David Moyes Menanam West Ham United Menuai: Semi Final Liga Eropa & Ancaman Klub Elite Liga Inggris
David Moyes dan catatan menterengnya bersama West Ham United akan terus berlanjut, baik di liga domestik maupun kontinental.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - David Moyes bersama West Ham United sukses mencatatkan sejarah klub.
Untuk pertama kalinya sejak tahun 1976, West Ham berhasil melangkah ke semi final kompetisi Eropa.
Cara mereka tembus ke babak 4 besar Liga Eropa pun begitu mentereng, Lyon yang bertindak sebagai tuan rumah mereka bantai dengan skor tiga gol tanpa balas.
The Hammers pun unggul agregat 4-1 atas tim asal Prancis itu dan memastikan satu tiket menuju semi final Liga Eropa dengan gagah.
Tercatat, dilansir Squawka, West Ham menjadi tim dengan jumlah cleansheet terbanyak diantara kontestan Liga Eropa lainnya.
Dari 10 pertandingan, The Hammers hanya kebobolan sebanyak 5 gol dan mencatatkan 6 cleansheet.
Baca juga: Prediksi Manchester City vs Liverpool Semifinal Piala FA - Laga Alot, Penalti Lagi?
Baca juga: Lolos Tidaknya Chelsea ke Semi Final Liga Champions, Thomas Tuchel Tetap Juru Taktik Terbaik Dunia
Faktanya, kiprah West Ham memang sudah melejit sejak musim lalu, di tangan David Moyes, tim asal London tersebut dipoles menjadi tim unggulan yang namanya mulai diperhitungkan.
Musim lalu (2020/2021), The Hammers berhasil finish di peringat enam klasemen Liga Inggris dan berhak atas satu tiket menuju kompetisi Liga Eropa.
Mereka finis di atas dua tim mentereng asal London lainnya yaitu, Arsenal dan Tottenham Hotspur.
Bisa dibilang, David Moyes adalah pengangkat derajat West Ham, di musim 2019/2020, Moyes-lah yang menyelamatkan The Hammers dari jurang degradasi.
Ia datang sebagai juru selamat menggantikan Manuel Pellegrini yang dianggap tak becus menukangi tim yang bermarkas di Stadion Olimpiade London tersebut.
"Saya di sini untuk mendapatkan kemenangan dan menjauhkan West Ham United dari posisi tiga terbawah," kata Moyes di awal kedatangannya bersama West Ham.
Dari misi yang hanya sebatas menyelamatkan The Hammers dari jurang degradasi, menjadi tim dengan mental juara yang berada di papan atas Liga Inggris dan bermain dalam ajang Liga Eropa.
Itu hanya dilakukan David Moyes hanya dalam jangka waktu dua tahun.
Tangan dingin eks pelatih Manchester United dimulai dari 'menyehatkan' komposisi pemain dengan melakukan pembelian yang sesuai kebutuhan tim dan skema yang diusung Moyes.
Baca juga: 5 Hal Jadi Sorotan Saat Barcelona Dipermalukan Eintracht Frankfurt 2-3, Tersingkir dari Liga Eropa
Pada transfer musim dingin 2020, The Hammers memboyong deretan pemain penting dari lini belakang, hingga depan.
Nama-nama tersebut adalah Fladimir Coufal (bek kanan), Tomas Soucek (gelandang), Jarrod Bowen (winger/striker), dan Said Benrahma (winger/tengah).
Kedatangan pemain-pemain tersebut mampu mendongkrak performa The Hammers hingga membawa mereka finish di papan atas klasemen Liga Primer Inggris.
Jarrod Bowen yang didatangkan dari Hull City bisa dibilang menjadi pembelian yang terbaik, Moyes begitu jeli dalam memanfaatkan kemampuan Bowen.
Pemain asal Inggris tersebut adalah winger kidal yang memiliki kecepatan dan selalu tampil agresif.
Dilansir Whoscored, Bowen mencatatkan 2.1 shot, 2.7 umpan kunci, dan 3 dribble per pertandingannya bersama West Ham.
Ia mampu menjadi kreator serangan sekaligus pendobrak pertahanan lawan lewat atribunya tersebut.
Bowen juga mampu bermain di berbagai posisi, baik striker, winger, dan gelandang ia mampu memerankannya dengan begitu baik.
Moyes sendiri di West Ham bermain dengan sistem 4-2-3-1, ia bermain begitu rapat mengandalkan dua gelandang bertahannya, Declan Rice dan Tomas Soucek.
