Bridestory, E-commerce yang Bikin 'Baper' Soal Pernikahan
Dikurasi langsung oleh Bridestory, 100 vendor itu dibagi menjadi 19 kategori, meliputi di antaranya dekorasi, fotografi, undangan, busana, dan souveni
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pernikahan merupakan suatu momen yang diimpikan oleh setiap pasangan.
Namun, hal yang paling bikin pusing adalah persiapan pernikahan itu sendiri dengan segala tetek bengeknya.
Ya, bagi setiap pasangan calon mempelai, persiapan pernikahan proses yang cukup menantang.
Nah, tantangan ini berupaya dijawab oleh e-commerce Bridestory untuk memudahkan setiap pasangan mempersiapkan pernikahannya.
Sebagai ajang perkenalan, Bridestory yang diklaim sebagai salah satu direktori pernikahan online terbesar di Indonesia, menggelar Bridestory Fair di Sheraton Grand Jakarta, Gandaria City Hotel, Jakarta Selatan, pada 18 sampai 20 Maret 2016.
"Bridestory merupakan sebuah marketplace global yang berupaya untuk menghubungkan jutaan calon pasangan dengan vendor pernikahan dari seluruh dunia," terang co-founder dan CEO Bridestory, Kevin Mintaraga, saat saat ditemui TRIBUNNEWS.com di Sheraton Grand Jakarta, Jumat (18/3/2016).
Di acara tersebut, Bridestory menghadirkan 100 vendor pilihan terbaik dari Indonesia, Singapura, pun Filipina.
"Melalui Bridestory Fair ini, kami menghadirkan berbagai vendor pernikahan well-established maupun rising star, guna memberikan inspirasi bagi para calon pengantin serta menghadirkan inovasi dan warna baru pada industri pernikahan di Tanah Air," lanjut Kevin.
Dikurasi langsung oleh Bridestory, 100 vendor itu dibagi menjadi 19 kategori, meliputi di antaranya dekorasi, fotografi, undangan, busana, dan souvenir.
Vendor-vendor tersebut dipilih berdasarkan keunikan, kreativitas, dan kualitas dari jasa dan produk mereka.
Tanggapan pengunjung
Salah seorang pengunjung, Ayu, mengaku terbantu dengan adanya pameran dari Bridestory ini.
Menurut Ayu, pameran ini memang cocok bagi pasangan yang ingin mendapatkan kemudahan mempersiapkan pernikahannya.
Selain itu, Ayu juga berkelakar, di pameran seperti ini, orang yang belum mau menikah, jadi 'ngebet' ingin segera naik ke pelaminan.
"Iya, datang ke pameran seperti ini, bikin kita 'baper' (Baca: bawa perasaan) ingin segera menikah," tutur wanita dengan rambut sebahu ini.
Soal Bridestory
Sebagai e-commerce, Bridestory didirikan pada April 2015 dan telah menjadi sarana penghubung bagi calon pengantin dan vendornya.
Pihak Bridestory mengklaim lebih dari 500 ribu calon pengantin mengakses situs www.bridestory.com, setiap bulannya.
Tak hanya itu, Bridestory juga mengklaim sebagai pemilik dari salah satu jaringan wedding Instagram terbesar di dunia.
Menurut Kevin, Bridestory ini dirintis memang untuk memenuhi kebutuhan dan memudahkan bagi masyarakat yang hendak menikah.
"Karena itulah kami memberanikan diri memilih konsep 'wedding', ketika e-commerce lain mengambil jalur lebih umum dan mainstream," ujar Kevin.
Lalu, apa yang harus dilakukan jika vendor ingin bergabung dengan e-commerce Bridestory?
"Silakan tulis company profile-nya di situs kami, nanti untuk proses selanjutnya akan kami kurasi atau seleksi," ujar Kevin.
Selain mengajak vendor bergabung, Kevin mengatakan pihaknya juga 'berburu' vendor jika memang ada yang sesuai dengan visi misi dari Bridestory.