Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Tulisan Siswa SD Ini Awalnya Bikin Netizen Sedih, Tapi Akhirnya Malah Ngakak

Iapun menceritakan bahwa ia harus memakan buah jambu setiap pulang sekolah karena takut ibu di rumah tidak memasak nasi.

Penulis: Wahid Nurdin
zoom-in Tulisan Siswa SD Ini Awalnya Bikin Netizen Sedih, Tapi Akhirnya Malah Ngakak
Twitter

TRIBUNNEWS.COM - Tugas mengarang bebas yang biasa diberikan guru kepada siswa sekolah dasar terkadang memunculkan cerita-cerita menarik.

Terkadang siswa SD justru memiliki imajinasi yang tak terpikirkan orang dewasa, sehingga cerita mereka menarik.

Ada yang lucu, sedih, gembira hingga mengejutkan karena kepolosan mereka.

Seperti tulisan siswa SD yang satu ini.

Tak disebutkan identitas siswa maupun nama sekolah, namun karya siswa ini menarik perhatian netizen begitu diunggah di media sosial.

Dalam tulisannya, si anak menuliskan latar belakang keluarganya yang berasal dari keluarga miskin.

Iapun menceritakan bahwa ia harus memakan buah jambu setiap pulang sekolah karena takut ibu di rumah tidak memasak nasi.

Berita Rekomendasi

Netizen yang membaca cerita itupun mengaku merasa sedih ketika membaca cerita anak tersebut.

Namun ketika membaca dua kalimat terakhir, kejutan pun terjadi.

Si anak menceritakan hal yang tak terduga, antara ibu dan ayahnya.

Netizen yang membaca keseluruhan cerita itupun dibuat tertawa.

@areev_ji masih polos blm ada coraknya, jdi hrap maklum

@RNovan Ta**kkk awalnya gue sedih, eh ternyata! :))))

‏@herawati26 aduuh... Parah nih.

@pangaisbungsu57 haha,, ngaco

@ben_satria @Baroindra anjayyyy

Sering Dibully, Siswi SMP Mengarang Cerita Teman-temannya Tonton Film Porno di Kelas

Pengakuan seorang siswi Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 6 Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) tentang aksi kawan-kawannya yang menonton film porno di dalam kelas VII D mendadak berubah, Jumat (10/10/2014) siang.

Sehari sebelumnya, di hadapan Parida, Wakil Kepala Sekolah dan awak media, sang siswi dengan polos menceritakan semua aksi yang dilakukan kawan-kawannya mulai dari menonton film porno sampai akhirnya berciuman.

Namun, pada Jumat siang, ketika dia dipertemukan lagi dengan kawan-kawannya oleh Parida dan Syahrial, anggota Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kepri, sang siswi malah menuturkan pengakuan yang berbeda terkait segala sesuatu yang terjadi di kelas VII D itu.

"Saya sudah bertemu dengan sang anak. Dia akhirnya mengatakan bahwa aksi kawan-kawannya menonton film porno di dalam kelas itu tidak ada."

"Memang ada adegen cium-ciuman. Tapi ciuman itu bukan dinikmati melainkan sepintas lalu sambil cubit-cubit di pipi saja. Anak-anak yang terlibat ciuman seperti ini ada beberapa orang," ungkap Syahrial kepada awak media di emperan SMPN 6 Tanjungpinang.

Syahrial menambahkan, alasan sang siswi menceritakan semua aksi yang terjadi di dalam kelasnya karena dia tertekan akan perlakuan kawan-kawannya.

Dia selalu diolok-olok oleh kawan-kawannya terutama terkait latar belakang keluarga dan pekerjaan orang tuanya.

Sebagai aksi balasan, sang siswi kemudian mengarang cerita tentang apa yang dilakukan oleh kawan-kawannya itu.

"Memang selama ini anak itu sering dibully dan diolok-olok kawan-kawannya karena dia juga pernah olok mereka. Tapi mungkin kawan-kawannya terlalu berlebihan memperlakukannya. Makanya dia tertekan dan sering tak datang ke sekolah. Dia makin tertekan apalagi ketika di rumah dia tidak didukung oleh orang tuanya. Dia selalu dipukul karena tak datang ke sekolah," ungkap Syahrial lagi.

Sehari sebelumnya, sang siswi dengan polos dan tanpa beban menuturkan bahwa kawan-kawan sekelasnya sering menonton film porno dari handphone di saat guru tidak masuk mengajar.

Mereka mengerumuni handphone salah seorang pelajar dan berganti-gantian menyaksikan film yang tak senonoh itu.

Dia pun mengakui bahwa setelah menonton film porno, ada beberapa kawannya terlibat berciuman di dalam kelas.

Ada yang benar-benar dengan sadar saling berciuman. Namun, ada juga aksi beberapa siswa yang diam-siam mencium para siswi dari belakang tanpa diketahui oleh siswi-siswi tersebut.

"Saya pun heran. Kemarin di hadapan saya dan wartawan dia cerita semuanya. Hari ini dia cerita kami lain lagi. Ketika ditanya mengapa dia sampai mengatakan hal-hal seperti itu, dia malah menjawab, karena kawan-kawannya selalu mengolok-olok dia. Makanya saya bilang dia tadi, tak bisa begitu. Ini adalah pencemaran nama baik kawan-kawannya," timpal Parida lagi.

Keadaan batin sang siswi tersebut pada Jumat siang tampak tidak menentu. Saat bercerita di hadapan Wakil Kepala Sekolah dan awak media, dia begitu tenang.

Namun, ketika hendak dipertemukan dengan kawan-kawan oleh Parida dan Syahrial, gadis itu terlihat begitu ketakutan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas