Basa-basi Berubah Merepotkan, Candaan Presiden Prancis ke Kylian Mbappe Tuai Sorotan
Candaan yang dilontarkan Presiden Prancis kepada Kylian Mbappe menjadi sorotan saat ia dan sang striker PSG makan malam bersama.
Penulis: Guruh Putra Tama
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Masa depan Kylian Mbappe yang masih tanda tanya menimbulkan drama baru lagi.
Kebetulan, Kylian Mbappe diundang untuk menghadiri jamuan makan malam di Istana Kepresidenan Prancis.
Kylian Mbappe mendapat undangan dari Presiden Prancis langsung, Emmanuel Macron untuk menghadiri makan malam tersebut.
Namun jamuan makan malam itu tak hanya dihadapi Mbappe dan Macron saja.
Ada pula Emir Qatar, Tamim bin Hamad Al Thani yang menghadiri acara yang sama.
Megah dan prestise makan malam tersebut seakan tercoreng dengan sebuah aksi dari Presiden Macron.
Macron yang sudah menanti kedatangan Mbappe, langsung menyambut pemain PSG itu saat datang ke Istana Kepresidenan.
Keduanya pun berjabat tangan sebagaimana yang dilakukan orang-orang pada umumnya.
Baca juga: Makan Malam Bos PSG dan Mbappe Bahas Konflik Palestina-Israel, Presiden Prancis Inisiator
Pada momen inilah, Macron mencoba mencairkan suasana.
Ia melontarkan sebuah kalimat yang sekiranya menjadi sebuah basa-basi saja.
"Kau akan memberi kami semua lebih banyak masalah," ungkap Macron kepada Mbappe dikutip dari Marca.
Ucapan Macron itu menimbulkan gejolak tersendiri.
Pasalnya, Mbappe dan Macron punya sejarah panjang dalam hal karier sang pemain di PSG.
Sekiranya dua musim lalu, Mbappe juga mengadakan pertemuan dengan Macron.
Kala itu Macron dengan terang-terangan mengatakan ingin Kylian Mbappe bertahan di PSG.
Singkatnya, permintaan Macron itu terwujud.
Mbappe bersedia membubuhkan tanda tangan di atas sodoran kontrak baru dari PSG.
Hal itu barangkali tak akan terulang lagi.
Pasalnya pemain 25 tahun ini sudah membulatkan tekad untuk hengkang dari PSG.
Ia mengungkapkan hasratnya untuk pergi kepada Presiden PSG langsung, Nasser Al Khelaifi.
Keinginan Mbappe untuk hengkang bak tercermin pula di atas lapangan hijau.
Namun, bukan dari Mbappe langsung yang menyiratkannya.
Adalah keputusan sang pelatih, Luis Enrique yang seolah memperkuat dugaan tersebut.
Enrique sedang dalam tren tak mempercayai Mbappe untuk membela PSG secara penuh.
Hal itu tercermin saat PSG menghadapi Rennes di lanjutan Liga Prancis yang digelar Minggu (25/2/2024) lalu.
Pada laga tersebut Mbappe hanya bermain sekira satu jam saja.
Mbappe ditarik pada menit ke-65 untuk digantikan oleh Goncalo Ramos.
Padahal pada saat itu posisi Les Parisiens sedang tertinggal dari sang lawan.
Pada akhirnya, Ramos lah yang berhasil menyamakan kedudukan bagi PSG.
Ia sukses menjadi eksekutor penalti Les Parisiens pada menit ke-90'+7.
Pelatih Luis Enrique lantas menjelaskan keputusannya menarik keluar Mbappe pada pertengahan babak kedua.
Menurutnya, pemain berusia 25 tahun itu bermain tak sesuai standar.
Untuk itu, ia mencoba memberikan alternatif lain kepada PSG.
Baca juga: Ulah Luis Enrique saat PSG Tertinggal, Keluarkan Kylian Mbappe Biar Les Parisiens Terbiasa
Memasukkan Goncalo Ramos menjadi opsi paling realistis yang dimiliki Les Parisiens.
Selain itu, Enrique ingin PSG terbiasa bermain tanpa Mbappe.
"Ini adalah hal yang simpel sebenarnya," ungkap Enrique dikutip dari L'Equipe.
"Cepat atau lambat, ketika itu terjadi, tim ini harus terbiasa tampil tanpa Kylian Mbappe."
"Ketika saya ingin memainkannya, saya akan melakukannya."
"Sama halnya ketika saya tidak ingin ia bermain, saya bakal melakukannya juga," sambungnya.
(Tribunnews.com/Guruh)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.