Kilas Balik Karier Shin Tae-yong dari Insiden Pelemparan Telur hingga Dipuja Publik Tanah Air
Kilas balik karier Shin Tae-yong sebelum menjadi pelatih Timnas Indonesia pernah menjadi juru taktik Korea Selatan. Ada kisah kelam di tahun 2018.
Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Dwi Setiawan
Menurut media Korea, Naver, momen istimewa tersebut disebut oleh suporter Korea dengan sebutan 'Miracle of Kazan'.
Nama yang diambil dari kota tempat pertandingan Korea selatan vs Jerman diadakan.
Tapi, hasil berkata lain, Korea tak mampu lolos dari babak penyisihan grup hingga harus pulang lebih awal.
Ketika pulang dan tiba di Bandara Incheon, Korea Selatan, timnas Korea mendapati kejadian yang tidak mengenakkan saat sesi foto.
Son Heung-min dan kolega, termasuk Shin Tae-yong dilempari bantal dan telur dari penggemar yang kecewa karena Korea Selatan gagal lolos ke fase grup.
Usut punya usut, pelemparan bantal dan telur itu memiliki arti tersendiri bagi rakyat Korea. Melempar telur merupakan tradisi masyarakat Korea untuk meluapkan kekecewaan.
Sedangkan melempar bantal menandakan kritik kepada seseorang, institusi, atau tim yang kinerjanya buruk.
Meskipun begitu, Shin Tae-yong tetap nerima lapang dada, ia menganggap hasil tersebut adalah bagian dari proses yang harus ia lalui sebagai pelatih.
"Masalah itu tidak menjadi motivasi khusus. Itu hanya bagian dari sebuah proses," ucap Shin Tae-yong sebelum menghadapi Korea Selatan dalam rekaman suara dari tim PSSI, dikutip dari Kompas.
"Saya sama sekali tidak menyesal. Apa pun tugas yang saya dapat, saya akan bekerja keras semaksimal mungkin," sambungnya.
Selama menjabat sebagai pelati Korea Selatan, Shin Tae-yong pernah memimpin skuad U23 melaju hingga ke final Piala Asia U23 pada tahun 2016.
Tahun 2017 ia mempersembahkan trofi Kejuaraan Sepak Bola E-1 EAFF atau Kejuaraan Sepak Bola Asia Timur untuk publik Korea.
Korea Selatan adalah tim tersukses di ajang tersebut dengan koleksi 5 gelar sejak tahun 2005.
(Tribunnews.com/Sina)