Pendiri Uber Ini Harus Rela Serahkan Kursi CEO
Uber sejak 2009 lalu sudah mendapat suntikan US$ 11 miliar dari investor.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Travis Kalanick, salah satu pendiri Uber yang membesarkan perusahaan ini menjadi bisnis transportasi raksasa sejak 2009, setuju untuk mundur dari kursi Chief Executive Officer (CEO). Keputusan ini telah dirundingkan dengan para investor setelah didesak mundur oleh lima investor terbesar Uber.
Dua orang sumber yang mengetahui kondisi ini mengatakan, Kalanick setuju mundur setelah melewati drama berjam-jam dengan para investor.
Selasa pagi, lima investor besar Uber meminta Kalanick mundur segera.
Kelimanya adalah Benchmark, First Round Capital, Lowercase Capital, Menlo Ventures and Fidelity Investments, yang semuanya memegang lebih dari 25% saham Uber, dengan hak suara sekitar 40%. Surat tersebut dikirim melalui surat ketika Kalanick berada di Chicago.
Dalam surat berjudul "Moving Uber Forward" yang didapatkan New York Times, para investor tersebut meminta Kalanick segera mundur karena Ubermemerlukan perubahan kepemimpinan.
Setelah berjam-jam berdiskusi dengan invesotor, Kalanick setuju mundur dari kursi CEO. Tapi, dia akan tetap duduk di jajaran direktur.
Setelah memasuki masa buruk dan tekanan mulai dari regulasi hingga kinerja, Kalanick pekan lalu mengatakan akan mengambil cuti panjang.
Namun, bagi sejumlah investor yang sudah memompa duit jutaan dollar ke perusahaan yang bervaluasi US$ 70 miliar, cuti panjang Kalanick tidaklah cukup.
Uber sejak 2009 lalu sudah mendapat suntikan US$ 11 miliar dari investor.
Selain kelima investor sebelumnya, Uber juga memiliki investor raksasa lainnya seperti BlackRock, TPG Capital, dan perusahaan investasi Public Investment Fund Arab Saudi.
Sumber: CNBC