Virus Ransomware, Ini Cara Pencegahan Hadapi Program Jahat yang Suka Memeras Tersebut
Langkah termudah saat ini yang bisa dilakukan, kata Rudiantara, adalah mematikan jaringan internet yang terhubung dengan komputer.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Virus ransomware sedang merajalela. Di Indonesia, setidaknya Rumah Sakit Harapan Kita dan Rumah Sakit Dharmais telah menjadi korbannya.
Kita memang harus berhati-hati dengan program jahat yang suka memeras ini. Meski demikian bukan berarti tidak ada cara mencegahnya.
Sekadar informasi, Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (Id-SIRTII) menyebut jumlah komputer milik rumah sakit di dalam negeri yang terserang ransomware WannaCry mencapai ratusan unit.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara mengatakan bahwa Kementerian Kominfo dan Kementerian Kesehatan serta Id-SIRTII sedang berupaya menangani serangan malware tersebut, agar dampaknya tak lebih parah.
"Serangan malware ini mengakibatkan tidak bisa dibukanya data di komputer. Jadi data tak bisa diakses," kata Rudiantara melalui sambungan telepon kepada Kompas.com, Sabtu (13/5), dilansir dari Kontan.co.id.
Pemerintah akan segera memberikan imbauan kepada organisasi, kementerian/lembaga atau korporasi untuk melakukan upaya pencegahan secepatnya.
Langkah termudah saat ini yang bisa dilakukan, kata Rudiantara, adalah mematikan jaringan internet yang terhubung dengan komputer.
“Untuk organisasi, kementerian atau lembaga, korporasi kan belum masuk kantor. Karena baru masuk kantor Senin. Nah pastikan komputer, server-nya untuk tidak terhubung dengan jaringan internet dulu,” terang Rudiantara.
Setelah itu, komputer bisa dihidupkan kembali dan segera lakukan backup data penting yang ada di masing-masing komputer atau server.
“Sementara dulu, kabel jaringan cabut, WiFi matikan sementara, sampai nanti data yang penting di-copy dahulu. Paling mudah itu dulu," kata dia.
Langkah-langkah pencegahan juga bisa kita temukan di situs resmi Kominfo: Kominfo.go.id.
Sementara itu, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Semuel A. Pangerapan mengatakan serangan siber ini bersifat tersebar dan masif serta menyerang critical resource. Serangan ini pun bisa dikategorikan teroris siber.
Oleh karena itu penting untuk melakukan serangkaian tindakan pencegahan dan juga penanganan apabila terjadi insiden. Sebagaimana instruksi yang telah ditampilkan di lama kominfo.go.id.
Jika kesulitan, kita juga bisa konsultasi secara online dengan mengakses nomoreransom.org. Jika diperlukan informasi dan saran teknis, juga bisa mengirimkan e-mail ke incident@idsirtii.or.id.
Moh Habib Asyhad/Intisari-online.com