Man City dan Ambisi Pep Guardiola Rajai Eropa: Buang Sterling & Gabjes, Andalkan Erling Haaland
Striker anyar Man City, Erling Haaland menjadi rekrutan paling menohok di bursa transfer musim panas kali ini.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Striker anyar Man City, Erling Haaland menjadi rekrutan paling menohok di bursa transfer musim panas kali ini.
Sempat menjadi rebutan tim-tim elite seperti Manchester United, Barcelona, hingga Real Madrid, pemain asal Norwegia itu lebih memilih untuk teken kontrak bersama Man City.
Jelas hal tersebut membuat sang juru taktik Man City, Pep Guardiola girang bukan main. Haaland adalah jawaban dari yang selama ini ia tunggu.
Baca juga: Liga Inggris - Bisnis Cerdik Manchester City Berburu Pemain Baru di Bursa Transfer
Manchester City memang mampu meraih gelar Liga Inggris dengan kepala tegak.
Namun, di ajang paling bergengsi Eropa, Liga Champions, pasukan Pep Guardiola harus gugur di babak semi final.
Manchester City harus mengubur impiannya untuk meraih gelar Liga Champion seusai disingkirkan Real Madrid dengan agregat 6-5.
The Citizens sebenarnya mampu tampil luar biasa di leg pertama dengan menggempur pertahanan Real Madrid.
Namun, tidak adanya striker mematikan di depan gawang membuat mereka hanya mampu mencetak 4 gol di xG yang begitu mencolok 6.12.
Alhasil, hanya unggul agregat 1 gol dan bertandang ke stadion angker milik Real Madrid, Santiago Bernabeu, Man City harus rela terkena comeback menyakitkan di babak tambahan waktu.
Kepala Pep Guardiola pun dibuat pening bukan main, ia harus mengubur impiannya meraih gelar Liga Champions bersama The Citizens dengan cara yang kejam.
"Ya terasa sangat kejam. Kami sudah dekat dengan final, tetapi pada akhirnya kami tidak bisa mencapainya," ucap Guardiola seusai laga dilansir Manchester Evening News.
Manchester City memang mampu tampil apik meski tanpa memiliki striker murni di depan.
Namun, untuk mengejar trofi sekelas Liga Champions, kolektivitas saja tak cukup, mereka tetap harus memiliki striker haus gol di depan gawan.
Untungnya, di tengah krisis striker yang mereka alami, The Citizens telah mengunci dua penyerang murni yang memiliki insting mencetak gol elite di usia yang begit muda.
Adalah Julian Alvarez dan Erling Haaland.
Nama yang disebutkan kedua adalah mesin pencetak gol yang tak pernah kehabisan bensin.
Ya, menarik untuk dinanti bagaimana karier Erling Haaland dengan The Citizens setelah musim luar biasa dia bersama Borussia Dortmund.
Erling Haaland tak henti-hentinya membuat Dunia kagum lewat gelontoran gol yang ia sumbangkan untuk tim berjuluk Die Borussen itu.
Musim ini saja, striker asal Norwegia itu sukses mencetak 28 gol dari 29 pertandingan di seluruh kompetisi untuk Dortmund.
Di Bundesliga, torehan 20 gol Haaland hanya kalah dengan bintang Bayern Munchen, Robert Lewandowski.
Jika dikalkulasi, torehan gol Haaland untuk Borussia Dortmund berjumlah 85 gol dari 87 pertandingan. Fantastis!
Bahkan, catatan gol Haaland di Liga Champions lebih mentereng, bahkan menungguli dua ikon sepak bola, Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo saat masih berusia 21 tahun.
Total, Haaland telah mencetak 23 gol dari 19 pertandingannya di Liga Champions.
Sedangkan Lionel Messi, hanya mendulang 6 gol saja dari 17 laga pertamanya di Liga Champions.
Seorang Cristiano Ronaldo saja baru bisa mencetak gol di Liga Champions setelah menjalani 27 pertandingan.
Mantan pemain RB Salzburg ini memang terkenal sangat ambisius untuk urusan mencetak gol.
"Saya harus selalu berkembang dimanapun saya berada, saya akan menjadi pencetak gol terbanyak,"
"Jadi saya harus memperbaiki penampilan saya dan menjadi lebih baik lagi," ucap Haaland dikutip dari laman resmi Bundesliga.
