Unai Emery Memangkas Keraguan: Dibuang Arsenal, Jadi Primadona di Villareal & Liga Champions
Emery menyusun kerangka tim dengan modal yang sedikit, namun mampu mengeksekusinya dengan sempurna.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNNEWS.COM - Unai Emery kembali menunjukkan sisi magisnya dalam meracik strategi kala mengantar Villareal melaju ke babak semi final Liga Champions seusai menyingkirkan Bayern Munchen dengan agregat 2-1.
Hal tersebut merupakan sebuah prestasi bagi Villareal, terakhir kali tim berjuluk Kapal Selam Kuning itu lolos ke empat besar Liga Champions terjadi di tahun 2005.
Ya, setelah 17 tahun lamanya, kecerdasan Unai Emery mampu membawa Villareal kembali melejit di liga kontinental.
Baca juga: Prediksi Susunan Pemain Atletico Madrid vs Manchester City: Guardiola Sambut Kembalinya Ruben Dias
Faktanya, eks juru taktik Arsenal itu memang memiliki karier kepelatihan yang mempesona.
Saat masih menukangi Sevilla, pria asal Spanyol itu sukses menyumbangkan 3 gelar Liga Eropa secara beruntun.
Pun kala dirinya melatih tim sebesar Paris Saint-Germain, sebanyak 6 gelar berhasil ia torehkan untuk menjadikan PSG sebagai penguasa Liga Prancis.
Baca juga: Jadwal Liga Champions Malam Ini, Atletico Madrid vs Man City, Liverpool vs Benfica Live SCTV
Baca juga: Benci Jadi Cinta Benzema & Vinicius: Duet Mematikan Real Madrid Tuah Tangan Dingin Ancelotti
Satu-satunya hal yang membuat citranya buruk adalah Arsenal.
Menahkodai The Gunners, Emery tak mampu menyumbangkan satu gelar pun.
Kesuksesannya mengantar Arsenal melaju ke babak final Liga Eropa 2018/2019 juga dianggap hal sepele.
Arsenal pun akhirnya memutuskan untuk memecat Emery pada musim selanjutnya karena performa buruk The Gunners yang tak mampu menang di 7 pertandingan beruntun.
Kembali pulang ke negara asalnya (Spanyol) untuk melatih Villareal membuat nama Emery kembali diperhitungkan.
Di musim 2020/2021, DNA juara Emery sukses mengantar Kapal Selam Kuning menjuarai Liga Eropa dengan gagah.
Tim yang dikalahkan di final adalah Manchester United yang saat itu begitu gemar menghambur-hamburkan uang untuk belanja pemain.
Kini, satu tiket semi final Liga Champions berhasil ia torehkan untuk membawa nama Villareal kembali diperhitungkan.
Ya, Unai Emery adalah pelatih yang hebat dalam menggodok potensi pemain.
Ia menyusun kerangka tim dengan modal yang sedikit, namun mampu mengeksekusinya dengan sempurna.
Dua nama yang melejit akibat tangan magisnya adalah Pau Torres dan Yeremi Pino.
Sejak dilatih oleh Unai Emery, penampilan Torres terus berkembang, ia terus diberi kepercayaan oleh pelatih berusia 51 tahun tersebut untuk mengisi lini belakang Villarreal.
Sebagai bek tengah modern yang punya kemampuan bagus dalam mendistribusikan bola, catatan umpan sukses Torres, panjang maupun pendek, selalu masuk dalam daftar 10 terbaik sejak musim lalu.
Per pertandingan musim ini, Torres mampu mencatatkan 4,7 umpan lambung akurat.
Angka itu masuk 10 besar di antara bek-bek tengah La Liga yang punya setidaknya 20 penampilan.
Soal umpan pendek, capaian Torres lebih baik lagi. Dia mencatatkan 58,7 umpan pendek akurat per pertandingan musim ini.
Secara keseluruhan, akurasi umpan dari Torres juga mentereng, ia mencatatkan 89.2%, ia hanya kalah dari bek Real Madrid, David Alaba.
Baca juga: Ketika Sihir Luka Modric Buyarkan Impian Chelsea, Bikin Carragher & Henry Terpesona
Tak hanya itu, Torres juga merupakan bek yang memiliki umpan progresif yang sangat baik.
Per pertandingan, jumlah jarak umpan progresif yang dicatatkan Torres mampu menyentuh angka 357 meter.
Untuk urusan bertahan, Torres bukan merupakan pemain belakang yang bertipikal keras, ia lebih mengutamakan timing untuk merebut bola dari lawan.
Ia cenderung mempersempit ruang gerak lawan dengan mengarahkan lawan ke posisi yang tidak ideal.
