Arema FC Lolos Duluan, Masihkah Aremania Gerah Pada Almeida yang Pragmatis Seperti Mourinho?
Arema FC menjelma menjadi tim 'yang penting menang'. Aremania terus menggaungkan desakan mundur buat Almeida yang pragmatis mirip Jose Mourinho
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Arema FC Lolos Duluan, Masihkah Aremania Gerah Pada Almeida yang Pragmatis Seperti Mourinho?
TRIBUNNEWS.COM - Liga 1 2022 belum berjalan, tapi pelatih Arema FC, Eduardo Almeida sudah didesak mundur oleh Aremania, suporter fanatik klub berjuluk 'Singo Edan' itu.
Almeida dianggap gagal membawa Arema FC menampilkan permainan atraktif meski pada turnamen berstatus pramusim, Piala Presiden 2022, sang pelatih mampu membawa Arema FC sebagai tim pertama yang lolos ke babak perempatfinal 2022 sebagai pemuncak Grup D.
Pun, desakan mundur dari Aremania buat Almeida sepertinya tidak juga mereda mengingat Arema FC menjelma menjadi tim yang mengadopsi pola dan skema permainan 'yang penting menang'.
Baca juga: Aremania Gerah, #AlmeidaOut Menggema, Dianggap Menang Hoki, Pelatih Arema FC: Yang Penting Tiga Poin
Bagi Eduardo Almeida, hasil akhir memang menjadi tujuan penting dalam sepakbola.
Saat Arema FC memastikan diri lolos ke delapan besar Piala Presiden 2022 setelah mengalahkan Persikabo dengan skor tipis 1-0, Almeida langsung menyebut hal itu sudah seusai target.
Kemenangan itu memang membuat Arema FC menjadi pemuncak klasemen dengan total enam poin tapi suara-suara sumbang tetap terdengar terkait monotonnya skema permainan Singo Edan meski menang.
Nyatanya, sebagai pemuncak grup, Arema FC hanya bisa mencetak dua gol dari tiga laga dengan catatan satu kali kebobolan. Sebuah produktivitas yang terhitung memprihatinkan.
Namun, hal itu bukan jadi masalah bagi Eduardo Almeida.
Dia bahkan menyebut akan langsung melakukan persiapan agar Arema FC bisa menjadi juara Piala Presiden 2022 ini.
Baca juga: Hal-Hal Menarik dari Hasil Bhayangkara FC Vs Persib, Maung Menang 1-0, Bali United Out!
Baca juga: Pelatih Tersibuk di ASEAN, Shin Tae-yong Mulai Terapkan Skema Permainan ke Timnas U-19 Indonesia
Pelatih asal Portugal ini mengaku siap untuk melawan tim manapun.
"Soal lawan, kami masih harus menunggu hasil pertandingan di grup lain. Siapapun lawannya nanti kami siap,” ujar Almeida dilansir dari laman Wearemania.net.
Almeida mengatakan untuk saat ini dirinya ingin fokus meningkatkan performa timnya.
Waktu beberapa hari sebelum babak delapan besar dimulai akan dimanfaatkan untuk latihan.
“Kami akan tetap fokus dan meningkatkan kemampuan, agar bisa tampil lebih baik di laga selanjutnya. Kami tentu ingin memenangkan pertandingan untuk bisa melangkah lebih jauh ke babak selanjutnya,” pungkas pelatih asal Portugal ini.
Pelatih berusia 44 tahun itu mengatakan bahwa permainan timnya di tiga pertandingan di babak penyisihan grup Piala Presiden sudah cukup bagus.
Baca juga: Pemain Keturunan Belanda Cerita Sadisnya Latihan Shin Tae-yong, Jim Croque Ditekan Sampai Batas
Dengan permainan yang bagus itulah Arema FC akhirnya bisa melaju ke babak selanjutnya di Piala Presiden 2022.
"Tidak hanya hari ini, kami melakukan tiga pertandingan yang bagus. Kali ini kami menang lagi, ini sudah sesuai dengan target utama kami."
