5 Pelatih Pengganti Shin Tae-yong di Timnas Indonesia: Ada Kenalan Erick Thohir, Belanda Dominan
Roberto Mancini hingga van Bronckhorst menjadi opsi mengisi posisi pelatih Timnas Indonesia jika Shin Tae-yong dipecat setalah lawan Arab Saudi.
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Dwi Setiawan
TRIBUNNEWS.COM - Daftar lima pelatih yang bisa menggantikan Shin Tae-yong di posisi nakhoda Timnas Indonesia pada sisa pertandingan Round 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Gaung pemecatan Shin Tae-yong terus bergema setelah kekalahan atas Jepang hingga jelang laga Timnas Indonesia melawan Arab Saudi pada matchday keenam Round 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Pertandingan Timnas Indonesia vs Arab Saudi di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Selasa (19/11/2024) pukul 19.00 WIB, disebut sebagai duel hidup mati Shin Tae-yong.
Jika Timnas Indonesia kembali menelan kekalahan, seruan Shin Tae-yong out bisa berujung dengan pemecatan.
Meski dinilai sangat kecil peluang PSSI untuk memutus kontrak pelatih asal Korea Selatan itu, bukan berarti tidak mungkin.
Terlebih PSSI sudah mematok target untuk Shin Tae-yong agar membawa Timnas Indonesia finis di empat besar klasemen Grup C.
Jika kalah dari Arab Saudi, langkah Timnas Indonesia untuk mewujudkan target itu semakin berat. Dan imbasnya, pemecatan Shin Tae-yong sangat mungkin terjadi.
Kini, dirangkum dari lima pelatih beken yang berpeluang untuk membesut Timnas Indonesia. Di antaranya datang dari Belanda, sebab penggawa Timnas Indonesia banyak yang dinaturalisasi dari Negeri Kincir Angin itu.
1. Roberto Mancini
Roberto Mancini setelah didepak dari jabatan kursi pelatih Arab Saudi tengah mengganggur. Pelatih berkebangsaan Italia tersebut dinilai bisa menggantikan Shin Tae-yong sebagai nakhoda Timnas Indonesia.
Alasan pertama, Roberto Mancini dinilai tidak membutuhkan adaptasi dengan atmosfer persaingan di Grup C Round 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Jika ditunjuk menggantikan STY, Roberto Mancini memiliki empat pertandingan untuk merealisasikan Timnas Indonesia menjaga asa lolos ke putaran final Piala Dunia 2026.
Alasan kedua, Mancini memiliki kedekatan dengan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir.
Baca juga: Ranking FIFA Timnas Indonesia Merosot, Dampak Tak Terduga dari Kualifikasi Piala Afrika 2025
Sosok Erick Thohir pernah bekerja sama dengan Mancini di Inter Milan pada 2014-2016.
Erick Thohir yang saat itu menjabat sebagai Presiden Inter Milan terlibat dalam pergantian pelatih Nerazzurri, termasuk saat mendatangkan Mancini lagi.
Itu merupakan periode kedua Mancini melatih Inter, setelah periode 2004-2008 yang terbilang cukup sukses.
2. Graham Arnold
Senada dengan Roberto Mancini, Graham Arnold juga berstatus pengangguran setelah mundur dari jabatan kursi pelatih timnas Australia.
Posisi Graham Arnold digantikan oleh Tony Popovic sebagai juru taktik tim Socceroos.
Arnold dipandang tepat menggantikan Shin Tae-yong, karena secara kondisi tidak butuh waktu lama terhadap penyesuaian atmosfer kompetisi.
Yap, Graham Arnold bersua Timnas Indonesia sekali, tepatnya saat menahan imbang Australia 0-0 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).
4. Ruud Gullit
Namanya beken di era 1980-an hingga akhir 1990-an.
Bersama AC Milan, ia memenangkan segudang trofi termasuk Serie A dan Liga Champions. Selain Milan, Ruud Gullit juga bagian yang tak terpisahkan dari sejarah panjang Feyenoord dan PSV.
Legenda yang kini berusia 61 tahun itu mengawali karier kepelatihannya saat bermain untuk Chelsea.
Bersama The Blues, striker buas di masanya ini tak hanya menjadi pemain tapi pelatih sekaligus.
Bakatnya melatihnya terus berlanjut kala mendapat kepercayaan untuk menukangi sejumlah klub lain macam Newcastle United, Feyenoord, LA Galaxy, dan Terek Grozny.
Meski tak secemerlang Louis van Gaal, namun Ruud Gullit merupakan sosok yang tepat guna mengisi posisi yang akan ditinggalkan Shin Tae-yong.
5. Louis van Gaal
Siapa yang tak kenal dengan pelatih ini. Berusia 72 tahun, Louis van Gaal merupakan salah satu pelatih terbaik dunia. Sejumlah klub beken Eropa pernah merasakan sentuhan magisnya.
Ajax, Barcelona, dan Bayern Munchen banjir prestasi di bawah rezim Van Gaal. Ketiganya tak hanya digdaya di kompetisi domestik, tapi juga zona Eropa.
Ia juga meninggalkan jejak cukup membanggakan di Old Trafford via satu trofi FA Cup kala membesut Manchester United.
Bersama Belanda, Van Gaal nyaris memenangkan Piala Dunia 2014 sebelumnya akhirnya harus puas sebagai peringkat ketiga.
Jika nanti menukangi Timnas Indonesia, bisa dibayangkan Van Gaal tak akan kesulitan secara komunikasi karena sebagaian besar pemain naturalisasi yanga ada saat berasa dari Belanda.
5. Giovanni van Bronckhorst
Meski kalah mentereng dan secara umur masih jauh di bawah Louis van Gaal dan Ruud Gullit, namun Giovanni van Bronckhorst punya masa lalu yang cukup mengilap.
Ketika memperkuat Barcelona misalnya, legenda 49 tahun ini ikut mengangkat trofi La Liga dan Liga Champions.
Kalau saat ini Arsenal tak pernah lagi memenangkan gelar Premier League, Van Bronckhorst pernah memenangkan kompetisi tertinggi Inggris tersebut saat berseragam Arsenal.
Di Timnas Belanda, pemain yang di masanya bisa bermain sebagai gelandang dan bek itu nyaris memenangkan Piala Dunia 2010. Melaju ke final, Van Bronckhorst cs. kalah 0-1 dari Spanyol di final.
Kehadiran Van Bronckhorst di ruang ganti Timnas Indonesia pastinya sangat menyenangkan pemain naturalisasi asal Negeri Kincir Angin, mengingat mereka bertumbuh bersama ketenaran Van Bronckhorst.
(Tribunnews.com/Giri)