Tak Tahan Ditekan-tekan, Petinggi Uber Technologies Mundur dari Posisi Tim Penasehat Trump
Kalanick sebelumnya berencana menghadiri pertemuan kelompok penasihat bisnis tersebut, hari Jumat ini.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, SAN FRANCISCO - Pimpinan perusahaan Uber Technologies Inc, Travis Kalanick, mengundurkan diri dari kelompok penasihat bisnis Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
CEO perusahaan taksi tersebut belakangan ini mendapatkan tekanan berat dari para pegiat, termasuk sopir-opir Uber sendiri, yang menentang kebijakan imigrasi pemerintahan Trump.
Banyak di antara supir Uber merupakan warga imigran. "Bergabung dengan kelompok tersebut (tim penasihat Trump) tidak berarti (saya) mendukung presiden (Trump) ataupun agendanya tapi, sayangnya, (banyak) orang mengira seperti itu (Kalanick mendukung Trump dan agendanya, red)," kata Kalanick mengutip Reuters dari surel perusahaan, Kamis (2/2/2017)
Kalanick sebelumnya berencana menghadiri pertemuan kelompok penasihat bisnis tersebut, hari Jumat ini.
Ia mengatakan dirinya telah berbicara singkat dengan Trump soal perintah keimigrasian "dan masalah-masalah yang ditimbulkan terhadap masyarakat kita". Ia mengatakan kepada Trump bahwa dirinya tidak akan bergabung dengan dewan ekonomi.
Kalanick semakin mengalami tekanan untuk meninggalkan dewan tersebut setelah Trump mengeluarkan perintah eksekutif, yang untuk sementara melarang warga dari tujuh negara berpenduduk mayoritas Muslim masuk ke Amerika Serikat.
"Perintah eksekutif itu menyakitkan banyak anggota masyarakat di seluruh Amerika," tulisnya dalam pesan kepada para karyawan.
"Keluarga-keluarga terpisah, orang-orang tertahan di luar negeri dan ada ketakutan yang semakin dalam bahwa AS tidak lagi menjadi tempat yang ramah bagi para imigran."
Pengunduran diri Kalanick itu kemungkinan akan memberikan tekanan serupa kepada para pemimpin perusahaan lainnya, yang dijadwalkan hadir dalam pertemuan dengan Trump pada Jumat.
General Motors Co mengatakan pemimpinnya akan datang sementara Walt Disney Co pada Kamis telah mengatakan bahwa pemimpin mereka tidak akan datang karena akan menghadiri pertemuan dewan direktur, yang sebelumnya sudah lama direncanakan.
Gedung Putih belum memberikan komentar soal perkembangan terakhir itu.
Sumber : Antara