Perlu Belajar ke Inter, AC Milan Merugi Rp3,4 Triliun Gegara Doyan Shopping Pemain Baru
AC Milan merugi Rp3,4 triliun atau 10 kali lebih banyak dari Inter Milan dalam kurun lima tahun untuk kebijakan bursa transfer pemain.
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - AC Milan mengalami kerugian 10 kali lipat lebih banyak dari Inter Milan soal kebijakan transfer pemain.
Bukan menjadi rahasia lagi jika AC Milan dalam beberapa musim terakhir menjadi tim Liga Italia paling foya-foya menghamburkan uang.
Sebagai contoh pada bursa transfer musim panas lalu. Lebih dari 10 amunisi baru didatangkan AC Milan ke San Siro yang memakan biaya Rp1 triliun.
Faktanya, kebijakan shopping pemain baru tak diimbangi untuk melepas amunisi tak terpakai.
Walhasil, AC Milan bersama Juventus menjadi tim paling rugi di busa transfer pemain lima musim terakhir.
AC Milan dan Juventus menemui kesulitan besar dalam menghasilkan uang di bursa transfer selama lima tahun terakhir, demikian laporan dari CIES Football Observatory via Calciomercato.
Studi ini mengungkap bahwa kedua klub ini menjadi dua tim yang paling banyak kehilangan uang pada bursa transfer Serie A dalam periode lima tahun terakhir.
Hal ini menjadi sorotan karena tidak lazim bagi klub-klub terbesar untuk menempati peringkat yang rendah dalam hal ini.
Khususnya, Juventus dan AC Milan cenderung kehilangan lebih banyak uang karena mereka tidak selalu menjual pemain dengan harga yang lebih tinggi dari yang mereka beli.
Ini terjadi karena kedua klub ini memiliki aliran pendapatan yang lebih besar dari klub-klub lain, sehingga mereka cenderung mempertahankan pemain mereka daripada menjualnya.
Di sisi lain, klub-klub seperti Sassuolo, Udinese, Atalanta, dan Empoli telah berhasil menghasilkan keuntungan yang signifikan selama lima tahun terakhir.
Baca juga: Akal Bulus MU Bajak Pemain Andalan AC Milan, Manfaatkan Rossoneri yang Lagi Kasmaran
Strategi yang diterapkan oleh klub-klub ini adalah membangun atau membeli pemain dengan harga terjangkau untuk kemudian dijual dengan harga yang lebih tinggi di masa depan.
Namun, Inter menonjol dalam hal ini dengan kehilangan uang yang jauh lebih sedikit dibandingkan AC Milan dan Juventus.
Nerazzurri hanya kehilangan €19 juta (Rp322 miliar) selama lima tahun terakhir.
Sementara AC Milan mengalami kerugian sebesar €205 juta (Rp3,4 triliun), adapun Juventus menderita kerugian jauh lebih banyak lagi yakni mencapai €220 juta (Rp3,7 triliun).
Kinerja yang baik dari direktur Inter, Beppe Marotta, dalam mengelola bursa transfer selama beberapa musim terakhir menjadi bukti nyata dari perbedaan pendekatan klub tersebut dalam hal manajemen finansial dan strategi transfer.
Hal ini menunjukkan pentingnya strategi yang berkelanjutan dan perencanaan yang matang dalam kesuksesan sebuah klub dalam jangka panjang.
Inter Milan juga terbilang jor-joran untuk memperkuat kedalaman skuad. Sebagai kaca benggala ialah bursa transfer Juli 2023.
Nerazzurri juga mendatangkan belasan pemain untuk mendukung proyek pelatih Simone Inzaghi. Hanya saja kepintaran manajemen Inter Milan adalah, mereka mendatangkan amunisi yang berstatus free transfer seperti Marcus Thuram.
Hal ini yang kemudian dapat menjadikan Inter sebagai suri teladan bahan pembelajaran AC Milan di bursa transfer pemain kedepannya.
(Tribunnews.com/Giri)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.