Respons Pernyataan Peter Gontha, Legenda Timnas Indonesia Ini Sebut Naturalisasi Pemain 'Dibutuhkan'
Pernyataan Mantan Duta Besar Indonesia untuk Polandia, Peter Gontha, mengundang polemik di media sosial.
Penulis: Alfarizy Ajie Fadhillah
Editor: Muhammad Barir
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alfarizy AF
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pernyataan Mantan Duta Besar Indonesia untuk Polandia, Peter Gontha, mengundang polemik di media sosial.
Melalui akun pribadinya, Peter mengaku galau dengan kondisi skuad Timnas Indonesia yang saat ini yang banyak dihuni pemain naturalisasi.
Unggahan yang berisikan delapan poin utama itu pun ramai diperbincangkan oleh para pecinta sepak bola tanah air.
Legenda Timnas Indonesia, Bob Hippy, turut buka suara dengan langkah naturalisasi yang gencar dilakukan oleh PSSI.
Menurut pemain yang eksis di era 60-an itu, program naturalisasi memang 'dibutuhkan' untuk saat ini.
Pasalnya, untuk bermain di level sekelas dunia, menurut Bob, membutuhkan pemain yang benar-benar mumpuni.
"Apa yang dilakukan oleh Pak Erick adalah menjembatani, hanya menjembatani untuk sementara," kata Bob Hippy, dalam wawancara bersama Tribun Network di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Jumat (13/9/2024).
Diharapkan, lanjut Bob, program naturalisasi yang kini digencarkan oleh PSSI bisa menjadi suntikan motivasi bagi pemain lokal agar meningkatkan kualitasnya.
Oleh sebab itu, pria yang juga Mantan Direktur Teknik PSSI itu mengatakan jika pembinaan usia dini harus konsisten digelar.
"Tidak bisa (jangka panjang) juga, dia (PSSI) musti produksi (pemain) lokal, dari mulai usia muda sampai ke atas," kata eks Pemain Persija Jakarta itu.
Sebagai catatan, dalam pemanggilan pemain Timnas Indonesia untuk periode September 2024 lalu, setidaknya ada 11 pemain yang berstatus naturalisasi.
Mereka adalah Maarten Paes, Jay Idzes, Justin Hubner, Sandy Walsh, Calvin Verdonk, Nathan Tjoe-A-On, Ivar Jenner, Rafael Struick, Ragnar Oratmangoen, Shayne Pattynama dan Thom Haye.
Sebelas pemain di atas masuk dalam daftar susunan pemain (DSP) Timnas Indonesia dalam laga kontra Australia di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Hasilnya, Skuad Garuda yang berstatus tim kuda hitam di grup C, berhasil menahan imbang Australia 0-0, di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Selasa (10/9/2024).
Diberitakan sebelumnya, Peter Gontha dalam akun instagramnya mengaku jika dia malu dengan prestasi Timnas Indonesia yang bermain cukup apik terutama di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Pria kelahiran Semarang itu malu lantaran, sebagian besar pemain yang diturunkan oleh Pelatih, Shin Tae-yong merupakan pemain naturalisasi yang bukan dibesarkan dari akademi sepakbola Indonesia.
Tak hanya itu, Peter Gontha juga menyebut kalau para pemain naturalisasi itu memiliki dua paspor.
Sehingga, jika nantinya sudah tidak lagi digunakan sebagai pemain Timnas Indonesia, mereka akan kembali menjadi Warga Negara sebelumnya.
Berikut Isi Unggahan Peter Gontha di Akun Media Sosial Pribadinya
1. Apakah anda cinta PSSI? (saya cinta)
2. Apakah anda cinta bangsa? (saya cinta)
3. Apakah anda tidak malu lihat PSSI 9 pemainnya adalah bangsa asing yang dinaturalisasi? (Saya malu).
4. Apakah kita bangsa besar? (saya rasa demikian)
5. Apakah anda tahu bahwa naturalisasi mereka hanya sementara, karena mereka mempunyai dua paspor, nanti kalau sudah selesai main di Indonesia mereka akan buang status WNI mereka?(saya tau)
6. Apakah mereka mau membuang tunjangan sosial mereka di negara nya begitu saja? (saya rasa tidak).
7. Apakah menurut anda tidak lebih baik membina pemain kita dari muda (SD s/d Dewasa)?( saya rasa demikian)
8. Apakah tidak lebih baik kalah dengan terhormat daripada Menang atau seri dengan cara yang merendahkan martabat bangsa?(saya malu).
Saya marah karena diejek oleh seorang teman asing saya, yang saya usir dari kantor saya karena mencemoohkan PSSI!
Semoga saya mendapat tanggapan yang baik, tidak emosional, marilah kita tidak dibohongi atau membohongi diri kita sendiri dengan keadaan PERSEPAKBOLAAN kita yang palsu.
Salam, MERDEKA. Semoga pemerintahan pak Prabowo dapat menghilangkan kebohongan dan kepalsuan ini!!!
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.