Kedua pemain tersebut bertugas sebagai pemutus serangan pertama lawan ketika sedang bertahan, mereka pun mampu menunjukan performa yang begitu cemerlang.
Catatan intersep mereka adalah 81 dan 86, tertinggi diantara pemain The Hammers lainnya.
Itu dalam urusan bertahan, dalam proses menyerang atau melakukan build up serangan, kedua pemain tersebut juga menjadi kunci.
Khusunya Declan Rice, eks akademi Chelsea itu terbilang pandai dalam mengalirkan bola. Rasio pass completionnya mencapai angka 88.5%.
Baca juga: Merasa Dibenci Penggemar, Granit Xhaka Nyaris Keluar dari Arsenal, Sudah Siap Koper, Ini Kata Xhaka
Sementara, umpan jarak jauh ke arah kotak penalti mencapai angka 90.5%.
Statistik tersebut merupakan yang terbaik di West Ham mengungguli Tomas Soucek yang juga dikenal memiliki kemampuan membagi bola yang mumpuni.
Sebagai seorang gelandang bertahan, Rice juga memiliki kemampuan dribel yang ciamik. Rasio successful dribblenya berada di angka 87.2%,
Bisa dibilang, peran kedua gelandang bertahan West Ham tersebut adalah kunci dari skema milik Moyes, ketika kedua gelandang tersebut mampu berperan dengan maksimal, para barisan pemain depan The Hammers akan dapat leluasa mengekspolitasi pertahanan lawan.
Moyes selalu memasang satu gelandang serang yang memiliki cepetan dan kemampuan dribel yang mumpini, ketika di musim lalu ada seorang Jesse Lingard.
Musim ini Moyes begitu mengandalkan peran Said Benrahma, tak hanya cepat, pemain asal Aljazair tersebut juga memiliki kreativitas yang tinggi.
Catatan umpan kuncinya berada di angka 2.0 per pertandingan, menjadi yang tertinggi diantara pemain West Ham lainnya.
Peran utama Benrahma adalah melayani goal getter The Hammers, Michail Antonio.
Antonio merupakan striker polesan Moyes yang namanya melejit berkat kecerdasan juru taktik asal Skotlandia tersebut melihat potensi sang bomber.
Perjalanan karier Antonio bisa dibilang biasa-biasa saja hingga musim 2018/2019.
Barulah di musim 2020/2021 dan musim baru 2021/2022 namanya mencuat ke permukaan sebagai bomber subur di Liga Primer Inggris.
Di dua musim tersebut, namanya seringkali bersaing bersama dalam daftar topskor bersama bomber-bomber subur Premier League lainnya seperti Mo Salah, Jamie Vardy hingga Harry Kane.
Di tahun lalu, The Hammers harus rela kehilangan striker mereka, Marko Arnautovic yang hengkang ke Shanghai Port.
Sebastian Haller yang didatangkan dari klub Jerman, Frankfurt pun justru tampil mengecewakan dan lebih banyak menghabiskan waktu di ruang perawatan.
Pemain yang saat ini menjadi top skor Liga Champions itu akhirnya dijual ke klub raksasa Belanda, Ajax Amsterdam.
Dari situ, tangan dingin Moyes pun diuji.
Ia memasang Antonio menjadi stiker murni dengan formasi 4-2-3-1 miliknya, sang striker ditopang oleh gelandang serang kreatif serta winger-winger cepat milik The Hammers.
Hasilnya pun sempurna, Antonio berevolusi menjadi seorang bomber yang subur dan kuat menahan bola di tengah.
"Dia (Antonio) memberi kami jalan keluar yang berbeda. Dia bisa berlari di belakang dan menahan bola. Dia kuat secara fisik dan permainannya sebagai striker telah meningkat pesat," ucap Moyes, dikutip dari The Guardian.
David Moyes begitu cerdas dalam memanfaatkan komposisi skuat serta memaksimalkan potensi yang ada dalam diri pemain.
Ia adalah pengangkat derajat West Ham United yang sesungguhnya. Kini, kiprah The Hammers begitu dinantikan untuk merusak kenyamanan para tim top six Liga Inggris.
Musim ini mereka juga sedang berjuang di musim pertamanya bemain di Liga Eropa setelah 15 tahun. Tiket semi final pun langsung sukses didapat dengan kepala tegak.
Ya, David Moyes dan catatan menterengnya bersama West Ham United akan terus berlanjut, baik di liga domestik maupun kontinental.
(Tribunnews.com/Deivor)