Bayer Leverkusen Mengamuk di Eropa, Sentuhan Ajaib Xabi Alonso Bikin Silau Benua Biru
Pesona menawan yang terus diperlihatkan Xabi Alonso dalam melambungkan Bayer Leverkusen pun membuat silau sepak bola Eropa.
Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Drajat Sugiri
TRIBUNNEWS.COM - Bayer Leverkusen layak dianggap sebagai salah satu klub Eropa yang tampil konsisten sejauh ini pada musim 2023/2024.
Bayer Leverkusen yang dilatih Xabi Alonso mampu tampil gemilang saat melibas lawan-lawannya di semua kompetisi.
Sentuhan ajaib Xabi Alonso selaku pelatih Bayer Leverkusen pun seakan membuahkan hasil manis pada musim penuh pertamanya.
Pesona menawan yang terus diperlihatkan Xabi Alonso dalam melambungkan Bayer Leverkusen pun membuat silau sepak bola Eropa.
Baca juga: Drama Pembantaian Bayern Munchen di Liga Jerman: Hujan Kartu Merah, Gol Ajaib Harry Kane
Jika menelisik perjalanan Bayer Leverkusen dalam mengarungi berbagai kompetisi musim ini, luar biasa menjadi dua kata yang layak menggambarkan hal tersebut.
Hal itu dibuktikan dengan catatan Bayer Leverkusen sebagai salah satu tim Eropa yang belum menelan kekalahan di berbagai kompetisi.
Di Liga Jerman, Bayer Leverkusen kini masih betah menempati posisi puncak klasemen Liga Jerman hingga pekan 10.
Dari 10 laga pembuka yang telah dijalani, Bayer Leverkusen sukses mendulang 28 poin.
Torehan sembilan kemenangan dan satu hasil imbang serta belum pernah kalah mewarnai perjalanan luar biasa Bayer Leverkusen di liga lokal.
Produktifitas gol Bayer Leverkusen juga lumayan tinggi, tepat dibawah Bayern Munchen (38 gol).
Hingga pekan kesepuluh Liga Jerman, Bayer Leverkusen setidaknya telah menggelontorkan 30 gol.
Artinya Bayer Leverkusen rata-rata sukses mencetak tiga gol dalam setiap laganya di liga lokal.
Beberapa klub Jerman bahkan menjadi korban amukan Bayer Leverkusen musim ini.
Mulai dari Darmstadt (5-1), Alemannia Aachen (4-2), Heidenhem (4-1) dan Koln (3-0) merasakan betul keganasan lini serang Bayer Leverkusen.
Tim sekelas Bayern Munchen yang selama ini mendominasi Liga Jerman pun hanya mampu bermain imbang melawan Bayer Leverkusen.
Di DFB Pokal, kemenangan dengan skor telak berhasil diraih oleh Bayer Leverkusen saat menyingkirkan lawan-lawannya.
Pada ronde pertama, Bayer Leverkusen tanpa ampun membantai Teutonia Ottensen dengan skor delapan gol tanpa balas di kandang lawan.
Kemenangan besar kembali didapatkan SV Sandhausen pada ronde kedua dengan skor 2-5 di kandang lawan pula.
Dua kemenangan telak dalam laga tandang jelas menjadi bukti bahwa Bayer Leverkusen memang tengah berada pada performa terbaiknya.
Di Liga Eropa, konsistensi Bayer Leverkusen juga tidak hilang begitu saja sebagaimana di dua kompetisi lainnya.
Jelang matchday keempat, Bayer Leverkusen betah menempati posisi teratas di grup H Liga Eropa.
Dari tiga laga yang telah dijalani, Bayer Leverkusen sukses menyapu bersih semua laga dengan raihan tiga poin.
Produktifitas Bayer Leverkusen juga sangatlah tajam dengan mencetak 11 gol dari tiga laga.
Jika ditotal keseluruhan, Bayer Leverkusen sejauh ini telah sukses mengemas 14 kemenangan dari 15 laga di semua kompetisi musim ini.
Bayer Leverkusen juga tampil produktif dengan total mencetak 54 gol di tiga kompetisi berbeda.
Berkaca dari fakta dan statistik tersebut, tak salah jika menilai performa Bayer Leverkusen musim ini belum ada obatnya.
Apa yang diperlihatkan Xabi Alonso bersama Bayer Leverkusen secara tidak langsung menyilaukan sepak bola Eropa.
Jurnalis kenamaan asal Italia, Fabrizio Romano pun seakan dibuat takjub oleh pekerjaan Xabi Alonso.
"Xabi Alonso telah melakukan pekerjaan luar biasa di Bayer Leverkusen karena mereka masih tak terkalahkan sejauh ini di semua kompetisi," puji Fabrizio Romano lewat media sosial pribadinya.
"Manajer yang luar biasa, tim yang penuh talenta," tambahnya.
