Cara Mbappe Lawan Rasisme di Sepakbola, Serukan Pemain Kompak Tinggalkan Lapangan
Kylian Mbappe menyoroti insiden rasis yang kerap terjadi di dunia sepakbola. Ia menilai perlu lebih banyak yang harus dilakukan untuk mengatasi rasis.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Kylian Mbappe menyoroti insiden rasis yang kerap terjadi di dunia sepakbola.
Aksi rasis kerap terjadi di dunia sepakbola. Di Liga top dunia seperti Serie A dan La Liga pun tak luput dari aksi tak terpuji itu.
Penyerang Real Madrid, Vinicius Jr dan striker Inter Milan Romelu Lukaku adalah dua pemain yang kerap menjadi ejekan rasisme oleh suporter di lapangan.
Vinicius entah berapa kali mendapat hinaan rasis di musim 2022/2023 saat Real Madrid melakoni laga tandang.
Pun demikian pada Romelu Lukaku. Insiden paling panas yakni saat Inter Milan berjumpa Juventus di semifinal Coppa Italia pada bulan April lalu.
Buntut insiden itu, 171 orang penggemar menerima DASPON, larangan sementara dari stadion Italia, sementara Juventus melarang banyak dari mereka seumur hidup memasuki stadion.
Baca juga: Vincius Dapat Perlakuan Rasis dari Suporter Valencia, Legenda MU Sentil Otoritas Liga Spanyol
Dalam laga itu, Romelu Lukaku sempat mendapat kartu merah dari wasit.
Namun, Presiden FIGC Gabriele Gravina memaafkannya, dan membatalkan kartu kuning kedua ditambah larangan satu pertandingan sebagai 'pernyataan menentang rasisme.'
Sebenarnya ada dukungan dari banyak pihak terkait penentangan terhadap tindakan rasisme ini.
Namun nyatanya masih saja ada kejadian rasis yang dialami oleh para pemain, yang sebenarnya berniat menghibur orang yang menonton.
Penyerang PSG, Kylian Mbappe menilai perlu lebih banyak yang harus dilakukan untuk mengatasi rasisme dalam sepak bola.
Menurutnya, para pemain harus satu suara dan memiliki satu pemahaman yang sama untuk mengatasi rasis.
Ia mendorong agar para pemain meninggalkan lapangan begitu ada ejekan rasis dari penonton.
“Kami para pesepakbola harus meninggalkan lapangan dan memahami bahwa kami memiliki kekuatan untuk mengubah banyak hal,” katanyadikutip dari La gazzeta dello sport via Footbalk Italia.
Baca juga: Lukaku Banjir Dukungan setelah Jadi Korban Rasis saat Lawan Juventus, Minta Liga Italia Bertindak
PSG sendiri pernah melakukan aksi demikian, yakni saat bertanding melawan Basaksehir di Liga Champions 2020.
Kala itu ada aksi rasis yang diduga dilakukan oleh wasit ke-empat terhadap asisten pelatih Basaksehir sehingga menimbulkan protes dikalangan pemain.
Para Basaksehir memilih keluar dari lapangan dan kemudian diikuti oleh pemain PSG yang menyebabkan laga ditangguhkan.
Mbappe menyebut para pelaku rasisme hanyalah minoritas dan ia menilai mereka tidak bisa dibiarkan begitu saja merusak pertandingan sepakbola.
“PSG melakukannya melawan Basaksehir di Liga Champions pada 2020 dan pertandingan itu diputar ulang. Mengeluh tidak lagi cukup. Pada tahun 2023 kita tidak bisa lagi membiarkan minoritas merusak kenikmatan sepakbola," ujarnya.
“Selain uang dan ketenaran, kami bermain untuk memberikan kegembiraan kepada para penggemar untuk menonton sepak bola. Anda tidak lagi ingin melakukannya jika mereka memperlakukan Anda sebagai monyet."
“Beberapa rasis akan selalu ada di luar sana, tetapi kami membutuhkan lebih banyak solidaritas di antara para pesepakbola," tambahnya.
Mbappe juga menyoroti rasisme yang menimpa Lukaku saat melawan Juventus. Ia berujar bahwa para pemain kedua tim seharusnya meninggalkan lapangan saat itu.
"Adapun Lukaku, pemain Inter dan Juventus seharusnya sudah meninggalkan lapangan. Persaingan tidak masuk hitungan. Rasisme melampaui sepak bola. Institusi harus berubah, dan peraturan harus diubah. Sebagai kapten Prancis, saya akan berjuang untuk ini,” tandasnya.
(Tribunnews.com/Tio)