Pelatih Thailand Minta Maaf ke Indra Sjafri seusai Timnya Bikin Rusuh, Sebut Pemainnya Masih Bocah
Pelatih Timnas U22 Thailand, Issara Sritaro, meminta maaf kepada Indra Sjafri selaku juru taktik Timnas U22 Indonesia pasca insiden kericuhan.
Penulis: Isnaini Nurdianti
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Pelatih Timnas U22 Thailand, Issara Sritaro, langsung menyampaikan permintaan maaf kepada Indra Sjafri selaku juru taktik Timnas U22 Indonesia pasca insiden kericuhan yang terjadi di laga final sepak bola SEA Games, Selasa (16/5/2023).
Diketahui, pertandingan final sepak bola antara Timnas U22 Indonesia vs Thailand yang berlangsung di Stadion National Olympic, Phnom Penh, Kamboja, Selasa (16/6/20230) diwarnai kericuhan.
Kericuhan terjadi di pinggir lapangan seusai Irfan Jauhari mencetak gol ketiga bagi Indonesia pada babak tambahan.
Manajer Timnas U22 Indonesia, Kombes Pol. Sumardji, sampai mendapat pukulan keras dari ofisial Timnas Thailand hingga menyebabkan pendarahan di bibirnya.
Baca juga: Statistik Kelam Timnas Thailand Muda di SEA Games, Tim Kebobolan Terbanyak
Dikutip dari Soha.vn, Issara Sritaro tak sungkan untuk meminta maaf kepada Indra Sjafri atas insiden tersebut.
Lebih lanjut, Sritaro menilai jika para pemainnya masih seperti bocah yang belum bisa mengendalikan diri dengan baik.
"Saya hanya berharap para pemain bisa mengatasi kekalahan ini. Mereka harus lebih berkembang dari kekalahan seperti ini," ucap Sritaro.
"Semuanya masih bocah dan perlu belajar mengendalikan diri, tidak peduli bagaimana situasinya."
"Saya juga ingin meminta maaf kepada pelatih Indra Sjafri karena membiarkan pemain saya bertindak tanpa berpikir."
"Tindakan para pemain di kedua sisi berasal dari melindungi kepentingan mereka dan juga kepentingan kolektif."
"Namun, pemain Thailand harus tahu bagaimana mengontrol tindakan dan kata-kata mereka dengan lebih baik," imbuhnya.
Sritaro menilai bahwa kejadian kurang terpuji yang terjadi di laga Indonesia vs Thailand itu dapat menjadi sebuah pembelajaran.
Pelatih kelahiran 1980 itu pun berharap agar para pemain muda bisa belajar mengendalikan diri agar kejadian yang serupa tak terulang.
"Mungkin ada kontroversi mengenai perkelahian itu, tetapi itu adalah pelajaran," ujar Issara.
"Pemain muda perlu belajar mengendalikan diri untuk menghindari jatuh ke dalam situasi yang sama," imbuhnya.
Pihak Federasi Sepakbola Thailand juga Kirimkan Permintaan Maaf
Sebelumnya, pihak Federasi Sepakbola Thailand (FA Thailand) juga telah mengirimkan permintaan maaf atas insiden kericuhan yang terjadi.
Dalam unggahan di akun Instagram resminya, @changsuek, Rabu (17/5/2023), pihak FA Thailand juga mengaku menyesalkan terjadinya insiden kericuhan di laga final melawan Timnas U22 Indonesia.
“Persatuan Sepakbola Thailand menyampaikan penyesalan yang mendalam atas insiden yang terjadi pada pertandingan final SEA Games ke-32 antara Tim Nasional Sepakbola Thailand dan Timnas Indonesia pada 16 Mei 2023 di Kamboja,” isi caption @changsuek.
Langsung bertindak tegas, FA Thailand akan membentuk komite disipliner untuk melakukan penyelidikan agar bisa mengusut tuntas siapa dalang yang menjadi penyebab kericuhan.
Tak tanggung-tanggung, FA Thailand mengaku akan menindak tegas siapapun yang terlibat.