Reinkarnasi Xabi Alonso Ubah Wajah Bayer Leverkusen
Keputusan manajemen Bayer Leverkusen untuk menunjuk Xabi Alonso sebagai pelatih utama musim lalu menjadi hal yang brilian.
Xabi Alonso dipercaya untuk menggantikan posisi Gerardo Seoane yang dipecat dari jabatan pelatih Bayer Leverkusen.
Pemecatan Gerardo Seoane tak terlepas dari hasil tragis yang didapatkan Bayer Leverkusen pada awal musim lalu.
Dari 12 laga di semua kompetisi, Bayer Leverkusen tercatat hanya mampu mendulang dua kemenangan saja.
Di kompetisi Liga Jerman, Bayer Leverkusen bahkan meraih hasil negatif dalam delapan laga bersama Gerardo Seoane.
Dari delapan laga tersebut, Bayer Leverkusen hanya bisa meraih kemenangan sekali saja.
Tujuh hasil laga lainnya berakhir dengan catatan dua hasil imbang dan lima kekalahan.
Tak pelak, hasil buruk itu membuat Bayer Leverkusen mengoleksi lima poin dari delapan laga dan harus terpelosok ke zona degradasi.
Di Liga Champions, Bayer Leverkusen juga kalah beruntun dalam dua laga pembuka di babak penyisihan grup.
Rentetan hasil buruk itu akhirnya membuat manajemen memecat Gerardo Seoane lalu menunjuk Xabi Alonso.
Kehadiran Xabi Alonso akhirnya secara perlahan namun pasti melambungkan kembali performa Bayer Leverkusen.
Pada akhir musim lalu, Bayer Leverkusen mampu meroket dengan menyelesaikan musim di posisi keenam klasemen.
Posisi tersebut jelas tidak terlalu mengecewakan bagi Bayer Leverkusen yang sempat terjebak di zona degradasi pada awal musim.
Di kompetisi Eropa, laju impresif juga diukir Bayer Leverkusen dimana mereka mampu melesat sampai babak semifinal.
Harapan Bayer Leverkusen untuk bisa melaju ke final, kandas di tangan AS Roma yang dilatih Jose Mourinho.
Keberhasilan tembus enam besar klasemen akhir Liga Jerman dan semifinal Liga Eropa seakan menjadi tanda bahwa keputusan Bayer Leverkusen menunjuk Xabi Alonso sudah tepat.
Kini, buah manis diraih Bayer Leverkusen yang mendominasi di semua kompetisi berbeda.
Pemuncak klasemen Liga Jerman, Liga Eropa dan masih bertahan di DFB Pokal menjadi tanda bahwa tangan dingin Xabi Alonso telah melambungkan prestasi Bayer Leverkusen.
Apa yang dilakukan Xabi Alonso bersama Bayer Leverkusen jelas bukan kebetulan semata.
Hal ini mengingat sosok Xabi Alonso memang pernah dikenal sebagai gelandang elit saat masih aktif sebagai pemain.
Selama kariernya, Xabi Alonso menjadi salah satu pemain paling beruntun karena dilatih oleh pelatih-pelatih kelas dunia dengan CV mentereng.
Mulai dari Rafael Benitez ketika Xabi Alonso masih menjadi partner ideal bersama Steven Gerrard mengawal lini tengah Liverpool.
Kemudian, ia berpindah ke Real Madrid dimana saat itu Jose Mourinho menjadi pelatihnya.
Setelahnya, Xabi Alonso juga merasakan tangan dingin pelatih sehebat Pep Guardiola dan Carlo Ancelotti di Bayern Munchen.
Di Timnas Spanyol, Xabi Alonso juga menjadi bagian utama kesuksesan La Furia Roja saat mendominasi Eropa dan Dunia tahun 2008-2012.
Dalam periode singkat tersebut, Xabi Alonso sukses membawa Spanyol menjadi juara Euro (2x) dan Piala Dunia (1x).
Mendapat kesempatan dilatih oleh Luis Aragones dan Vicente Del Bosque benar-benar membuat permainan Xabi Alonso makin matang di level internasional.
Melihat sosok-sosok pelatih hebat yang pernah menangani klub yang dibela Xabi Alonso.
Tak salah jika pria berusia 41 tahun itu berkesempatan menyerap ilmu dari pelatih elitnya lalu kini mengaplikasikannya di Bayer Leverkusen.
Sejak ditunjuk menangani Bayer Leverkusen per 5 Oktober 2022, Xabi Alonso telah membuktikan kualitas elitnya sebagai pelatih muda.
Total, Xabi Alonso sudah mendampingi Bayer Leverkusen dalam 53 pertandingan di semua kompetisi.
Rata-rata poin yang ditorehkan Xabi Alonso selama periode tersebut lumayan impresif yakni 2,02 poin per laganya.
Torehan 32 kemenangan, 11 hasil imbang dan 10 kekalahan bukanlah catatan buruk bagi pelatih muda seperti Xabi Alonso bersama Bayer Leverkusen.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)