West Ham Banting Setir, Tunjuk Mantan Pelatih Chelsea Gantikan Julen Lopetegui
West Ham resmi memperkenalkan Graham Potter untuk menggantikan Julen Lopetegui sebagai pelatih, Kamis (9/1/2025).
Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Drajat Sugiri
TRIBUNNEWS.COM - West Ham resmi memperkenalkan Graham Potter untuk menggantikan Julen Lopetegui sebagai pelatih, Kamis (9/1/2025).
Pelatih berusia 49 tahun yang pernah bekerja untuk Chelsea dan Brighton itu menandatangani kontrak berurasi dua setengah tahun dengan tim London, West Ham.
Ini akan menjadi awal bagi Graham Potter untuk memimpin sebuah tim setelah menepi selama 647 hari sejak diberhentikan Chelsea.
Tugas pertamanya adalah mendampingi West Ham tampil di Piala FA round 3 melawan Aston Villa di Villa Park Stadium pada akhir pekan ini.
Latar Belakang Graham Potter
Mantan pemain bertahan Birmingham City, Stoke City, dan West Brom itu punya CV cukup mentereng, sebelum menarik banyak perhatian ketika menukangi Brighton.
Graham Potter berhasil membimbing klub divisi empat Swedia Ostersunds FC meraih tiga promosi dalam lima tahun.
Selama tujuh tahun kariernya sebagai pelatih dia juga sukses meraih trofi Piala Swedia dan tampil di Liga Eropa dengan mengalahkan Arsenal.
Baca juga: Klasemen Liga Inggris Pekan ke-20: Nottingham Forest Pepet Arsenal hingga Potensi Kejutkan Liverpool
Bagi pelatih asal Inggris, rute yang ditempuh Graham Potter bukanlah hal biasa sehingga mendapatkan atensi di Premier League, menurut BBC.
Dia mampu menyelamatkan Brighton dari jurang degradasi dengan permainan yang stabil dan gaya permainan yang lebih berani.
Mantan penyerang Brighton, Glenn Murray beranggapan, Graham Potter adalah sosok pelatih yang open minded. Dia tak sungkan menerima masukan dari pemain terkait strategi apa yang akan diterapkannya untuk menghadapi lawan.
Graham Potter merupakan pelatih kolektif, jauh dari kata diktator.
Namun dia juga seorang pelatih yang detail, memperhatikan setiap rinci yang dipersiapkan.
"Ia tahu persis apa yang ia inginkan, tetapi ia menginginkan masukan dari para pemain," kata Murray.
"Ini adalah kerja kolektif, bukan kediktatoran," tambahnya.
"Satu hal yang benar-benar membuat saya terkesan tentangnya, dan mungkin tidak cukup mendapat penghargaan darinya, adalah bahwa kami adalah tim yang berada dalam mode bertahan hidup di Premier League."
"Dia berhasil mengubah budaya dan gaya bermain. Itu bukan hal yang mudah dilakukan sambil tetap stabil," jelasnya.
Banyak hal menarik yang dirasakan Murray ketika berada di bawah asuhan Graham Potter.
Di suatu kesempatan pada sesi latihan, dia pernah merasakan perubahan menggunakan 3 formasi. Tujuannya tak lain untuk beradaptasi menghadapi lawannya.
"Ketika saya bermain di bawah asuhannya, kami bisa mengubah formasi dua atau tiga kali dalam satu sore. Itu keterampilan yang luar biasa untuk bisa membuat pemain Anda mengerti semua yang Anda inginkan dari mereka dan mampu mengubahnya dalam permainan," akunya.
Latar belakang ini bisa menjadi penyelamat bagi West Ham musim ini.
The Hammers hanya berjarak tujuh poin dari Ipswich Town yang berada di batas zona merah degradasi.
Lima pertandingan terakhir, West Ham hanya meraih satu kemenangan, dua hasil imbang, dan dua kekalahan tragis dengan skor mencolok.
Sosok yang suka berpikir secara mendalam itu diharapkan bisa menyelamatkan dan mengangkat performa West Ham yang anjlok musim ini.
(Tribunnews.com/Sina)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.