Mengasihani Harry Kane, Bersinar di Tengah Kegagalan Bayern Munchen Musim 2023/2024
Rasa sakit dan kekecewaan Harry Kane musim ini nirgelar lagi. Kane bersinar di tengah kegagalan Bayern Munchen.
Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Dwi Setiawan
TRIBUNNEWS.COM - Rasa sakit dan kecewa terpancar dari raut muka Harry Kane saat menghadapi Real Madrid dalam semifinal leg 2 Liga Champions di Santiago Bernabeu, Kamis (9/5/2024) dini hari WIB.
Harry Kane hanya bisa meletakkan tangannya di atas kursi pemain yang berada di bench sambil menyenderkan dahinya. Pandangan ke bawah diselimuti dengan kekecewaan.
Dia bermain selama 85 menit sebelum ditarik Thomas Tuchel untuk digantikan dengan Choupo-Moting. Kane mengalami cedera punggung.
Saat peluit panjang dibunyikan, Harry Kane tidak bisa melepaskan tangannya dari kepala. Mantan pemain Tottenham itu berjalan dengan posisi tangan di kepala dan hanya menatap ke bawah.
Ya, saat itu, Bayern Munchen kalah 2-1 dari Real Madrid di penghujung waktu normal babak kedua sehingga gagal melangkah ke final Liga Champions.
Itu artinya, tidak ada trofi untuk Bayern Munchen musim ini. Hal itu juga berlaku untuk Harry Kane.
Bagi Bayern Munchen, capaian musim ini sama seperti musim 2011/2012 ketika mengakhiri musim kompetisi dengan tangan kosong.
Baca juga: Sorotan Hasil Liga Champions: Dear Harry Kane, Emang Boleh 0 Trofi Banget
Lebih dari satu dekade Bayern Munchen hampir tak pernah absen juara, walaupun di liga domestik.
Namun tidak untuk musim ini. Sedangkan bagi Harry Kane, perjalanan baru di Tanah Jerman tidak diakhiri dengan indah.
Harapan untuk mendapatkan trofi bergabung dengan klub raksasa nyatanya bukan jaminan. Harry Kane belum beruntung untuk merengkuh trofi pertamanya sebagai pesepak bola profesional, baik di level klub maupun internasional (negara).
Sebagai seorang striker, Harry Kane menjalankan tugasnya dengan sangat baik.
Saat berseragam Tottenham dia merupakan pencetak gol terbanyak kedua sepanjang masa dengan koleksi 213 gol.
Produktivitasnya tidak menurun ketika menjalani musim debut di Bundesliga.
Harry Kane mencetak 44 gol dalam 45 pertandingan di semua kompetisi musim ini. Tiga puluh enam di antaranya tercipta hanya dalam 32 pertandingan liga.
Dia saat ini berada di urutan teratas untuk meraih gelar sepatu emas (top skor) Bundesliga dan Liga Champions.
"Dia telah melakukan tugasnya. Dia telah mencetak gol," komentar legenda Inggris, Rio Ferdinand usai laga tersebut kepada TNT Sports, dilansir BBC.
Kekalahan dari raksasa Spanyol, Real Madrid di laga klasik Liga Champions sepertinya bisa diterima.
Pun dengan kalah dengan Leverkusen dalam persaingan gelar Bundesliga di mana anak asuh Xabi Alonso belum tersentuh kekalahan dalam 48 pertandingan.
Namun tidak untuk Piala DFB Pokal di mana Bayern Munchen kalah dari klub kasta ketiga, Saarbrucken dan di awal musim saat Kane debut melawan RB Leipzig.
Harry Kane tidak berkontribusi banyak saat menghadapi Saarbrucken, dia main hanya 30 menit sebelum Munchen kalah dan tersingkir.
Meski Harry Kane konsisten dan bersinar musim ini, tetapi Bayern Munchen memiliki banyak kekurangan musim ini. Hingga akhirnya mengakhiri kompetisi tanpa gelar.
"Saya merasa kasihan pada Kane. Dia sudah menjadi superstar dan dia tidak punya peluang (di final Liga Champions)," ujar mantan gelandang Bayern Munchen, Owen Hargreaves.
"Kasihan. Dia luar biasa musim ini dan itu tidak berjalan sesuai rencana dalam 10 menit terakhir (lawan Real Madrid)," tambahnya.
Menurut BBC, Harry Kane berjalan sendirian untuk membawa Bayern Munchen menuju kejayaan, tapi sayang kesempatan belum datang untuk pemain berusia 30 tahun tersebut.
(Tribunnews.com/Sina)