India Emoh Negaranya Jadi Pasar iPhone Bekas
Penolakan tersebut merupakan pukulan kedua bagi Apple yang ngotot memasarkan iPhone bekas demi menarik konsumen di India.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI – Kunjungan CEO Apple, Tim Cook, ke India baru-baru ini rupanya tak mempan untuk melunakkan pemerintah negara tersebut.
Pada Senin (30/5/2016) kemarin, Menteri Perdagangan dan Industri Nirmala Sitharaman, menolak permintaan Apple untuk mulai menjual iPhone bekas (rekondisi) di India.
“Kami tak berpihak kepada perusahaan apapun yang menjual ponsel bekas, tanpa peduli sertifikat apa yang dimiliki,” kata Sitharaman dari Cnet, Selasa (31/5/2016).
Penolakan tersebut merupakan pukulan kedua bagi Apple yang ngotot memasarkan iPhone bekas demi menarik konsumen di India.
Minggu lalu, permintaan Apple agar gadget buatannya dikecualikan dari persyaratan kandungan lokal 30 persen (untuk gadget yang dijual di toko) juga ditolak pemerintah.
Padahal, pengecualian ini diperlukan apabila Apple ingin lekas membuka toko di India untuk meningkatkan brand awareness di kalangan konsumen.
Apple sebenarnya telah berulangkali meminta izin untuk menjual iPhone bekas di India, tapi terus menerus ditolak oleh berbagai kementerian berbeda di dalam pemerintah.
Sebelumnya, pada awal bulan ini, penolakan disuarakan oleh kementerian komunikasi India.
Lalu sebelum itu, pada 2015, oleh kementerian lingkungan hidup yang khawatir iPhone bekas bakal menambah jumlah sampah elektronik.
Menjual iPhone bekas adalah strategi yang ingin ditempuh Apple agar bisa menjual smartphone tersebut dengan harga murah di India, dengan tujuan merengkuh pembeli sebanyak mungkin.
Pasalnya, harga iPhone baru di negeri itu relatif tinggi karena pajak dan bea masuk sehingga tak terjangkau oleh kebanyakan konsumen.
Sebagian besar smartphone (70 persen) yang terjual di negeri berpenduduk terbanyak kedua di dunia ini memiliki banderol di bawah 150 dollar AS, atau jauh di bawah kisaran iPhone baru yang bisa menembus angka 900 dollar AS.
Pemasaran iPhone bekas pun jadi alternatif strategi untuk memperluas pasar Apple di India, tanpa mengorbankan brand premium yang bisa ternoda kalau Apple menjual iPhone baru dengan harga murah.
Konsumen India sendiri sebenarnya meminati iPhone, asalkan harganya bisa lebih terjangkau.
Hal ini bisa dilihat dari sebuah model lawas seharga 300 dollar, iPhone 5S, yang penjualannya tercatat meningkat sebesar 56 persen secara year-over-year di negara tersebut, dalam laporan keuangan terbaru yang dirilis Apple bulan lalu.
India merupakan target yang penting bagi Apple. Pada 2017 nanti, negeri tersebut diproyeksikan menjadi pasar smartphone terbesar kedua setelah China.
Untuk sekarang pasaran smartphone India masih dikuasai oleh pabrikan lokal yang membuat smartphone Android murah, sementara Apple masih pusing memikirkan “jalan masuk” apa yang tersedia.