Provokasi Arab Saudi dan Bahrain Membahayakan Timnas Indonesia, Terbukti Australia Jadi Korban
Provokasi dari Arab Saudi dan Bahrain patut diwaspadai oleh Timnas Indonesia di Gruop C Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Timnas Indonesia menahan imbang Timnas Arab Saudi 1-1 dalam laga perdana Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia yang digelar di Stadion King Abdullah, Jeddah, Jumat (6/9/2024) dini hari.
Jalannya pertandingan diwarnai aksi saling balas menyerang.
Kendati demikian Timnas Indonesia yang berhasil membawa pulang satu poin kerap diprovokasi oleh pemain Arab Saudi.
Salah satunya dialami penyerang Timnas Indonesia, Ragnar Oratmangoen.
Pada menit ke-44, Ragnar Oratmangoen mencoba mempertahankan bola dari pemain belakang Arab Saudi, Ali Albulayhi.
Dia lalu pura-pura jatuh seolah luka serius.
Dia juga berusaha menjatuhkan Ragnar dengan kontak fisik namun beruntunglah Ragnar tidak terpengaruh.
Selain itu, beberapa kali para pemain Arab Saudi berusaha memancing emosi pemain Timnas Indonesia dengan pura-pura dilanggar.
Australia Jadi Korban Provokasi Bahrain
Seperti diketahui ada 6 negara di Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Yakni Indonesia, Arab Saudi, Jepang, China, Bahrain, dan Australia.
Masing-masing negara akan melawan satu sama lain baik tandang maupun di kandang.
Kemarin, secara mengejutkan Australia kalah dari Bahrain.
Padahal Australia menantang Bahrain di kandang sendiri.
Bermain di Stadion Robina, Queensland, Australia takluk 0-1 dari Bahrain, Kamis (5/9/2024) malam WIB.
Takluk dari Bahrain juga mengukir rekor tak mengenakkan bagi Socceroos.
Alessandro Circati mengaku sangat kecewa dengan kekalahan lawan Bahrain.
Bek Australia Marah
Bek dari Klub Elite Italia AC Parma tersebut mengaku sebal dengan permainan provokatif yang kerap diperagakan oleh Bahrain.
Pemain yang berposisi sebagai bek kanan tersebut menyayangkan aksi para pemain Bahrain yang dinilai mencederai sikap sportif.
"Kamu menggambarkannya dengan baik," ujar Alessandro Circati dilansir BolaSport.com dari The Sydney Morning Herald.
"Seperti yang anda katakan, saya tidak pikir bahwa kami bermain lima menit secara penuh."
"Setiap tiga menit, selalu ada (pemain Bahrain) yang tergeletak di lapangan."
"Sesuatu terjadi. Saya tidak bisa berkata apa-apa (soal aksi pemain Bahrain)."
"Tetapi saya sangat kecewa," lanjutnya.
Bek 20 tahun tersebut sangat benci dengan kekalahan.
Dirinya ingin menjadikan laga lawan Timnas Indonesia sebagai penebusan dosa dari kekalahan Australia.
“Semua orang benci kekalahan. Semua pemain di tim. Anda datang ke sini untuk menang," ujar Circati.
"Kami bepergian - saya pribadi, 25 jam untuk datang ke sini - dan hal terakhir yang ingin kami lakukan adalah kalah."
"Atas nama saya dan atas nama anak-anak, kami memberikan segalanya hari ini."
"Saya pikir itu terlihat. Saya pikir kami bisa bermain lebih baik."
"Saya pikir kami harus bermain lebih baik."
"Namun saya pikir mengenai usaha, kami telah memberikan 100 persen. Saya memainkan posisi baru [bek kanan] yang belum pernah saya mainkan."
"Dan saya pikir saya telah memberikan segalanya yang saya miliki. Namun kami akan kembali ke ruang ganti dan fokus pada (Timnas) Indonesia."
"Dan yang terpenting adalah memenangkan pertandingan itu (lawan Timnas Indonesia)."
"Pertandingan ini sudah berlalu - tidak ada lagi yang perlu dilakukan," lanjutnya.
Sumber: Tribunnews.com/Bolasport
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.