Arema FC Pilih Stadion Sultan Agung Jadi Homebase, Klub Liga 3 Protes: Sungguh Tiada Empati!
Keputusan Arema FC memilih Stadion Sultan Agung jadi homebase tuai protes dari klub Liga 3, PS HW UMY yang sebut Arema tak punya empati
Penulis: Siti Nurjannah Wulandari
Editor: bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Manajemen Arema FC secara resmi mengajukan Stadion Sultan Agung, Bantul sebagai homebase di putaran kedua Liga 1.
“Sebenarnya ada beberapa pilihan stadion, tapi akhirnya kita memutuskan untuk mengajukan stadion Sultan Agung Bantul sebagai homebase di putaran kedua BRI Liga 1 2022,” ungkap Komisaris PT Arema Aremania Berprestasi (PT AABBI), Tatang Dwi Arifianto, dikutip dari situs resmi klub.
Keputusan ini justru tuai pro kontra.
Terlebih bagi para klub yang ikut terdampak tragedi Kanjuruhan yang bermarkas di Yogyakarta.
Pasalnya kompetisi Liga 3 DIY telah resmi batal digelar imbas dari tragedi Kanjuruhan.
Satu di antaranya klub Liga 3, PS HW UMY yang mengaku kecewa terhadap Arema FC yang dinilai tak memiliki empati.
Baca juga: Inilah Markas Arema FC Arungi Putaran Kedua Liga 1 2022/2023
Pasalnya, PS HW UMY telah berusaha bangkit dan mencari dana untuk mempersiapkan kompetisi Liga 3.
Sayangnya, kompetisi Liga 3 DIY batal digelar.
Dan lebih mengecewakan lagi, Arema memilih homebase di daerah Yogyakarta untuk melanjutkan kompetisi.
"Dear @AremafcOfficial,
kami hanya tim kecil yang bermarkas di DIY. Kami kumpulkan dana dari donatur dan sponsor sedikit demi sedikit untuk persiapan Liga 3.
Gara2 kalian Liga 3 DIY batal. Lalu kalian mau menggunakan SSA untuk Liga 1. Sungguh tiada empati !" cuit akun @PS_HW_UMY pada Selasa (3/1/2023).
Kekecewaan pihak PS HW UMY ini jelas ditunjukkan pada panpel, aparat, dan suporter yang mengakibatkan kompetisi lain ditunda hingga dibatalkan.
"Pemain kami sudah berlatih demi asa mengembangkan karir dan masa depan.
Kecerobohan klub, panpel, aparat dan suporter kalian @AremafcOfficial menghancurkan harapan tunas-tunas muda yang ingin mengembangkan diri di atas lapangan hijau.
Liga 3 DIY batal, kalian justru ke SSA!" pungkas cuitan tersebut.
Baca juga: Kaleidoskop Tragedi Kanjuruhan: Kelamnya Sepakbola Tanah Air, 135 Orang Meninggal Dunia
Diberitakan sebelumnya, jika keputusan pembatalan Liga 3 DIY diumumkan kepada klub anggota melalui surat keputusan (SK) bernomor 496/ASPROV-DIY/XII-2022 yang disampaikan Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI DIY.
Ada tiga alasan yang menjadi pertimbangan pembatalan Liga 3 DIY, yakni ketidakselarasan antara jadwal kompetisi tahun 2022 di tingkat Provinsi, di tingkat Nasional dan jadwal Kongres Luar Biasa (KLB) Pemilihan PSSI 2023.
Alasan selanjutnya batalnya Liga 3 DIY 2022 adalah ketidakjelasan urusan perizinan kegiatan, yang mana hal ini mengacu belum turunnya izin dari pihak terkait
"Ada beberapa syarat SOP penyelenggaraan belum terpenuhi, jadi tidak hanya kepolisian saja, ada juga perizinan lapangan dan lainnya, nah itu belum jelas," kata Sekretaris Umum Asprov PSSI DIY, Armando Pribadi, Kamis (29/12/2022).
Terakhir dari hasil pertemuan antara Asprov PSSI DIY dengan klub anggota peserta kompetisi Liga 3 DIY 2022, pada hari Senin tanggal 26 Desember 2022.
"Maka bersama ini disampaikan hasil keputusan Komite Eksekutif Asosiasi Provinsi PSSI DIY bahwa, Kompetisi Liga 3 DIY tahun 2022 ditiadakan," tulis surat yang ditandatangani Sekum Asprov PSSI DIY, Armando Pribadi.
Meski sudah memastikan pembataln rencana digulirkannya Liga 3 DIY, namun Asprov PSSI DIY dalam surat tersebut masih menjajaki kemungkinan dilanjutkannya Turnamen Usia Muda Piala Soeratin DIY tahun 2022 yang terhenti setelah berjalan beberapa pertandingan.
Baca juga: Hasil Final Liga 3: Bungkam PSIK Klaten 3-1, Persip Pekalongan Wakili Jateng ke Fase Selanjutnya
"Apabila dalam beberapa pekan depan ketidakjelasan perizinan Piala Soeratin tahun 2022 ini masih mengemuka, maka Komite Eksekutif akan kembali mengambil keputusan untuk mencegah timbulnya berbagai permasalahan dan kerugian akibat ketidakpastian situasi yang terjadi," sambung Armando.
Ironisnya ketika kompetisi Liga 3 batal digelar di DIY, justru Liga 1 baru saja menyelesaikan putaran pertama dengan sistem gelembung di DIY selama satu bulan.
Dua stadion di DIY, Stadion Maguwoharjo dan Stadion Sultan Agung menjadi venue kompetisi kasta tertinggi Indonesia untuk menuntaskan putaran pertama.
Dengan kata lain kompetisi lokal justru tidak mendapat izin penyelenggaraan atau ruang bagi pemain lokal untuk unjuk kemampuan serta mendapat jam terbang.
Bagi klub peserta kerugian pastinya tidak hanya secara materi, namun psikologis pemain turut terkena dampaknya.
Para pemain yang musim ini masih berusia 21 tahun, musim depan sudah tidak bisa mengikuti kuota pemain reguler Liga 3 DIY, praktis masuk kuota senior.
Di DIY satu generasi dalam pembinaan sepak bola usia muda harus tumbang lantaran kompetisi batal digelar. (*)
(Tribunnews.com/ Siti N/ TribunJogja.com/ Taufiq Syarifudin)