Nasib Tragis Sepak Bola Wanita Indonesia: Setara Brunei Darussalam, Apa Kabar Janji Erick Thohir?
Nasib tragis mewarnai sepak bola wanita Indonesia yang tampaknya masih belum menjadi prioritas, janji Erick Thohir selaku Ketua Umum PSSI kemana?
Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Nasib tragis mewarnai sepak bola wanita Indonesia yang tampaknya masih belum menjadi prioritas.
Kompetisi Liga 1 Putri yang digadang-gadang akan kembali digulirkan nyatanya tidak ada kepastian.
Kondisi pelik itu bahkan sampai membuat Persis Solo yang memiliki klub sepak bola wanita memilih membubarkan diri.
Hal ini dikarenakan tidak ada kejelasan PSSI selaku federasi terkait komitmennya terhadap kompetisi sepak bola wanita.
Janji Erick Thohir selaku Ketua Umum PSSI terkait ambisinya memajukan sepak bola wanita Indonesia pun mulai dipertanyakan.
Baca juga: 21 Pemain Timnas Indonesia U17 di Piala Dunia: Hanya Ada 3 Diaspora, Reno Salampessy Dicoret
Diketahui, Erick Thohir sempat berjanji akan menaruh perhatian lebih untuk memajukan sepak bola wanita Indonesia.
Salah satunya disampaikan Erick Thohir setelah Timnas Wanita Indonesia tembus Piala AFF U19 putri 2023, Juli silam.
Erick Thohir menyampaikan komitmennya untuk mempersiapkan tim wanita Indonesia agar bisa berlaga di kompetisi lainnya.
"Kita sudah luar biasa, pertama kali dalam AFF U19 Putri, kita masuk semifinal," ujar Erick Thohir dikutip dari Bolanas.
"Kita memang punya komitmen membentuk persiapan tim nasional jangka panjang, tidak hanya di putra tapi juga putri," tambahnya.
Bahkan, di salah satu visi yang dicantumkan Erick Thohir saat dirinya bersaing memperebutkan jabatan nomor satu di PSSI.
Erick Thohir menyisipkan janji berupa program dengan membuat arah sepak bola yang jelas (antara putra dan putri).
Hanya saja memang sampai saat ini, belum ada langkah positif dari Erick Thohir beserta jajarannya di PSSI soal arah sepak bola wanita.
Salah satu tandanya yakni belum ada kejelasan soal kepastian kembali digelarnya kompetisi Liga 1 Putri.
Diketahui, PSSI sempat menggulirkan kompetisi Liga 1 Putri untuk menaungi para pegiat sepak bola wanita di tanah air.
Momen itu terjadi tepatnya saat Ratu Tisha masih menjabat sebagai Sekretaris Jenderal era kepemimpinan Mochamad Iriawan alias Iwan Bule.
Tepat pada tahun 2019, edisi perdana Liga 1 Putri digulirkan dan Persib Bandung keluar sebagai juara utama.
Namun, setelah itu kompetisi Liga 1 Putri ditiadakan akibat situasi rumit pandemi Covid-19.
Kini, dikala pandemi Covid-19 sudah reda, nyatanya Liga 1 Putri masih vakum dan belum ada kepastian akan kembali digulirkan.
Hal itulah yang terus disorot beberapa pihak yang merasa bahwa kompetisi Liga 1 Putri wajib digulirkan lagi.
Adanya kompetisi Liga 1 Putri terasa penting untuk menciptakan iklim kondusif bagi sepak bola wanita Indonesia.
Tak hanya itu, keberadaan Liga 1 Putri juga akan membuat Timnas Indonesia Putri bisa meraih prestasi lebih baik di berbagai turnamen.
Hal ini dikarenakan kompetisi Liga 1 Putri bisa menjadi wadah bagi para pesepakbola wanita untuk bersaing satu sama lain.
Sepak Bola Wanita Indonesia Dicap Setara Brunei Darussalam
Jika ditelisik lebih jauh, nasib sepak bola wanita Indonesia benar-benar mengkhawatirkan.
Berdasarkan penelusuran Tribunnews, hanya ada dua negara saja yang tidak memiliki kompetisi sepak bola wanita.
Apesnya, Indonesia masuk menjadi salah satu negara yang tidak memiliki kompetisi wanita tersebut.
Indonesia bergabung dengan Brunei Darussalam sebagai dua negara yang tidak memiliki klub yang berlaga di kompetisi musim 2022/2023.
Thailand dan Filipina menjadi negara dengan jumlah klub wanita terbanyak yakni sepuluh tim.
Disusul, Kambodia dan Laos yang memiliki delapan tim wanita yang berkompetisi di liga lokal putri musim lalu.
Vietnam dan Singapura ternyata juga memiliki jumlah klub wanita yang sama dengan Kamboja dan Laos.
Malaysia dan Myanmar mengikuti dengan jumlah enam klub yang bersaing di liga lokal putri.
Bahkan, negara sekelas Timor Leste ternyata memiliki enam klub yang juga bersaing di liga putri musim lalu.
Hanya Indonesia dan Brunei Darussalam saja yang tidak memiliki kompetisi sepak bola putri.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.