"Akhirnya, kami lolos ke fase selanjutnya,” terang Almedia.
Selanjutnya, Arema FC langsung memasang target besar untuk bisa lolos dari babak 8 besar.
“Kami melewati babak penyisihan grup ini dengan menjadi pemuncak klasemen. Kami sekarang fokus ke laga selanjutnya di babak 8 besar,” terang Almeida.
Baca juga: Aremania Gerah, #AlmeidaOut Menggema, Dianggap Menang Hoki, Pelatih Arema FC: Yang Penting Tiga Poin
Pragmatis Mirip Jose Mourinho
Meski diterpa kritik pedas yang menyebutnya monoton dan minim taktik, Eduardo Almeida bergeming.
Almeida menegaskan bahwa fokus utamanya dalam pertandingan adalah raihan kemenangan.
Adapun soal bermain cantik dan atraktif bersifat relatif, tergantung kepada sudut pandang yang digunakan.
“Tapi kami akan tetap fokus dengan tim kami dan meningkatkan kualitas, menjadi lebih baik di pertandingan berikutnya. Lalu, tentunya untuk memenangkan pertandingan siapa pun lawannya,” tutur Eduardo Almedia yang memegang lisensi UEFA Pro.
Baca juga: Berita Milan, Rossoneri Tak Panik Rafael Leao Potensial Hengkang, Renato Sanches Bisa Belok ke PSG
Bahkan, ia tidak menganggap bermain cantik sebagai kebutuhan untuk memenangkan pertandingan.
Ia tidak ingin merepotkan diri dengan mempercantik permainan tim, jika ada cara yang lebih efisien untuk mengamankan kemenangan.
“Saya tidak tahu apa itu sepak bola atraktif. Yang saya tahu adalah bermain bagus, tim menguasai pertandingan. Tim membuat banyak peluang,” tutur Eduardo Almeida.
“Jika kita melakukannya dengan banyak umpan, lalu kita melakukan salah umpan, lalu akhirnya kebobolan. Jadi, bagi saya adalah mencoba bermain untuk menang dan mencari solusi terbaik untuk itu,” katanya.
Pola pikir dari Eduardo Almeida ini mirip-mirip gaya kompatriotnya sesama Portugal, Jose Mourinho.
Keduanya adalah pelatih yang sama-sama menganut gaya permainan pragmatis.
Artinya, kedua pelatih fokus memaksimalkan sumber daya yang tim miliki untuk memenangkan pertandingan dengan cara seefektif dan seefisien mungkin.
Jose Mourinho juga mendapatkan banyak kritik saat menerapkan sepak bola pragmatis yang salah satunya dikenal orang dalam wujud strategi parkir bus.
Gaya permainan itu disebut mematikan keindahan sepak bola.
Namun, Mourinho tidak peduli pada kritik tersebut dan konsisten dengan keyakinannya sampai mengantarkan Chelsea menjuarai Premier League untuk ketiga kalinya di musim 2014-2015.
Dalam bincang-bincang di satu kanal televisi olahraga Internasional Bein Sport pada 2019 Jose Mourinho memberikan pembelaan mengenai gaya sepak bolanya.
“Untuk menjadi juara, ketika Anda bukan tim terbaik di negara ini, Anda harus lebih berstrategi daripada berfilosofi,” ujarnya.
Cara pandang The Special One, julukan Jose Mourinho, cukup tercermin dalam pekerjaan Eduardo Almeida bersama Arema FC.
Pada Liga 1 2021-2022 lalu ia nyaris mengantarkan Arema FC menjadi juara dan sempat mencatat rekor 23 laga tanpa kekalahan.
Padahal, musim lalu kedalaman pemain Arema FC dinilai tidak sebagus tim-tim bertabur bintang seperti Persib Bandung, Bali United, dan Bhayangkara FC. (oln/*bun/Suci Rahayu/Kompas.com)