Karena hal tersebut, catatan 0,52 tekel sukses, 2,9 sapuan, dan 0,91 intersep per pertandingan yang dicatatkannya tak ada dalam daftar 10 besar bek-bek di Liga Spanyol.
Urusan bertahan ia menonjol dalam membaca serangan dan menutup ruang tembak lawan.
Catatan shots blocked-nya ada di angka 0,79 dan successful pressure Torres mencatatkan 37.4%.
Dengan ciri permainan seperti itu, Torres adalah pemain belakang yang memiliki ketenangan yang luar biasa.
Di usianya yang baru 24 tahun, ketenangannya seperti pemain belakang yang sudah kenyang pengalaman, ia tak kalah jika dijejerkan dengan Gerrard Pique, Sergio Ramos, Thiago Silva dan bek-bek senior lainnya.
Ide Unai Emery untuk memasangkan Torres dengan bek senior berusia 36 tahun, Raul Albiol, nampaknya memberi dampak besar untuk Torres.
Albiol merupakan bagian dari skuad Spanyol yang menjadi juara Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2008 serta 2012.
Pemain berpostur 190 cm itu juga pernah membela Real Madrid di tahun 2009-2013 dan Napoli pada tahun 2013-2019.
Apalagi, Torres juga merupakan bagian dari timnas Spanyol sejak 2019, pengalamannya berlatih dan bermain bersama Sergio Ramos juga dapat memberinya ilmu, yang membuat dia menjadi seperti sekarang.
Itu di lini belakang, magis Emery juga mampu melahirkan sosok winger tajam yang namanya menjadi primadona tim elite eropa.
Adalah Yeremi Pino.
Baca juga: Demi Kawinkan Gelar Piala AFF & Emas SEA Games, Timnas Thailand U23 Percayakan Mano Polking
Nama Yeremi Pino sudah mencuat dari musim lalu saat Villarreal berhasil menjuarai Liga Europa 2021.
Pino menjadi pemain termuda yang berhasil menjuarai Liga Europa sepanjang sejarah.
Pemain yang berposisi sebagai penyerang sayap itu menjadi juara Liga Europa pada usia 18 tahun dan 218 hari.
Memecahkan rekor yang sebelumnya dipegang oleh Robin van Persie saat ia sukses membawa Feyenoord juara Piala Europa pada 2001/2002.
Sejatinya, Pino telah mendapat kesempatan dari Emery untuk tampil di tim utama Villarreal sejak musim 2020/2021 saat usianya masih 17 tahun.
Ia tampil reguler bersama Yellow Submarine dengan catatan 37 pertandingan selama musim 2020/2021, kontribusinya juga lumayan, ia berhasil menyumbang 7 gol dan 1 assist untuk Villarreal di musim tersebut.
Nama Pino kian melejit saat dirinya tampil di Liga Europa musim lalu bersama Villarreal.
Dalam laga debutnya, ia langsung berhasil mencetak gol saat timnya berhadapan dengan tim asal Turki, Sivasspor.
Pino juga menjadi starter saat Villarreal berhadapan dengan Manchester United di final Liga Europa.
Atribut yang dimiliki oleh Pino adalah kemampuan dribel bola dan kecepatannya.
Dilansir FBref, dribbles completed Pino berada di angka 2.26, menjadi tertinggi kedua di Villarreal setelah Samu Chukwueze.
Bermain sebagai pemain sayap dalam skema 4-4-2 milik Unai Emery, sentuhan di kotak penalti Pino sebanyak 6.22.
Ia menjadi andalan Emery untuk menusuk dari sisi sayap ke jantung pertahanan lawan.
Pino juga dikenal sebagai pemain pekerja keras, kuntribusinya untuk Villarreal tak hanya ampuh dalam hal menyerang, namun juga bertahan.
Catatan pressures Pino ada di angka 20.96, interceptions 1.06, dan blocks 3.40.
Ia diberi peran oleh Emery untuk menjaga pertahanan di sisi tepi, dan Pino mampu melakukannya dengan baik.
Dengan statistik seperti itu, Pino menjadi pemain paling sibuk dalam hal bertahan dan menyerang untuk Yellow Submarine.
Tak heran mengapa Unai Emery memberi kepercayaan kepada pemain Pino untuk mengisi sisi sayap Villareal, pemain berpostur 172 cm itu memiliki etos kerja yang luar biasa.
Buah kerja keras Pino pun mendatangkan torehan manis, namanya dipanggil Timnas Spanyol untuk melakoni laga uji coba di jeda international.
Pino berhasil menggeser nama-nama pemain sayap mentereng asal Spanyol lainnya, seperti Marco Asensio dan Adama Traore.
(Tribunnews.com/Deivor)