Prediksi AC Milan vs Torino, Comeback Ibrahimovic Nyalakan Harapan, Pioli Ganti Formasi Lagi
Di laga ini, Pelatih Milan, Pioli kemungkinan bakal kembali memasang Rafael Leao ke ke starting line-up setelah disimpan di bangku cadangan
Penulis: Deny Budiman
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Prediksi AC Milan vs Torino, Comeback Ibra Nyalakan Harapan, Pioli Ganti Formasi Lagi
TRIBUNNEWS.COM - TUJUH laga beruntun tanpa kemenangan seakan telah menyurutkan api semangat pasukan AC Milan.
Mereka harus mencari inspirasi baru. Di saat kritis inilah, sang striker veteran, Zlatan Ibrahimovic muncul.
Untuk pertama-kali dalam delapan bulan terakhir, striker asal Swedia berusia 41 tahun ini muncul dalam latihan bersama tim utama di Milanelo.
Laporan terbaru dari Corriere della Sera, sang bomber diperkirakan akan dipanggil oleh pelatih Stefano Pioli untuk duel kontra Torino pada pekan ke-22 Serie A di Stadion San Siro, Milan, Sabtu (11/2) dini hari.
Laga AC Milan vs Torino akan disiarkan langsung di Bein Sports 1, Sabtu (11/2/2023), kick-off Pukul 02.45 WIB.
Baca juga: Berita AC Milan, Marco Sportiello Siap Gabung, Incar Christian Pulisic yang Separuh Harga Zaniolo
Baca juga: Fakta Menyeramkan AC Milan Dilumat Sassuolo 2-5 di San Siro, Rossoneri Jebol 17 Kali dalam 6 Laga
Diharapkan untuk memulai dari bangku cadangan, Ibra dilaporkan baru fit bermain untuk durasi 10-15 menit, dan kemungkinan tampil di akhir pertandingan.
Kendati tak akan tampil penuh, kehadiran pemain yang menjuluki dirinya sendiri sebagai "singa" ini mungkin saja akan meniupkan harapan, menyalakan api semangat yang dicari Milan saat ini menyusul kekalahan 1-0 dari Inter di Derby della Madonnina (6/2).
Kekalahan pada laga terakhir memperpanjang rentetan hasil tanpa kemenangan yang menyedihkan sejak awal Januari. Itu juga menjadi empat kekalahan beruntun, yang baru pertama terjadi sejak 2017.
Rossoneri pun tampaknya mulai kehilangan kepercayaan kepada Stefano Pioli kurang dari setahun sejak dia mengakhiri penantian Scudetto Milan selama satu dekade.
Baca juga: AC Milan Sah dalam Periode Terburuk, Stefano Pioli Tak Menyesal Ganti Formasi dan Cadangkan Leao
Dalam situasi tak kondusif itu, Ibra muncul dengan sesumbarnya, dengan ucapan-ucapan bombastisnya, tapi yang mungkin bisa jadi api penyemangat pasukan Milan.
“Sepak bola adalah segalanya, gairah, adrenalin, pertarungan, kemenangan, atmosfer. Ini adalah paket dari segalanya, di mana saya merasa berada di puncak, di mana saya merasa yang terbaik keluar dari diri saya, saya berubah dan menjadi orang lain," kata Ibrahimovic berbicara kepada Milan TV membahas kembalinya dia ke lapangan.
"Ketika saya kembali, musik berubah. Ini Milan, di Milan Anda harus menang. Kami berada di Milan untuk menang, jika kami menang itu karena kami adalah Milan," ujarnya menyemangati rekan-rekannya.
“Anda pasti akan mengalami saat-saat sulit, dan saat-saat baik, apa pun situasinya, Anda harus selalu berada di level maksimal. Tak ada yang terjadi secara kebetulan. Setiap kali Anda menang, ada sesuatu yang tercatat dalam sejarah. Scudetto tahun lalu ada dalam sejarah, tapi bukan karena kebetulan, karena kami adalah Milan,” ujar Ibra.
