Kecerdasan Shin Tae-yong Replika Skema Ancelotti: Senjata Timnas Indonesia untuk Kandaskan Yordania
Timnas Indonesia memiliki senjata rahasia untuk mengandaskan perlawanan lawan-lawannya di Kualifikasi Piala Asia 2023.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNNEWS.COM - Timnas Indonesia memiliki senjata rahasia untuk mengandaskan perlawanan lawan-lawannya di Kualifikasi Piala Asia 2023.
Adalah skema set piece dan kick off yang diterapkan Shin Tae-yong untuk anak asuhnya.
Selain aspek kolektivitas dan kedisiplinan, untuk memenangkan pertandingan, Shin Tae-yong dengan jeli menularkan ilmunya kepada penggawa Garuda.
Skema set piece dan kick off menjadi aspek penting yang coba diterapkan Shin tae-yong.
Dan hasilnya pun langsung terbukti di laga pembuka melawan tuan rumah Kuwait.
Setelah kebobolan di menit 40' lewat sundulan kepala Yousef Nasser, Timnas Indonesia langsung mampu menciptakan serangan berbahaya yang berbuah hadiah penalti.
Baca juga: 3 PR Shin Tae-yong Jelang Timnas Indonesia Jumpa Yordania: Depan Belakang Garuda Kurang Yahud!
STY Replika Taktik kick Off Ancelotti
Kuncinya ada di taktik kick off Shin Tae-yong!
Empat pemain menjalani peran krusial dalam taktik kick off juru taktik asal Korea Selatan itu.
Adalah Rizky Ridho, Marc Klok, Stefano Lilipaly, dan Rachmat Irianto.
Rizky Ridho yang berposisi sebagai bek tengah, maju hingga berada di depan Lilipaly untuk bersiap menerima umpan.
Saat Ridho Menerima umpan, ia akan mengembalikan bola kepada Lilipaly yang melakukan check in dan check out.
Dengan sekali sentuh, Lilipaly memberi umpan mendatar kepada Marc Klok yang sudah bersiap mengirim umpan lambung kepada Rachmat Irianto yang berlari dari sisi tepi.
Hasilnya? Sempurna!
Rachmat Irianto langsung berhadapan satu lawan satu dengan kiper Kuwait dan hadiah penalti pun diberikan wasit untuk Timnas Indonesia.
Taktik kick off seperti itu tak asing terlihat bukan?
Ya, Carlo Ancelotti dengan kejayaannya bersama Real Madrid sudah menerapkan skema seperti itu di musim ini.
Yang paling mencolok adalah saat Real Madrid berjumpa Paris Saint-Germain di babak 16 besar.
Sama persis seperti yang sudah diterapkan Shin Tae-yong, Ancelotti juga membutuhkan empat pemain untuk mempraktikan skemanya.
Baca juga: Rachmat Irianto, Versatile Karya Shin Tae-yong & Indra Sjafri yang Menggendong Timnas Indonesia
Namun, finishing yang kurang apik dari Vinicius membuat Real Madrid gagal mencetak gol dari skema kick off yang sudah diterapkan.
Di sepak bola modern memang para juru taktik begitu jeli untuk mencari cara agar mampu mencetak gol dengan segala aspek.
Dan Shin Tae-yong adalah juru taktik yang begitu jeli melihat hal tersebut.
Selain mereplika taktik Carlo Ancelotti, eks pelatih Korea Selatan itu juga memiliki bekal lain lewat bola mati.
Lemparan Ala Rory Delap Manfaatkan Atribut Pratama Arhan
Hal yang paling menarik untuk disorot adalah bagaimana Pratama Arhan melakukan lemparan ke dalam.
Eksekui lemparan ke dalam pemain milik PSIS Semarang itu begitu sempurna, layaknya umpan lambung, ia bisa melakukan lemparan dari jarak 30 hingga 40 meter menuju ke kotak penalti lawan.
Hal tersebut mengingatkan sebagian dari kita tentang mantan pemain Liga Inggris, Rory Delap.
Ya, nama Rory Delap memang tak semelejit bintang Liga Inggris lainnya seperti Frank Lampard dan Fernando Torres.
Namun ada satu hal yang membuat namanya begitu dikenang.
Adalah kualitas lemparan kedalamnya yang seringkali membuat tim yang ia bela saat itu Stoke City meraih hasil positif.
Bahkan juru taktik Arsenal saat itu, Arsene Wenger, dibuat kesal bukan main dengan gaya bermain Stoke City yang begitu mengandalkan lemparan ke dalam Rory Delap.
Sampai-sampai Wenger mengejek Stoke City bukanlah tim sepakbola, namun tim rugby yang menurunkan seni dari sebuah pertandingan sepakbola.
Ia pun sempat menyarankan kepada FIFA untuk menghapus lemparan ke dalam di olahraga paling populer di dunia itu.
Ya, saat di tahun 2013an ada Rory Delap dengan 'jurus' lemparan ke dalamnya, sekarang 'jurus' tersebut dimiliki oleh punggawa Timnas Indonesia yang terbukti begitu ampuh.
Pratama Arhan adalah replika dari Rory Delap yang sudah sekian lama tak terlihat di pertandingan-pertandingan sepakbola.
Atribut spesial pemain berusia 20 tahun tersebut akan selalu dipakai Shin Tae-yong di setiap pertandingan Timnas Indonesia.
Tae-yong paham betul bahwa sepakbola bukan hanya tentang bermain cantik dan kolektif, namun juga mengenai kecerdasan dalam memaksimalkan atribut pemain.
Bekal Lawan Yordania di Laga Kedua
Baca juga: Shin Tae-yong Panggil Wonderkid Vitesse ke TC Timnas U-19 Indonesia, Ivar Jenner Susul Jim Croque?
Dua skema di atas dapat dijadikan Shin Tae-yong untuk menerobos pertahan Yordania yang dikenal kokoh.
Mereka sukses mencatatkan clean sheet kala berjumpa Nepal di laga pertama.
Secara kualitas, Timnas Indonesia juga berada di bawah Yordania yag menjadi langganan tampil di Piala Asia.
Untuk itu, selain memanfaatkan bola-bola pendek dan kolektivitas, skema bola mati Shin Tae-yong yang sudah terbukti jitu harus mampu dimaksimalkan dengan apik.
Bukan tidak mungkin, Timnas Indonesia mampu meraih tiga angka dari Yordania dan melaju dari babak kualifikasi dengan kepala tegak.
(Tribunnews.com/Deivor)