Bertubuh tinggi menjulang dan berbadan kekar, tak membuat kecepatan Haaland melambat.
Ia mencatat rekor kecepatan berlari Bundesliga dengan 36,04 kilometer per jam.
Angka itu mematahkan rekor yang sebelumnya dipegang Alphonso Davies, yakni 35,9 km per jam.
Lewat kecepatan itulah Haaland biasa mencetak gelontoran gol selama karirnya.
Sebagian besar golnya bersama Dortmund adalah proses dari serangan cepat.
Saat menggiring bola maupun ketika bergerak tanpa bola, kecepatan yang ia miliki sama-sama mematikannya.
Baca juga: 3 Tim Calon Kuda Hitam Liga Inggris 2022/2023: Arsenal & Manchester United Patut Waspada!
Ditambah postur tubuh Haaland yang tinggi besar menyulitkan pemain lawan untuk menjaga pergerakannya.
Haaland juga pandai dalam mencari celah pertahanan lawan, ia akan mencari ruang sebesar mungkin untuk dapat berlari mengejar ataupun menggiring bola.
Dengan kecepatan yang dimiliki Haaland, pelatih Brussia Dortmund, Marco Rose tahu betul cara memanfaatkannya.
“Haaland adalah striker dengan kemampuan berlari yang cepat, kekuatannya juga mendukung hal itu," kata Rose dilansir dari Goal International.
Pergerakan tanpa bola dan penempatan posisi dia juga sangat baik, hal itu memberi kami banyak alternatif ketika melancarkan serangan,” tambahnya.
Dengan skema 4-3-1-2 milik Rose, Haaland ditemani pemain cepat lainnya di depan, yaitu Doney Mallen.
Sedangkat tepat dibelakang dua striker ada Marco Reus. Mallen dan Reus memiliki tugas yang sama, yaitu melayani seorang Erling Haaland.
Haaland akan menempatkan diri di antara dua atau tiga bek lawan, ia akan mencari celah lewat samping ataupun tengah.
Saat berhasil menemukan celah untuk berlari, ia mulai bergerak seiring dengan umpan terobosan yang datang mengarah kepadanya.
Baca juga: Sorotan Liga Inggris: Mengenal Regulasi Pemain Homegrown yang Merusak Harga Pemain di Bursa Transfer
Marco Reus yang memiliki kualitas passing di atas rata-rata menjadi pemanja untuk striker haus gol tersebut.
Tak heran, gol-gol Haaland banyak datang dari umpan yang diberikan oleh Marco Reus.
Namun, Haaland juga tidak begitu bertumpu pada pemain lain, ia bisa bermain dengan siapa saja.
Itu dibuktikan dengan jumlah golnya di Timnas Norwegia dan Mantan klubnya, RB Salzburg.
Jadon Sancho merupakan penyumbang assist terbanyak untuk Haaland di musim lalu dengan catatan 16 assist.
Meski harus ditinggal tandemnya yang memilih hijrah ke Manchester United itu, Halland tetap mampu mencetak banyak gol untuk Brussia Dortmund.
Haaland mampu mencetak gol dengan pergerakannya sendiri, yaitu berlali dan melewati lawan, ia juga dapat mencetak gol dari luar kotak penalti memanfaatkan kualitas tendangan kaki kirinya.
Ia lebih dari sekedar Sergio Aguero dan Harry Kane yang membutuhkan banyak peluang untuk mencetak gelontoran gol.
Postur tubuh dan kecepatannya menjadi atribut mencolok yang membuat Haaland menjadi mesin pencetak gol di usia yang begitu muda.
Haaland tidak terlalu butuh peluang besar agar mencetak gol, karena ia mampu memanfaatkan peluang sekecil mungkin untuk dapat ia sarangkan ke gawang lawan.
Memang sudah saatnya bagi Haaland untuk pindah ke tim yang lebih besar, gelontoran golnya begitu dinanti untuk membawanya menuju puncak karir.
Manchester City? rival abadi Setan Merah itu dapat dijadikan Haaland sebagai alangkahnya untuk mendulang prestasi dan meraih Ballon d'Or di masa depan.
The Citizens sampai rela 'membuang' Gabriel Jesus dan Raheem Sterling ke tim Liga Inggris lainnya guna memberi tempat kepada Erling Halaand.
(Tribunnews.com/Deivor)