Kenali Resiko Celah Berbahaya Alias Bug pada Website dan Aplikasi
Jenis bug dari sisi fungsional memiliki resiko yang paling besar untuk diekploitasi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab (hacker).
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Awal 2016 ini netizen sempat dihebohkan oleh temuan celah berbahaya (bug) pada sebuah aplikasi transportasi berbasis online.
Temuan tersebut sontak membuat para pengguna menjadi resah akan keamanan data pribadi mereka.
Meskipun demikian pihak developer pun tentunya tidak tinggal diam. Mereka berupaya semaksimal mungkin memperbaiki adanya celah (bug) yang berpotensi disusupi pihak yang tidak bertanggung jawab.
Bagi sebuah bisnis yang memanfaatkan platform teknologi informasi, adanya sebuah celah (bug) pada sebuah web/aplikasi seolah menjadi dua mata pisau berbahaya yang dapat menyerang kedua belah pihak baik itu pengguna maupun bisnis itu sendiri.
Bobby, Head of Front-End Developer dari Suitmedia (Digital & IT consultant) mengatakan, pada dasarnya ada dua jenis bug yang secara umum sering ditemukan.
Pertama, adalah bug dari sisi visual. Jenis bug dari sisi visual memiliki tingkat resiko paling kecil karena fungsi dari sebuah website/web app masih berjalan dengan baik, meskipun tampilan visualnya tidak semestinya.
Kedua, bug dari sisi fungsional. Jenis bug dari sisi fungsional memiliki resiko yang paling besar untuk diekploitasi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab (hacker), antara lain keamanan data terutama data user.
"Data user tidak hanya bisa diambil/dicuri, namun juga bisa dimanipulasi sehingga merugikan pihak pemilik website dan juga user," kata Bobby, Rabu (10/2/2016).
Berikutnya adalah keamanan website itu sendiri. Bisa saja fungsi sebuah website diubah oleh hacker yang seharusnya A menjadi B, B menjadi C.
Terkait dengan saran untuk menghindari adanya bug, Bobby juga menjelaskan tidak ada software development yang sempurna, setiap software/website/webapp pasti ada bug.
Namun kita dapat menekan angka munculnya bug dengan melakukan testing and quality assurance.
"Website yang tidak melalui proses testing dan quality assurance rentan terhadap bug," Bobby memperingatkan.
Dengan dilakukannya testing dan QA secara berkala, sebagai pemilik website dapat mendeteksi potensial bug dan mencegah sebelum bug tersebut dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung-jawab.
Bobby sendiri bersama Suitmedia selama ini menjadi konsultan pemasaran digital dan media sosial yang melingkupi digital strategy, web design & development, mobile application development, social media marketing, dan digital advertising.
Bersama Suitmedia, Bobby juga aktif melakukan R&D (Research and Development). Dia juga telah menghasilkan beberapa IT startup, seperti BukaLapak.com dan HijUp.com.