Tidur Bareng Smartphone Percepat Gejala Pikun
Organ di kepala ini butuh istirahat sekitar 6-8 jam per hari. Kalau kurang, bakal ada penumpukan neurotoksin bernama "beta-amyloid" di otak.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM – Tidur berdekatan dengan smartphone bisa merusak otak manusia.
Mitos itu telah lama bergulir, namun penelitian untuk membuktikannya masih terus dilancarkan.
Satu hal yang pasti, kilau biru (blue light) dari semua layar perangkat elektronik -termasuk smartphone- akan mengganggu kualitas tidur sehingga otak tidak bisa beristirahat maksimal.
Padahal, menurut peneliti dari University of Rochester dan Massachusetts Institute of Technology (MIT) dalam laporan yang dirangkum Quartz, kualitas tidur penting buat menjaga kinerja otak.
Organ di kepala ini butuh istirahat sekitar 6-8 jam per hari. Kalau kurang, bakal ada penumpukan neurotoksin bernama "beta-amyloid" di otak.
Senyawa beracun ini ditemukan di penderita gangguan otak seperti demensia dan alzheimer.
Demensia adalah istilah yang merujuk pada penurunan fungsional dalam berpikir dan bekerja sehari-hari.
Adapun alzheimer merupakan salah satu jenis demensia. Gejala awalnya adalah penurunan daya ingat alias menjadi pikun.
Pendek kata, tidur berdekatan dengan smartphone yang menghasilkan blue light bisa mengganggu kualitas istirahat.
Pada gilirannya, kekurangan istirahat bisa memicu gangguan otak seperti tersebut di atas.
Pencegahannya sederhana saja, yakni smartphone mesti dijauhkan dari tubuh saat sedang tidur.
Seberapa jauh? Para peneliti belum begitu yakin. Yang pasti, mereka mengajurkan agar tidak meletakkan ponsel di samping kepala.