Presiden LaLiga Javier Tebas Sebut Liga Inggris Kurang Gercep Tangani Pelanggaran FFP Man City
Presiden LaLiga Javier Tebas menyoroti dakwaan pelanggaran financial fair play (FFP) yang dilakukan Manchester City.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Presiden LaLiga Javier Tebas menyoroti dakwaan pelanggaran financial fair play (FFP) yang dilakukan Manchester City.
Pihak Liga Inggris menduga Manchester City telah melakukan lebih dari 100 pelanggaran FFP yang mencakup beberapa aspek, mulai dari aspek finansial klub, renumerasi nilai kontrak, rekayasa laporan keuangan, dan pelanggaran lainnya.
Pihak Premier League mengumumkan tuduhan besar ke Manchester City melalui laman resmi mereka pada Senin (6/2/2023) kemarin.
Namun rupanya pelanggaran FFP yang dituduhkan kepada Manchester City rupanya sudah tercium oleh Presiden LaLiga Javier Tebas lima tahun yang lalu.
Tebas sebelumnya juga mengklaim bahwa City telah menggunakan sponsor fiktif dan menggelembungkan kesepakatan hak penamaan untuk meningkatkan pendapatan mereka.
Tebas pun menyindir pihak Liga Inggris yang butuh waktu lama untuk menyelidiki pelanggaran ini, padahal dirinya sudah menyoroti kasus itu sejak 2017 silam.
Baca juga: Kronologi Munculnya Tuduhan Pelanggaran Financial Fair Play yang Dilakukan Manchester City
Dalam pandangan Tebas, klub lain yang juga banyak melakukan pelanggaran financial fair play selain Manchester City adalah Paris Saint Germain (PSG).
Lantas, ia pun mengecam apakah juga akan membutuhkan waktu panjang lagi untuk mengusut masalah tersebut.
"Pada 9-5-2017 kami mengecam di Soccerex Manchester pelanggaran @ManCity dan @PSG_espanol dari financial fair play. Sungguh luar biasa bahwa @premierleague Butuh waktu bertahun-tahun untuk mengetahuinya. Kami mengecam bahwa ada lebih banyak kasus , apakah akan memakan waktu bertahun-tahun juga?" tulis Tebas melalui akun Twitternya.
Baca juga: Andai Gelar Juara Manchester City Dicabut, Liverpool & Manchester United Ketiban Rezeki dari Langit
Kronologi Tuduhan Muncul
Pelanggaran yang dilakukan Man City ini diindikasi terjadi dari 2009 hingga 2018 di mana selama periode sembilan tahun ini The Citizens tiga kali menjadi juara Liga Inggris.
Aturan financial fair play (FFP) Liga Premier dirancang untuk memastikan klub membelanjakan uang sesuai dengan pendapatan mereka.
Cara yang digunakan Man City untuk mencurangi FFP yakni dengan merekayasa laporan keuangan seperti me-mark-up laporan pendapatan atau mengurangi pengeluaran.
Dilansir Sky Sports, tuduhan tersebut muncul setelah adanya media Jerman Der Spiegel yang menerbitkan hasil penyelidikan terkait laporan keuangan sejumlah klub pada 2018 silam.
Laporan keuangan sejumlah klub itu didasarkan pada karya seorang peretas komputer Portugis Rui Pinto.
Peretas itu membobol akun email berbagai klub sepak bola serta agen pemain.
Bermula dari hal itu, EUFA kemudian memulai investigasi terhadap Man City.
UEFA sempat memutuskan Manchester City melakukan pelanggaran serius terhadap aturan Financial Fair Play dan menghukumnya dengan larangan 2 tahun tampil di kompetisi Eropa.
Namun, sanksi ini dicabut oleh Pengadilan Eropa Arbitrase dan pada akhirnya tidak pernah berlaku.
Ternyata, penyelidikan juga dilakukan oleh pihak Liga Inggris yang kemudian baru mengeluarkan pernyataan pada Senin kemarin.
Dakwaan Premier League pun lebih lebih banyak daripada UEFA. Man City juga tidak bisa mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).
(Tribunnews.com/Tio)