Cristian Stellini Belajar Semangat Hidup dan Pantang Menyerah dari Para Pengungsi Terdampak Perang
Mantan asisten Conte ini larut dalam emosi saat berbicara tentang krisis dalam hidupnya. Dia pernah menjalani skorsing dan jadi konsultan pengungsi.
Penulis: Deny Budiman
Editor: Muhammad Barir
Tottenham juga tidak terkalahkan dalam sembilan kunjungan liga terakhir mereka ke Goodison Park.
Meski, enam laga di antaranya berakhir imbang, termasuk tiga laga terakhir berturut-turut. Masing-masing dengan skor 0-0, 2-2, dan 1-1.
Tapi itu dulu. Kini, rekor tandang The Lilywhite memprihatinkan dengan belum pernah menang dalam lima laga terakhir: empat kali kalah, dan sekali seri.
Itu juga di antaranya yang menyebabkan Conte dipecat.
Lantas, bagaimana nasib Spurs di tangan pelatih sementara, Stellini malam ini? Satu hal yang pasti adalah, Stellini akan mengandalkan ketajaman topskor sepanjang masa Spurs, Harry Kane.
Rekor Kane melawan Everton di Liga Primer ini luar biasa. Dia mencetak 14 gol dari 15 laga kontra The Toffees, dengan rata-rata cetak gol setiap 96 menit. Hanya melawan Leicester City (18) Kane mencetak gol lebih banyak.
Selain itu, fakta menunjukkan, Spurs lebih bergantung pada gol Kane lebih dari biasanya untuk musim ini. 21 gol sang bomber sejauh ini berkontribusi 40,4 persen dari total Liga Premier mereka.
Pencetak gol terbanyak Spurs di Liga Premier berikutnya pada 2022-23 adalah Son Heung-Min (enam), sementara penandatanganan musim panas dari Everton, Richarlison, belum mencetak gol dalam 19 penampilan Liga Premier untuk klub meskipun mencoba 19 tembakan dengan total xG 2,2.
Sean Dyche sementara itu berhasil menjadikan Goodison Park sebagai benteng pertahanan terbaik sejak ditunjuk menggantikan Frank Lampard akhir Januari lalu.
The Toffees telah memenangkan tiga dari empat laga kandang Liga Premier mereka di bawah Dyche, mengalahkan Arsenal, Leeds United, dan Brentford – semuanya dengan skor 1-0. Faktanya, tujuh dari sembilan kemenangan kandang terakhir Everton di kompetisi tersebut telah membuat pertandingan berakhir 1-0.
Di bawah asuhan Dyche, Everton jadi tim yang defensif. Ini terlihat dari statistik. Sejak pertandingan pertamanya pada 4 Februari, mereka memiliki rata-rata hanya 37,4% penguasaan bola, dan tak pernah melebihi lawannya dalam urusan penguasaan bola ini.
Hal itu membuat membuat kemampuan untuk merebut bola, dan memenangkan bola kembali dari lawan jadi hal sangat penting.
Dan Idrissa Gueye adalah yang terbaik untuk melakukannya.
Gelandang Senegal berusia 33 tahun ini telah membuat tekel terbanyak (30) dan intersepsi (15) di era Dyche di Everton di Liga Premier. Dia juga yang paling sering dalam penguasaan bola, membuat 228 operan sukses, tertinggi di dalam tim sejak mantan bos Burnley itu masuk.
Ada catatan menarik juga untuk duel ini: Everton harus berjuang melawan kutukan susah cetak gol kontra Spurs.