Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Router Digunakan Hacker Serang Penggunanya

Avast telah men-scan hampir 4,3 Juta router di seluruh dunia dan menemukan 48 persen memiliki fitur keamanan yang sangat rentan

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Router Digunakan Hacker Serang Penggunanya
twitter
Ondrej Vlcek 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di semua rumah yang terkoneksi internet ada router Wi-Fi yang bisanya bentuknya kecil, lampunya berkedip-kedip dan umumnya diletakkan di sudut ruang yang jarang tersentuh.

Akan tetapi, siapa sangka router ini jadi kesempatan bagi hacker untuk menyerang pengguna.

Router menjadi pusat koneksi dari semua perangkat yang terkoneksi internet di rumah, baik itu laptop, ponsel, kamera CCTV atau Smart TV, yang terkoneksi dengan internet atau jaringan lokal melalui router.

"Semua ancaman dirumah datang melalui router, yang pada dasarnya adalah gatekeeper untuk jaringan rumah," kata  Ondrej Vlcek, CTO Avast Software dalam keterangan pers, Selasa (24/1/2017).

Dikatakannya, jika router dilemahkan oleh kerentanan, penyerang dapat memasuki jaringan rumah dan menyerang perangkat terhubung lainnyayang berpotensi rentan seperti iPad, lemari es.

Dalam beberapa bulan terakhir, Avast telah men-scan hampir 4,3 Juta router di seluruh dunia dan menemukan 48 persen memiliki fitur keamanan yang sangat rentan.

"Situasi keamanan pada router saat ini mengingatkan saya pada keamanan di PC era 1990an berbagai kelemahan atau kerentanan baru ditemukan setiap hari,' katanya.

Berita Rekomendasi

Mengapa router di rumah merupakan perangkat yang sangat lemah?
"Sebab sebagian besar penyedia layanan Internet (ISP), manufaktur router, ataupun komunitas keamanan telah mengabaikan untuk mengetahui, meneliti serta mengawasi perangkat router yang dijual di pasaran,' katanya.

Manufaktur router ditekan oleh outlet ritel dan Internet Service Provider untuk menjual perangkat routernya dengan harga yang sangat murah.

Perangkat router diseluruh dunia di banderol mulai dari Rp 300 ribuan.

Oleh sebab itu, banyak manufaktur akhirnya membeli System on a Chip (SOC), software pada router, yang sudah jadi dan tidak di eksplorasi lebih lanjut.

"Merekapun tidak banyak berinvestasi pada manajemen life cycle software tersebut, artinya tidak ter-update, sehingga ribuan bahkan jutaan perangkat router yang dipakai memiliki software yang lemah dan sering menjadi rentan terhadap serangan," katanya.

Para penyedia layanan internet (ISP) sebenarnya sudah membekali pelanggan mereka dengan router khusus yang spesifikasinya sudah diatur, sehingga apabila ada masalah akan lebih mudah untuk diatasi.

Namun, dalam kasus melakukan update pada firmware router, baik ISP maupun vendor router bisa gagal memenuhi kebutuhan konsumen tersebut.

Ini karena keduanya  tidak dapat meng-update firmware dengan mudah ketika sebuah security patch dirilis.

Untuk melakukan update router firmware, konsumen butuh log in ke administrasi interface pada router namun tidak semua konsumen paham akan hal ini.

Kurang tiga  dari lima orang Indonesia tidak menyadari bahwa router mereka memliki administrasi interface dimana mereka dapat log in untuk melihat dan merubah setting routernya.

"Hal ini memperjelas mengapa lebih dari separuh dari home router, yang diteliti oleh Avast, masih menggunakan username password bawaan seperti admin/admin atau admin/password," katanya.

Satu hal lagi yang ditemukan, hanya satu dari 10 orang Indonesia pernah melakukan update dari router firmware-nya dan login kedalam administrasi router setiap minggu atau bulannya.

Banyak konsumen yang mungkin tidak menyadari bahwa router mereka perlu di update. Jika Smart TV mereka selalu diperbarui, mengapa mereka tidak memperbarui router mereka sendiri.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas