Serangan Ransomware Membuat Komputer dan Server Terkunci, Data Tak Bisa Dibaca
Ransomware mengunci komputer korban atau mengenkripsi semua file yang ada sehingga tidak bisa diakses kembali.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Serangan siber berskala besar menelan 200 ribu korban 150 negara. Di Indonesia, Rumah Sakit (RS) Kanker Dharmais di DKI Jakarta turut menjadi sasaran dari ransomware jenis Wannacry. Serangan ini mengakibatkan pelayanan kepada pasien di rumah sakit ini terganggu.
“Saat ini, kita sedang menghadapi kasus global, yaitu adanya malware dan software yang disebut Wannacry. Di internasional, bukan hanya di Indonesia. Indonesia terkena, Dharmais iya, tetapi Indonesia bukan yang terkena paling besar saat ini,” tutur Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, Minggu (14/5/2017).
Ransomware adalah jenis malicious software atau malware yang menyerang komputer korban dengan cara mengunci komputer korban atau mengenkripsi semua file yang ada sehingga tidak bisa diakses kembali.
WannaCry merupakan virus jenis baru dari Ransomware mengincar PC berbasis windows yang memiliki kelemahan terkait fungsi Server Message Block (SMB).
“Mengakibatkan komputer atau server tidak bisa dibuka dan tidak bisa dibaca datanya. Akibatnya proses pelayanan di rumah sakit tersebut harus dilakukan secara manual menggunakan kertas. Jadi paper works, tidak lagi secara online” kata dia.
Menurut dia, malware itu berpotensi menyerang di semua sektor tidak hanya rumah sakit. Dia mencontohkan bagaimana perusahaan-perusahaan besar di luar negeri, salah satunya Nissan di Inggris, terkena serangan siber.
Untuk mencegah hal itu terjadi di Indonesia, dia mengaku sudah berkomunikasi dengan menteri di kabinet kerja.
Kementerian Komunikasi dan Informatika sudah menyebarluaskan informasi mengenai cara mengantisipasi serangan Malware Ransomware Wannacry.
Pertama, sebelum menghidupkan komputer atau server terlebih dahulu matikan hotspot/wifi dan mencabut koneksi kabel LAN/internet.
Setelahnya, segera memindahkan data ke sistem operasi non windows dan/atau lakukan back up/copy semua data ke media storage terpisah.
Selain itu, disebar juga nomor telepon yang dapat memberikan bantuan apabila terkena serangan. Nomor telepon kepada ID-SIRTII/CC melalui telepon 02131925551/02131935556.
“Apabila dibutuhkan informasi lebih lanjut tanyakan ke nomor telepon yang bisa dihubungi baik jam kerja maupun di luar jam kerja,” infonya.