Milan faktanya memang dalam situasi terpuruk. Rossoneri kalah dalam tiga laga Serie A berturut-turut dengan skor agregat 10-3, termasuk kekalahan memalukan 5-2 dari Sassuolo di laga kandang .
Hal yang lebih memprihatinkan adalah, juara bertahan ini gagal mencetak gol dalam tiga dari empat laga terakhir di semua kompetisi, dengan hanya melepaskan enam tembakan tepat sasaran dalam periode tersebut.
Tanpa kemenangan dalam lima laga liga terakhir mereka (2 seri, 3 kalah), tuan rumah memulai babak ini di urutan keenam, namun dengan Lazio yang berada di urutan keempat hanya terpaut satu poin, impian Milan untuk mengamankan sepak bola Liga Champions masih hidup.
Dalam keadaan 'normal', kunjungan Torino ke San Siro akan menjadi jaminan tiga poin bagi Rossoneri, tetapi situasinya terbalik baru-baru ini.
Menyusul kemenangan kandang 2-1 di pertandingan sebelumnya, sepuluh pemain asuhan Ivan Juric mengalahkan Milan 1-0 di babak 16 besar Coppa Italia pada bulan Januari, menjadikan rekor mereka tak terkalahkan dalam tiga duel terakhir kontra Milan (2 menang, 1 seri)
Jika bisa melanjutkan rekor bagus kontra Milan, Torino bisa menghidupkan kembali harapan untuk merebut tiket ke Eropa untuk pertama kalinya sejak 2018/19, dengan mereka sekarang berada di posisi tujuh, tertinggal delapan poin dari pasukan Pioli.
Kemenangan 1-0 akhir pekan lalu di Udinese membuat penghitungan poin tim berjuluk I Friulani menjadi 30 poin setelah 21 laga. Itu merupakan hasil terbaik kedua mereka di era tiga poin Serie A.
Di laga ini, Pelatih Milan, Pioli kemungkinan bakal kembali memasang Rafael Leao ke ke starting line-up setelah disimpan di bangku cadangan dalam kekalahan 1-0 atas Inter.
Dia akan menggantikan Divock Origi, dan diharapkan bisa mempertajam keunggulan serangan Rossoneri.
Tapi Torino adalah salah satu tim defensif terbaik di Serie A. Pasukan asuhan Ivan Juric ini tahu secara mendalam bagaimana membuat frustasi lawan, meskipun pendekatan konservatif mereka sering mengorbankan daya ofensif.
Banyak yang memprediksi laga ini akan berakhir seri dengan gol minimal, 0-0, atau 1-1. Tapi mungkin kehadiran Ibra bisa jadi pembeda.
Ubah Formasi Lagi
PELATIH AC Milan, Stefano Pioli bakal mengusung formasi baru lagi kontra Torino akhir pekan ini.
Menurut La Gazzetta dello Sport, ide terbarunya adalah mengubah sedikit formasi 3-5-2 menjadi 3-4-1-2 dan menempatkan Rafael Leao di samping Olivier Giroud.
Di laga terakhir kontra Inter, Pioli memasang formasi 3-5-2 dengan memasang Giroud bareng Divock Origi.
Hasilnya tak maksimal. Kini, dia pun berjudi dengan menjadikan Leao sebagai ujung tombak.
Fan Milan sudah terbiasa dengan pergerakan memukau Leao dari sayap kiri.
Namun ia sebenarnya telah bermain sebagai striker sebanyak 40 kali di Milan: 21 di musim 2019-20, 19 di musim berikutnya. Statistiknya? Delapan gol, serta tiga assist.
Secara statistik, Leao lebih produktif bermain di sayap.
Dua musim terakhir, dia 69 kali main sebagai winger, dengan 23 gol dan 21 assist, mendapatkan gelar sebagai MVP Serie A musim lalu, dan pada dasarnya membawa Rossoneri meraih kemenangan gelar liga pertama mereka dalam 11 tahun. (Tribunnews/den)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.