permainan-lah yang dibutuhkan Pep dalam diri Grealish, urusan mencetak gol dan memberi assist akan menjadi tanggung jawab pemain lain.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Juru taktik Manchester City, Pep Guardiola memberi komentar menarik terkait kritikan yang media layangkan kepada salah satu pemainnya, Jack Grealish.
Menurut Pep, minimnya gol yang Grealish sumbangkan untuk Manchester City musim ini bukanlah menjadi masalah untuknya.
Pria asal Spanyol itu tak memanfaatkan atribut Grealish untuk menjadi seorang goal getter di depan, namun untuk terlibat dalam pakem yang ia usung.
"Statistik hanyalah sedikit informasi yang kami miliki, tetapi ada pemain yang membuat tim bermain bagus dan tidak ada dalam statistik," kata Guardiola dilansir Sportskeeda.
"Para pemain bertanya, 'Berapa banyak gol yang saya cetak atau berapa banyak assist?', ini masalahnya,"
"Statistik ini tidak pernah ada sebelumnya,"
"Begitulah cara Anda bermain jika Anda tampil maksimal, sebaik mungkin, membantu rekan satu tim Anda membuat proses bertahan dan menyerang lebih baik, itu sudah cukup,"
Baca juga: Liga Inggris: Guardiola & Moyes Pahami Situasi Pemainnya yang Berasal dari Konflik Rusia-Ukraina
Baca juga: Preview Liverpool vs Norwich City:The Reds Masih Lapar Gelar, Incar Quadruple, Ini Kata Trent Arnold
Ya, apa yang dikatakan Guardiola seakan memberi tamparan untuk media dan para pembenci Grealish yang terus mengkritik sumbangsih gol pemain asal Inggris tersebut.
Faktanya, Grealish menjadi salah satu pemain yang menjadi kunci dari superioritas The Citizens musim ini.
Meski tampil tanpa striker murni di depan, racikan Guardiola yang mengandalkan kolektivitas pemain membuat lini depan manchester City begitu moncer.
Guardiola tak bergantung pada satu atau dua pemain untuk mencetak gol, seluruh pemain The Citizens dapat mencatatkan namanya di papan skor.
Dilansir Transfermarkt, sudah ada 21 pemain The Citizens yang sukses merobek jala gawang lawan.
Guardiola yang bermain false nine tak segan untuk mengotak-ngatik barisan gelandangnya untuk menjadi striker palsu di depan.
Dirinya memanglah jenius, ia bisa menggunakan beberapa pakem di pertandingan-pertandingan Manchester City.
Ia tak ragu untuk mencadangkan pemain mentereng jika gaya bermainnya tak sesuai dengan skema yang telah ia racik.
Musim ini, Guardiola paling sering bermain dengan skema 4-3-3, dengan dua full back yang rajin membantu penyerangan.
Di trio lini depan, Guardiola lebih sering memainkan Grealish, De Bruyne/Foden, dan Gabriel Jesus/Mahrez. Sterling yang menjadi andalan musim lalu, kini namanya lebih sering duduk di bangku cadangan.
Bermain tanpa striker murni memang membuat Pep Guardiola mengubah starting line up-nya, ia membutuhkan pemain winger kreatif untuk membuat The Citizens kuat dalam ball possesion. Dan pemain tersebut adalah Grealish.
Baca juga: Inter Milan Alami Paceklik, Kecerdasan Inzaghi Diuji, Contek Langkah Tuchel di Chelsea Jadi Solusi
Baca juga: Kebangkitan Arsenal di Liga Inggris & Kans Lolos ke UCL: Magis Arteta Poles Atribut Pengganti Ozil
Sejak bermain bersama Aston Villa, pemain asal Inggris tersebut memang memiliki atribusi dalam hal penguasaan bola dan kemampuan dribel yang ciamik.
Grealish juga memiliki visi bermain yang tinggi, itu membuatnya seringkali bergerak ke tengah untuk menjadi seorang playmaker, bergantian dengan de Bruyne ataupun Bernardo Silva.
Hal tersebut membuat City mampu menguasai ball possesion hingga 63% per pertandingannya.
Sterling tentunya tak bisa berperan seperti Grealish, pemain berpostur 170 cm itu lebih bertipikal sebagai winger murni yang mengandlkan kecepatan dan skill olah bola.
Perubahan skema yang diterapkan Guardiola membuat Sterling beberapa kali harus tersisih dan kalah bersaing dengan Grealish.
Meski ta terlalu menonjol, namun Grealish mampu menjawab kepercayaan Guardiola dengan baik.
Dilansir FBref, progressive passes Grealish berada di angka 5.12 tertinggi kedua setelah de Bruyne.
Dribbles completed Grealish juga berada di angka 2.56 berada di atas Raheem Sterling yang hanya berada di angka 2.14.
Grealish memang tak rajin mencetak gol untuk The Citizens, hanya 4 gol dan 6 assist dari 26 pertandingan.
Namun hadirnya dia di sisi kiri Manchester City membuat serangan The Citizens lebih rancak.
Memasang Grealish dan de Bruyne berarti Guardiola memiliki dua pemain bertipe playmaker di sepertiga akhir.
Visi keduanya membuat City memiliki lebih banyak opsi untuk membongkar pertahanan lawan.
Dari sayap kiri, Grealish menambah daya gedor The Citizens. Anak asuh Guardiola jadi memiliki opsi lebih untuk membongkar pertahanan.
Grealish memiliki kontrol bola dan teknik yang cukup untuk menarik lawan agar mengerubunginya, hal ini berguna agar kawalan terhadap penyerang lain melemah.
Saat lawan berfokus ke areanya, Grealish mampu memindah serangan ke area yang lebih kosong dengan cepat.
Baca juga: Ujian sang Pemuncak Klasemen BRI Liga 1, Bali United Tantang Persija, Arema FC, hingga Persebaya
Hal tersebutlah yang tak bisa dilakukan oleh Sterling untuk Guardiola, permainan Sterling lebih menusuk, ketika dikepung lawan ia akan lebih sering memaksakan diri dan akhirnya kehilangan bola.
Efektivitas permainan-lah yang dibutuhkan Guardiola dalam diri Jack Grealish, urusan mencetak gol dan memberi assist akan menjadi tanggung jawab pemain The Citizens lainnya.
"Grealish bermain sangat mirip seperti di Aston Villa dalam hal kontak bola. Kami tidak membelinya untuk mencetak 45 gol," Kata Pep.
"Dia tidak memiliki kualitas itu, tetapi dia memiliki kualitas lain. Dia bermain bagus, sungguh," lanjutnya.
"Saya tidak akan memberi tahu Anda jika dia tidak bermain bagus, tetapi bukan itu masalahnya," pungkas eks pelatih Barcelona itu.
Komentar yang diberikan Guardiola menjadi bukti bahwa sebenarnya, The Citizens tak membuang-buang uang untuk memboyongnnya dengan mahar 100 juta euro.
Pep Guardiola paham betul akan atribut pemain yang ia butuhkan dan cara dia memanfaatkannya dalam skema yang ia terapkan.
Dan Jack Grealish adalah jawaban dari definisi efektif dan efisiensi permainan yang ia butuhkan untuk membawa The Citizens tampil apik di tiap pertandingannya.
Manchester City dibawanya nangkir di posisi puncak klasemen Liga Inggris dengan torehan 66 poin dari 27 pertandingan.
The Citizens juga tercatat sebagai tim paling produktif kedua di Liga Inggris musim ini dengan catatan 64 gol, hanya kalah dari Liverpool yang sudah 70 kali menjebol gawang lawan.
(Tribunnews.com/Deivor)