Penampilan ciamik Marselino Ferdinan di laga melawan Arab Saudi mendapat banyak pujian.

Salah satu pujian yang mengalir datang dari media Amerika Serikat, ESPN.

Dikatakan ESPN, Marselino terlalu bagus untuk tidak dimainkan dalam starter XI Timnas Indonesia.

"Sebelum pertandingan (lawan Arab Saudi) hari Selasa, ia hanya menjadi starter dalam satu dari lima pertandingan sebelumnya di babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia Zona Asia," tulis ESPN, dikutip pada Rabu (20/11/2024).

"Suatu hal yang aneh mengingat ia semakin sering tampil reguler di tim (Timnas Indonesia) sejak mendapatkan caps pertamanya hampir tujuh setengah bulan sebelum ulang tahunnya yang ke-18," tulis ESPN.

Lebih lanjut, media asal Amerika itu menilai bahwa minimnya bermain Marselino saat membela KMSK Deinze dan Oxford United membuatnya kehilangan posisi starter di Timnas Indonesia.

"Namun ada penjelasan yang jelas. Karena Marselino kesulitan mendapatkan kesempatan bermain secara reguler di tim utama selama waktunya di Belgia bersama Deinze, kemudian kepindahannya pada musim panas ke klub Inggris bersama klub Championship Oxford United belum mampu membalikkan nasibnya karena pemain berusia 20 tahun itu masih menanti debutnya," tulis ESPN.

"Kurangnya penampilan reguler di level klub menjadi salah satu alasan paling sah untuk tidak dipilih saat tugas internasional tiba, meskipun pelatih Timnas Indonesia Shin Tae Yong cukup bijak untuk tetap mempertahankannya," tulis ESPN menambahkan.

Baca juga: Gilas Arab Saudi, Persentase Peluang Timnas Indonesia Lolos ke Piala Dunia 2026 Meningkat Drastis

ESPN menegaskan bahwa penampilan gemilang Marselino Ferdinan saat melawan Arab Saudi menjadi bukti bahwa penyerang 20 tahun itu tidak pantas dicadangkan di Oxford United dan Timnas Indonesia.

"Bukan Shin Tae Yong tidak tahu (akan potensi Marselino), tetapi penampilan hari Selasa lalu merupakan pengingat yang tepat bahwa Marselino terlalu bagus untuk ditinggalkan dari starting XI Timnas Indonesia," tulis ESPN.

"Orang-orang di sekitarnya juga harus menyadari bahwa ia terlalu bagus untuk berdiam diri di Oxford, karena dengan bermain di tim utama secara reguler harus menjadi prioritas jika ia ingin terus bangkit mencapai potensi terbaiknya," beber keterangan media Amerika tersebut.

(Tribunnews.com/Guruh/Hafidh)