Shin Tae-yong Juga 'Diserang' Pelatih PSM Makassar, Tavares Tantang Buka-bukaan Data TC Timnas U-20
Selain dari Thomas Doll, Shin Tae-yong juga mendapat kritik keras dari PSM Makassar, Bernardo Tavares terkait metode TC Timnas Indonesia U-20
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Shin Tae-yong Juga Diserang Pelatih PSM Makassar, Tavares Tantang Buka-bukaan Data TC Timnas U-20
TRIBUNNEWS.COM - Pelatih Timnas U-20 Indonesia, Shin Tae-yong tengah mendapat gelombang 'serangan' kritik dari sejumlah pelatih Klub Liga 1 perihal metode pemanggilan pemain klub ke skuad timnas.
Shin Tae-yong mendapat kritik dan olok-olok dari pelatih Persija Jakarta, Thomas Doll yang bahkan menyebutnya mirip badut lantaran tampil di televisi sebagai bintang iklan.
Selain dari Thomas Doll, Shin Tae-yong juga mendapat kritik keras dari PSM Makassar, Bernardo Tavares.
Baca juga: Deretan Kata-Kata Pedas Thomas Doll ke Shin Tae-yong: Seperti Badut Hingga Tak Punya Rasa Hormat
Baca juga: Prestasi Shin Tae-yong Selama Melatih Timnas Indonesia, Pantaskah Disebut Badut oleh Thomas Doll?
Bernardo Tavares secara tegas minta ada komunikasi yang intens saat pemain dipanggil ke pemusatan latihan (TC) timnas.
Seperti diketahui, TC jangka panjang ini akhirnya mendapatkan sorotan serius.
Dengan jangka waktu yang panjang maka pemain tersebut mendapatkan menit bermain yang minim di klub.
Namun, di kompetisi justru pemain-pemain ini mulai mendapatkan kepercayaan pelatih dan bermain reguler.
Terbaru banyak pemain yang belum dilepas timnya untuk bergabung dalam TC timnas U-20 Indonesia sebagai persiapan jelang Piala Asia U-20 2023 mendatang.
Baca juga: Pelatih PSM Makassar Sekak Shin Tae-yong Soal TC Timnas U-20 Indonesia: Cuma Latihan dan Lari-lari
Baca juga: Perseteruan Makin Meruncing, Thomas Doll Sebut Shin Tae-yong Jadi Sumber Kekacauan
Bernardo Tavares menilai harus ada keterbukaan terkait masalah ini.
Menurutnya, sejak pemain andalannya dipanggil untuk TC masih belum ada komunikasi yang baik dari Shin Tae-yong.
Padahal, pemain-pemain tersebut dipanggil dalam jangka waktu lama dan tidak ada laporan yang diberikan ke klub.
"Selama ini saya tidak ada komunikasi sedikit pun dengan tim teknis dari timnas."
"Saya tidak mendapatkan apa yang mereka lakukan di sana, apa yang mereka makan di sana."
"Apa program mereka di sana," kata Bernardo Tavares dilansir laman Tribun Timur.
Bernardo Tavares memberikan contoh saat dia masih menjadi pelatih di Finlandia sebelum merapat ke PSM.
Saat pemain yang dipanggil ke timnas U-19, dia mendapatkan laporan detail terkait perkembangan dan kegiatan pemain.
Hal ini harusnya juga dilakukan saat TC timnas Indonesia.
Tujuannya agar pemain bisa terus dipantau oleh klub meski sedang berada di timnas.
"Saya berikan contoh, ada pemain saya ketika kerja di Finlandia, pemain saya dipanggil timnas U-19."
"Di sana pelatih mereka, tim mereka memberikan kita data, memberikan apa yang mereka lakukan pemain ini."
"Memberikan data dari GPS Sport Vest, apa program mereka."
"Apa yang mereka makan selama di Timnas. Jadi kita bisa cek perkembangan mereka," tambahnya.
Pelatih asal Portugal ini menilai jika TC jangka panjang ini tidak efektif.
Pasalnya, pemain hanya fokus berlatih dan minim menit bermain.
Berbeda jika saat mereka di klub, pemain mendapatkan pengalaman pertandingan dan bisa langsung menunjukkan hasil latihannya.
Masalahnya saat melepas pemain ke timnas dia masih penasaran dengan perkembangan pemain tim Juku Eja.
"Kalau mereka hanya latihan, latihan di sana, harus diberikan motivasi."
"Tapi kalau di klub mereka punya pertandingan, Liga 1 dan ini yang mengembangkan mereka."
"Saya terus bertanya-tanya yanga mana paling penting, mengembangkan pemain atau latihan di sana," katanya. (TribunTimur/Lukman Adhi Kurniawan/BolaSport)