Kalahkan Manchester City, Penyempurna Liverpool dari Perubahan Jurgen Klopp
Perubahan taktik Klopp dalam masa adaptasi, kemenangan 1-7 atas Rangers mengembalikan kepercayaan diri Liverpool. Akankah menjadi sempurna pekan ini?
Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Laga akbar Liga Inggris tersaji akhir pekan ini antara Liverpool vs Manchester City dalam pekan 11.
Pertandingan Liverpool vs Manchester City Liga Inggris berlangsung di Anfield Stadium, Minggu (16/10/2022) pukul 22.30 WIB.
Pada 30 Juli 2022, Liverpool sukses mengalahkan Manchester City dengan skor 3-1 di final Community Shield.
Trofi tersebut penyempurna Jurgen Klopp untuk menghiasi lemari trofi Liverpool di bawah asuhannya.
Baca juga: Liverpool vs Manchester City Liga Inggris, Ancaman Haaland Disadari Jurgen Klopp
Darwin Nunez yang baru didatangkan dari RB Salzburg mencetak satu gol, Mohamed Salah mencetak gol lewat titik penalti, serta gol pembuka dari Alexander-Arnold.
Sementara pemain baru Manchester City, Erling Haaland dalam masa adaptasi, sejumlah peluang terbuang sia-sia.
Hasil tersebut adalah awal yang cerah untuk Liverpool untuk mengarungi musim 2022/2023.
Namun, dalam perjalanannya tak semudah harapan dan angan-angan yang selama ini terjadi.
Seperti diketahui, Liverpool menjadi pesaing terberat Manchester City dalam perburuan gelar Liga Inggris dalam beberapa musim terakhir.
Pun dengan trofi Si Kuping Besar yang teramat diimpikan oleh keduanya.
Liverpool sukses menggapai trofi Liga Champions pada tahun 2019 setelah mengalahkan Tottenham dengan skor 2-0.
Pada musim ini, traffict Liverpool tak begitu baik dalam dua ajang bergengsi tersebut.
Terseok-seok di Liga Inggris hingga menempati peringkat 10 tertinggal 14 poin dari Arsenal di puncak klasemen serta kekalahan mencolok 4-1 pada laga pembuka penyisihan grup Liga Champions.
Segenap upaya dilakukan Jurgen Klopp, termasuk dengan merubah pakem menyesuaikan kondisi skuad The Reds.
Hal itu dibuktikan dengan kemenangan mencolok 1-7 di Ibrox Stadium ketika melawat ke markas Rangers dalam lanjutan penyisihan grup Liga Champions.
Formasi 4-4-2 modern ala Klopp mulai menunjukkan tajinya.
Mohamed Salah memainkan peran barunya sebagai striker. ia bisa mencetak tiga gol hanya dalam waktu 7 menit untuk mencatatkan sejarah.
Pemain yang bermain sebagai sayap seperti Elliot ataupun Carvalho berada sejajar bersama dua gelandang bertahan Fabinho dan Henderson.
Fungsinya tak lain guna melapis pertahanan Liverpool yang musim ini begitu rapuh.
Dalam delapan pertandingan Liga Inggris, Liverpool sudah kebobolan 12 gol, setara dengan Wolves yang menempati peringkat 18 klasemen.
Tapi, Elliot dan Carvalho bisa memberikan peran multi, mereka bisa beranjak ke tengah dan memberikan ruang untuk Alexander-Arnold ataupun Tsimikas untuk overlap membantu serangan.
Dengan begitu, filosofi gegenpressing Jurgen Klopp bertahan meskipun menyesuaikan dengan sejumlah perubahan.
Proses perubahan taktik Jurgen Klopp memang memerlukan waktu, terlebih dengan kondisi pemain yang kini dalam kepercayaan diri bagus pascapertandingan di Ibrox.
Statistik Liverpool Menurun
Faktor menurunnya performa Liverpool musim ini dipengaruhi banyak hal.
Kehilangan Mane, kehadiran Darwin Nunez, hingga pilar yang cedera memaksa Jurgen Klopp untuk segera menemukan solusi agar menjaga asa musim ini.
Statistik Opta menunjukkan, serangan Liverpool musim ini menurun cukup drastis.
Tembakan per pertandingan di Liga Inggris turun dari 19,2 musim lalu menjadi 17,5 pada musim ini.
Sementara xG (gol yang diharapkan) per pertandingan juga turun, dari 2,6 menjadi 1,8.
Tapi, ada peningkatan dari segi sentuhan rata-rata di kotak penalti lawan, dari 38,9 menjadi 42,1.
Begitu juga dengan jumlah umpan silang terbuka per pertandingan mereka yang meningkat dari 15,6 menjadi 16,4.
Hal tersebut menunjukkan celah apa yang harus dibenahi oleh Klopp.
Menurut Chris Sutton yang berbicara di BBC Radio 5 Five mengatakan, "Banyak hal yang menjadi masalah (Liverpool) saat ini."
"banyak pemain yang tidak tampil bagus. Lihat juga pemilihan tim, mereka telah berubah," sambungnya.
Satu hal lagi yang mendapat sorotan dari Sutton adalah konsistensi untuk pemain seperti Harvey Elliot.
Pemain lulusan akademi Liverpool itu masih membutuhkan waktu bermain lebih banyak untuk mendapatkan konsistensi itu.
Seperti yang diungkap Sutton, hampir setiap lini Liverpool bermasalah.
Statistik untuk lini pertahanan Liverpool juga menunjukkan penurunan.
Musim lalu, Liverpool hanya kebobolan 26 gol hingga akhir kompetisi Liga Inggris.
Hampir dari setengah dari jumlah tersebut sudah tercapai hanya dalam 8 pertandingan menurut statistik Gracenote.
Akhir Siklus era Jurgen Klopp
Sebuah tulisan BBC oleh Emma Smith menjabarkan utasan yang menarik akan perjalanan cerita Liverpool era Jurgen Klopp.
Musim ini, starting XI Liverpool berada di urutan ketiga sebagai tim dengan rata-rata usia tertua.
Liverpool turun dengan rata-rata usia 28 tahun, seperti Alisson, Virgil van Dijk, Henderson, Fabinho, dan Mohamed Salah.
Catatan itu menjadi rata-rata tertua sejak Jurgen Klopp menjabat sebagai pelatih pada 2016 lalu.
Melanjutkan statistik Gracenote, dalam enam musim terakhir, tim yang keluar sebagai juara Liga Inggris memiliki rata-rata usia 26,61 hingga 27,67 tahun pada starting XI mereka.
Liverpool telah membuktikan itu ketika keluar sebagai juara pada musim 2019/2020 lalu.
Ketika itu Liverpool menempati peringkat 9 yang memiliki usia rata-rata skuad termuda tim papan atas Liga Inggris.
Sekarang, melawan Manchester City yang kurang dari 48 jam, Liverpool bersiap dengan segala kemampuan mereka untuk mengembalikan performa terbaik itu.
Mengalahkan Manchester City memang tidak mudah, tetapi jika berhasil adalah momen besar yang bisa menjadi pelecut bagi skuad The Reds menyongsong musim ini di tengah kesulitan dan inkonsistensi.
Darwin Nunez memang tak seganas Haaland yang sudah mencetak 20 gol di semua kompetisi, tapi optimisme itu ada ketika akhir pekan nanti berlaga di hadapan publik Anfield.
Sebuah harapan yang digendong Darwin Nunez untuk membuktikan dirinya layak ditebus Liverpool dengan mahar 100 juta Euro.
(Tribunnews.com/Sina)