Mereka yang Untung dari 'Dibunuhnya' Samsung Galaxy Note 7
Pabrikan-pabrikan smartphone asal Asia bakal ikut diuntungkan dengan lenyapnya Galaxy Note 7 dari pasaran.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM - Kasus Galaxy Note 7 yang "disuntik mati" oleh Samsung, alias penjualan dan produksinya resmi dihentikan, diperkirakan bakal menyebabkan hilangnya potensi pendapatan 17 miliar dollar AS atau lebih dari Rp 221 triliun.
Di sisi lain, kekosongan yang ditinggalkan oleh perangkat flagship ini memberikan kesempatan bagi para rival Samsung untuk mendorong penjualan ponsel andalan masing-masing.
Apple, misalnya, diketahui baru saja merilis lini smartphone iPhone 7 ke pasaran.
Sementara itu, Google Pixel dijadwalkan mulai dijual pada akhir Oktober 2016.
Di samping keduanya, Neil Mawston, analis di firma riset pasar Strategy Analytics, mengatakan pabrikan-pabrikan smartphone asal Asia bakal ikut diuntungkan dengan lenyapnya Galaxy Note 7 dari pasaran.
“Oppo, Vivo, LG Electronics, dan Sony mungkin yang paling diuntungkan dalam hal ini,” ujar Mawston, sebagaimana dirangkum dari Reuters, Rabu (12/10/2016).
Oppo dan Vivo adalah dua merek smartphone yang dimiliki oleh raksasa elektronik asal China, BBK Electronic Corp. Dua merek lainnya merupakan rival lama Samsung.
Sebelum Galaxy Note 7 resmi disuntik mati, analis memperkirakan Galaxy Note 7 bakal mencatat angka pengiriman sebesar 15 hingga 19 juta unit sepanjang kuartal ketiga dan keempat 2016, serta kuartal pertama 2017.
Kini, Samsung terpaksa mengandalkan seri smartphone Galaxy S7 yang lebih lawas dengan banderol harga yang lebih murah.
Operator seluler AS telah meninggalkan Galaxy Note 7 dan mengalihkan kampanye pemasaran pada perangkat-perangkat seperti iPhone dan Google Pixel untuk mendongkrak penjualan pada musim liburan akhir tahun 2016.
“Anda akan melihat pemasaran kami berfokus pada perangkat-perangkat tersebut karena mereka mempunyai kepastian saat ini,” ujar seorang juru bicara operator seluler Verizon. (Oik Yusuf/kompas.com)