Berikan Dua Jempol, Jokowi Puji Pemberantasan Mafia Bola oleh Polri: Teruskan!
Presiden, Jokowi yang didampingi Menteri BUMN yang juga Ketua PSSI, Erick Thohir, mengacungkan dua jempolnya
Penulis: Alfarizy Ajie Fadhillah
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Berikan Dua Jempol, Jokowi Puji Pemberantasan Mafia Bola oleh Polri: Teruskan!
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alfarizy AF
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo, mengapresiasi langkah pemberantasan mafia sepak bola.
Hal tersebut ia lontarkan setelah Polri yang bekerjasama dengan PSSI menetapkan tersangka baru, Rabu (13/12/2023).
Dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Jokowi yang didampingi Menteri BUMN yang juga Ketua PSSI, Erick Thohir, mengacungkan dua jempolnya, tanda apresiasi terhadap kinerja Polri dan PSSI.
“Kemarin pas ditangkap oleh Polri yang berkaitan dengan bola dan judi online saya kira ini sangat bagus, jangan berhenti di sini, diteruskan,” ujar Jokowi, di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Kamis (14/12/2023).
Diteruskan sehingga betul-betul bola bersih, permainannya fair itulah nanti yang akan transformasi sepak bola Indonesia akan terjadi. Tidak ada pengaturan skor, tidak ada permainan uang di dalam pertandingan," ujarnya.
Presiden Jokowi menyampaikan bahwa pemerintah telah menekankan pengentasan judi sepak bola di Indonesia.
Eks Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan bahwa sepak bola harus bersih dari praktik kotor seperti mafia bola.
"Itu yang akan menggerakkan transformasi persepakbolaan Indonesia. Kalau ini tidak selesai, jangan berharap sepak bola kita akan naik levelnya, ya. Meskipun sekarang sudah mulai baik," lanjut Jokowi.
“Sehingga betul-betul bola bersih, permainannya fair, itulah yang nanti akan transformasi sepak bola di Indonesia akan terjadi,” paparnya.
Jokowi pun optimistis bahwa transformasi sepak bola Indonesia akan terus maju dan lebih baik lagi ketika kecurangan-kecurangan itu sudah dihilangkan.
“Tidak ada pengaturan skor, tidak ada permainan uang di dalam pertandingan, itu yang akan menggerakkan transformasi persepakbolaan Indonesia, kalau ini enggak selesai jangan berharap sepak bola kita akan naik levelnya meskipun sekarang sudah mulai baik,” ungkap Jokowi.
Diberitakan sebelumnya, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengungkap adanya aktor intelektual dalam kasus pengaturan skor atau Match Fixing dalam pesepakbolaan Indonesia.
Sigit menyebut jika sosoknya itu berinisial VW atau yang lebih dikenal dengan Vigit Waluyo yang dulu pernah terjerat hukum dan sekarang berhasil kembali diungkap.
"Ada salah satu aktor intelektual pengaturan skor yang mungkin namanya cukup malang melintang di dunia persepakbolaan dengan inisial VW, ini sudah dikenal dari tahun 2008 dan diproses hukum, alhamdullilah ini berhasil kita ungkap," kata Sigit kepada wartawan di Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (13/12/2023).
Adapun peran Vigit Waluyo sendiri yakni melobi wasit dalam kasus tersebut.
Selain itu, ada tujuh orang lainnya yang juga ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pengaturan skor hasil pertandingan Liga 2 periode tahun 2018.
Empat orang tersangka dari pihak wasit yakni Khairuddin, Reza Pahlevi, Agung Setiawan, dan Ratawi.
Selanjutnya Dewanto Rahadmoyo Nugroho juga ditetapkan sebagai tersangka selaku asisten manajer klub yang melakukan match fixing.
Kemudian ada Kartiko Mustikaningtyas selaku LO dari wasit, dan seorang kurir berstatus DPO (Daftar Pencarian Orang) bernama Gregorius Andi Setyo yang juga ditetapkan sebagai tersangka.