Pernyataan Presiden Arema FC Soal Tragedi Stadion Kanjuruhan: Kami Dukung Pengusutan & Investigasi
Pernyataan Presiden Arema FC, Gilang Widya Pramana atas tragedi di Stadion Kanjuruhan setelah laga Arema FC vs Persebaya Liga 1 pada Sabtu (1/10/2022)
Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Presiden klub Arema FC, Gilang Widya Pramana buka suara atas tragedi di Stadion Kanjuruhan setelah laga Arema FC vs Persebaya pada Sabtu (1/10/2022) malam.
Suporter Arema FC turun ke lapangan, terlibat bentrok dengan aparat keamanan, hingga peredaman menggunakan gas air mata dari pihak keamanan untuk mengamankan situasi, namun justru menyebabkan petaka.
Kondisi di Stadion Kanjuruhan malam itu menjadi tidak terbendung dan chaos.
Tragedi tersebut menyebabkan 182 nyawa meninggal dunia menurut dari laporan Dinas Kesehatan Malang hingga Minggu (2/10/2022) siang.
Baca juga: Daftar Korban Kerusuhan Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan: Meninggal 130 Orang, Luka-luka 191
Melalui akun Instagram pribadinya, Presiden Arema FC, Gilang Widya Pramana meminta maaf kepada seluruh warga Malang.
Ia sangat prihatin dan mengutuk keras kerusuhan atau tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang hingga menyebabkan ratusan Aremania merenggut nyawa.
"Sebagai Presiden Arema FC, saya meminta maaf yang tulus kepada seluruh warga Malang Raya yang terdampak atas kejadian ini," tulisnya.
"Saya sangat prihatin dan mengutuk keras kerusuhan di Stadion Kanjuruhan yang mengakibatkan seratusan lebih korban jiwa."
"Saya turut merasakan duka yang mendalam dan berbelasungkawa untuk para Aremania dan Aremanita yang menjadi korban dalam musibah Kanjuruhan tadi malam, semoga kepada keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan," sambungnya.
Gilang mengaku pihaknya masih terus menjalin komunikasi dengan pihak layanan kesehatan untuk mengurus para korban.
Arema FC juga akan menanggung seluruh pembiayaan dan mendukung penuh pengusutan atas tragedi ini.
"Saat ini manajemen Arema FC terus berkoordinasi dengan pusat layanan kesehatan untuk mengurus para korban," tambahnya.
"Kami meminta agar diberikan pelayanan yang maksimal dalam penanganan korban luka-luka, dan meminta pusat-pusat layanan kesehatan untuk menyampaikan pembiayaannya kepada manajemen Arema FC."
"Kami juga mendukung penuh pengusutan dan investigasi yang dilakan pihak kepolisian, dan memohon pihak-pihak untuk menahan diri sampai benar-benar ketemu titik terang permasalahannya."
"Tidak ada sepakbola seharga nyawa, Tidak ada!" kata dia.
Tragedi Kanjuruhan menjadi sorotan dunia dan media-media luar negeri.
Untuk sementara, PT LIB melalui surat pernyataannya mengumumkan pertandingan Liga 1 ditunda.
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo juga sudah memberikan instruksi kepada Kepolisian Indonesia untuk mengusut tuntas kasus ini.
"Khusus kepada Kapolri saya minta melakukan investigasi dan mengusut tuntas kasus ini," kata Presiden Jokowi dalam pernyataan persnya, Minggu (2/10/2022) siang.
"Termasuk juga prosedur pengamanannya!" tegasnya.
Mantan Wali Kota Solo itu berharap tragedi di Stadion Kanjuruhan menjadi yang terakhir dalam dunia sepak bola Tanah Air.
"jangan sampai ada lagi tragedi kemanusiaan seperti ini di masa yang akan datang, sportivitas, rasa kemanusiaan dan rasa persaudaraan bangsa Indonesia harus terus kita jaga bersama," ucapnya.
(Tribunnews.com/Sina)