Lebih lanjut, proses penyelidikan akan segera dilakukan seusai Timnas U22 Thailand balik ke negaranya.
“Dalam hal ini, kami ingin memberi tahu Anda bahwa komite disipliner akan dibentuk untuk menyelidiki secara menyeluruh semua individu yang berperan dalam memprakarsai dan/atau terlibat dalam insiden tersebut,” tambah FA Thailand.
“Tujuan panitia adalah mengumpulkan fakta dengan cepat dan mengambil tindakan yang tepat sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh asosiasi,” sambungnya.
“Selain itu, tidak akan ada perlindungan atau kekebalan yang diberikan kepada siapa pun yang bertanggung jawab atas kesalahan apa pun dalam insiden ini. Akibatnya, prosedur investigasi akan segera dimulai setelah tim kembali ke Thailand,” tegas FA Thailand.
Baca juga: Sumardji Ucapkan Terima Kasih Kepada Kapolri Usai Antarkan Indonesia Raih Emas SEA Games 2023
Kronologi Kericuhan
Keberhasilan Timnas U22 Indonesia meraih emas di SEA Games 2023 dengan mengalahkan Thailand 5-2 menyajikan pertandingan dalam tensi panas, Selasa (16/5/2023).
Kericuhan antar pemain dan official tim mewarnai pertandingan tersebut. Saling dorong dan pukul berlangsung di National Olympic Stadium, Kamboja.
Kronologi kericuhan dimulai saat pertandingan menunjukkan angka 2-2 yang menghiasi papan skor.
Thailand yang sukses mencetak gol penyama kedudukan melakukan selebrasi berlebihan.
Official dan pemain timnas Thailand melakukan perayaan tepat berada di depan bench Timnas U22 Indonesia.
Pada momen tersebut, sudah ada insiden saling pukul. Bahkan wasit yang memimpin jalannya pertandingan memberikan kartu merah kepada Komang Teguh dan penjaga gawang Thailand.
Laga kemudian dilanjutkan ke babak tambahan 2x15 menit.
Pada waktu tambahan inilah, Timnas U22 Indonesia kembali bersorak merayakan gol yang dibukukan oleh Irfan Jauhari. Papan skor berubah menjadi 3-2.
Pemain dan official pelatih melakukan revans dengan berselebrasi menghadapi bench tim lawan.
Tak seperti Timnas U22 Indonesia, kali ini bench Tjhailand memberikan repsons keras atas apa yang dilakukan oleh tim Merah-Putih.
Oara pemain Thailand yang duduk di bench cadangan yang tak terima langsung menghampiri tim Indonesia yang berselebrasi.
Pun official Thailand juga melakukan hal serupa. Sontak ricuh saling pukul terlihat jelas.
Pfficial Timnas U22 Indonesia ada yang menjadi korban dari kericuhan tersebut. Salah satunya ialah Tegar yang mendapatkan pukulan beramai-ramai dari kubu Thailand.
Dia bahkan harus mendapatkan perawatan medis.
Hal yang lebih buruk dialami oleh manajer Timnas U22 Indonesia Sumardji.
Dari potongan video yang beredar di media sosial Twitter, Kombes Pol Sumardji mencoba melerai pertikaian.
Bahkan dia mencoba menarik para penggawa Timnas U22 Indonesia untuk menyudahi konfrontasinya dengan tim lawan,.
Namun siapa yang menyangka, Sumardji juga menjadi korban pada insiden ini. Dia nampak ditarik oelh salah satu official tim Thailand hingga terjatuh.
Meskipun Kombes Sumardji menjadi korban dalam insiden ini, dia tetap bertahan di bangku cadangan.
Terlihat di layar kaca dia menolak untuk diobati. Dia tampak duduk sambil mengelus-elus bagian wajahnya yang bekas pukulan.
Kericuhan ini membuat suasana Stadion memanas. aparat yang berjaga harus turun ke lapangan.
(Tribunnews.com/Isnaini/Giri)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.